Disebuah kantor, tampak kesibukan mewarnai seluruh kantor. Suara ketikan cepat, kopi yang diseruput, suara mesin printer dan suara-suara lain yang memenuhi setiap ruangan. Sementara diruangan Presdir, Melody tampak menulis sesuatu dikertas.
Hari ini dia akan mengadakan meeting. Sambil menunggu, dia mengecek berkas yang harus dipelajarinya. Setumpuk berkas dibacanya dengan teliti. Dia mengenakan kacamatanya yang biasa dipakainya saat membaca.
Sementara ditempat lain, Stella sedang bersiap-siap. Dimasukkannya laporan yang akan dibawanya untuknya. Anak buahnya sudah banyak membawa informasi yang sangat berguna untuknya dan mereka semua. Dia langsung mengambil smartphonenya dan mengutak atiknya sejenak.
Stella ingin menghubungi Panda untuk ikut dengannya menemui seseorang. Sebelum menyentuh ikon panggilan, Stella menatap jam yang ada dirumahnya. Jam segini pasti Panda sudah selesai kerja. Simpul Stella. Panda memiliki sebuah toko es krim yang sukses. Karena itu mereka jarang bertemu karena kesibukan yang memadat.
Wanita cantik itu langsung menghubungi Panda. Tanpa waktu lama, sambungan telepon tersambung. Stella langsung menegakkan kepalanya setelah menutup resleting tasnya.
"Halo Panda." Sapa Stella.
"...."
"Kamu udah selesai kerja?" Tanya Stella.
"...."
"Mau ikut aku gak ketemu dia?"
"...."
"Kamu dimana sekarang?"
"...."
"Ya udah tunggu disana. Aku akan jemput kamu."
Sambungan terputus. Stella segera mengambil kunci mobilnya lalu berangkat. Dia tak ingin terlambat. Jarak toko es krim milik Panda dan kantor yang akan didatanginya tidak terlalu jauh. Tapi karena sering macet, dia jadi harus berangkat lebih awal. Mobilnya melaju dengan mulus dijalan raya.
Akhirnya Stella sampai didepan toko es krim milik Panda. Dia langsung memasuki toko dan dia langsung disambut karyawan perempuan disana.
"Selamat datang." Sapa pelayan.
"Selamat pagi. Sonya ada?" Tanya Stella.
"Ada diruangannya. Mau saya panggilkan?"
"Iya tolong ya."
Pelayan itu mengangguk dan pergi. Stella menatap seisi toko milik Panda. Dinding yang dicat dengan warna hijau muda, meja-meja yang terbuat dari kayu mahoni, kursi-kursi yang elegan dan suasana restoran yang nyaman. Tak lama kemudian, Panda keluar menghampiri Stella.
"Maaf lama ya Ci." Sapa Panda.
"Udah semua kan?" Tanya Stella.
"Udah semua kok. Ya udah ayo berangkat."
Mereka langsung berangkat. Panda duduk disebelah Stella yang menyetir. Panda membuka tasnya memastikan laporannya sudah lengkap atau belum. Stella masih focus menyetir. Sesekali dia memperhatikan tangan kanannya semasa kuliah dulu.
"Akhirnya kita bisa ketemu dia ya Ci." Gumam Panda yang masih bisa didengar Stella.
"Kamu gak sabar ya." Kata Stella geli.
"Iya Ci. Jadi gimana dia sekarang?" Tanya Panda.
"Dia udah sukses kok. Sebentar lagi kita kan ke kantornya." Sahut Stella.
Panda mengangguk paham. Dia memandang keluar jendela. Pikirannya melayang saat dia masih kuliah dulu. Perkelahian seakan merupakan hal biasa untuk mereka. Wajah lebam dan penuh luka juga sudah seperti menjadi kewajiban mereka. Jalanan macet dan Stella mengerem mobilnya dengan mulus. Kesunyian kembali mendera mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perlindungan, Peperangan, Cinta (END)
ActionSetelah mereka yang sangat aku sayangi pergi, aku akan berusaha melindungi mereka. Walaupun aku harus melanggar janji yang aku ucapkan -Frieska-