Diruangan presdir tampak kesibukan kecil yang terlihat. Melody yang duduk dikursinya tampak sedang mengetik dokumen dan laporan yang akan dibereskannya. Dirumah Nabilah masih demam tinggi dan Shania menginap dirumahnya. Frieska kebetulan sedang libur kuliah dan Beby masih belum mendaftar kuliah. Jadi ada yang merawat Nabilah dirumahnya.
Melody terus mengetik sambil membenarkan letak kacamatanya yang selalu dia pakai saat bekerja didepan computer. Akhirnya dia selesai mengetik dan menyandarkan tubuhnya yang lelah ke kursi besarnya. Dia menyimpan berkasnya dengan rapi lalu meminum minumannya.
Sudah hampir 2 hari Nabilah demam. Setelah mengurus satu urusannya dia ingin cepat pulang lalu membawanya ke rumah sakit. Sejak pulang dari Solo, Shania belum pulang ke rumahnya karena orang tuanya sedang pergi keluar kota. Melody tidak keberatan Shania menginap dan dia malah senang karena rumah jadi ramai.
Dia melihat fotonya dan Adik-adiknya. Beby ada disana karena memang foto itu belum lama diambil. Disana Melody tampak cantik memakai pakaian formal sambil memangku Nabilah yang memakai baju bergambar kelinci dan memeluk boneka kelinci besarnya. Sementara Frieska memakai setelan berwarna coklat tua yang tampak pas dikenakannya. Disebelah Frieska, Beby tampak memakai kemeja dan baju biru favoritnya.
Foto itu diambil saat Melody baru pulang dari luar kota. Frieska yang mengusulkan foto keluarga dan disetujui olehnya. Beby diajak foto oleh Melody karena dia sekarang bagian dari keluarga Laksani. Tapi Beby menolak menggunakan nama Laksani karena ingin mempertahankan nama aslinya. Melody tidak memaksa dan akhirnya setuju.
Melody mengelus bingkai foto itu sambil tersenyum. Dalam hati dia merasa senang karena memiliki Adik yang baik dan pintar. Tapi disisi lain dia juga sangat sedih harus kehilangan orang tuanya. Frieska yang sudah mengetahui kalau Rica sudah meninggal hanya menangis dipelukan Melody. Tapi menurut Panda dan Stella, jasad Rica sampai sekarang belum ditemukan. Besar kemungkinan jasadnya dibawa pergi atau disimpan oleh mereka.
Dia menghela nafasnya kasar dan mengeluarkan dokumen yang diberikan Biondy bulan lalu. Panda sudah memeriksa filenya dan menyatakan kalau bisnis yang dimiliki Biondy sangat illegal karena memiliki keuntungan yang tidak masuk akal. Dia mengepalai perdagangan senjata api, obat terlarang dan barang-barang berbahaya.
Sejak Biondy menjelaskan kalau keuntungannya mencapai miliaran setiap minggunya, Melody langsung mengerutkan kening. Untuk perusahaan berbasis teknologi, memang keuntungan itu sangatlah tak wajar. Setelah mendapat informasi yang menguatkan, akhirnya Melody memutuskan untuk menolak. Dan disinilah dia sekarang. Menunggu Biondy datang ke kantornya. Telepon kantornya berdering dan Melody langsung mengangkatnya.
"Bu Melody, tamu anda sudah datang." Kata pegawainya.
"Suruh datang ke kantor saya." Suruh Melody tegas.
"Baik Bu." Sambungan terputus.
Melody meletakkan gagang teleponnya dan menegakkan tubuhnya dikursi. Tak lama kemudian, ketukan pintu terdengar dan Melody menyuruh masuk. Pintu terbuka dan terlihatlah Biondy memakai setelan coklat mudanya yang perlente. Melody hanya menatapnya datar.
Biondy langsung duduk dikursi begitu Melody memberi isyarat untuk duduk. Melody segera memberikan proposal bisnis yang diberikannya bulan lalu. Dia mengerutkan kening lalu mengambil proposalnya dengan wajah bingung.
"Jadi bagaimana keputusan Anda?" Tanya Biondy formal.
"Maaf saya menolak kerja sama itu." Sahut Melody tuntas.
"Loh kenapa? Bukankah ini prospek yang bagus untuk meningkatkan kantor Anda ini." Tukas Biondy tidak percaya.
"Saya bukan hanya mengharapkan kesuksesan. Tapi saya juga mengharapkan kejujuran."

KAMU SEDANG MEMBACA
Perlindungan, Peperangan, Cinta (END)
ActionSetelah mereka yang sangat aku sayangi pergi, aku akan berusaha melindungi mereka. Walaupun aku harus melanggar janji yang aku ucapkan -Frieska-