Meet Him

2K 63 0
                                        

REVISI!

"Aaaaaaa"

aku berusaha berontak, karena secara tiba-tiba saja rendra langsung memelukku. Teman-teman sekelas ber ciee ria melihat tontonan gratis di depan mereka. Oh aku merasa pipiku mulai memanas sekarang.

"Hei, someone blushing eh? Hahaha" tawa rendra mulai pecah melihat pipiku yang memerah diikuti dengan suara tawa teman-teman. Oh ini membuat ku kesal, aku berjanji akan mendiami rendra setelah ini.

Pletakk!

"Aww! Kenapa kau menjitakku? Hei lea? Kau mau kemana?"
"Ley? Kenapa kau diam saja? Kau marah?"

'Jelas aku kesal padamu bodoh!' umpatku dalam hati. Selama perjalanan menuju bandara hingga take off rendra selalu berusaha merayuku agar aku mau memaafkannya, tapi aku tidak mau memaafkannya semudah itu. Aku masih akan terus mendiaminya.

"Sial" aku mengumpat pada diriku sendiri karena di pesawat aku duduk bersebelahan dengan rendra. "Hey, language girl" rendra memperingatiku karena baru saja aku mengumpat. Eh tunggu! Apa dia mendengar aku mengumpat? Oh yang benar saja! Aku maluu, tapi bodo amat, aku sedang kesal dengannya. "Ayolah, aku minta maaf atas perbuatanku tadi padamu ley. Aku hanya... merindukanmu. Dua hari ini kita tidak bertemu bukan" aku menoleh mendengar ucapannya disebelahku. "Untuk apa kau merindukanku? Bukankah aku ini bukan siapa-siapa?" ok aku menyesal mengatakan itu karena terkesan aku sangat mengharapkan menjadi siapa-siapa untuknya

"Mungkin sekarang kau bukan siapasiapaku, tapi kita lihat saja nanti. So forgive me please?" berusaha sekuat tenaga aku menahan tawaku melihat mukanya yang baby face saat memohon maaf kepada ku.

Tawaku akhirnya pecah karena tingkah lakunya yang seperti anak kecil. Sampai akhirnya aku sadar bahwa seluruh orang didekatku melihat kearahku karena tawaku yang cukup keras. "Maaf, maaf, maaf" aku meminta maaf kepada mereka sambil sedikit membungkukkan badanku dan memberikan senyum terbaikku. Tapi sebentar aku mendengar suara kekehan disebelahku. Ya rendra menertawaiku.

"Kenapa kau tertawa?"
"kau tau, kau sangat lucu"
"Oke teruslah kau tertawa dan aku tidak jadi memaafkanmu"
Seketika dia menghentikan tawanya "kau memaafkanku? Aku sudah berhenti tertawa kan? Terimakasih honey"
Rendra berhamburan memelukku dan honey? Apa aku salah dengar? Aku pasti sedang mengalami masalah pada pendengaranku ini.

Kami tertidur selama penerbangan dengan kepalaku yang menyender di bahu rendra. Sangat nyaman.

***

Pukul 17.45 WIB kami tiba di bandara soekarno hatta. Senyum mengembang di wajahku saat mengingat bahwa aku akan segera bertemu dengan niall. Oh betapa aku merindukan sahabat konyolku itu. Pukul 18.55 kami tiba di WM hotel dan selama perjalanan itu pula aku selalu berada di dekat rendra. Di pintu depan hotel aku disambut oleh om Herman, manager di hotel ini. Beliau menyerahkan sebuah tiket kepadaku yang katanya dititipkan oleh niall, sedangkan niall dan yang lainnya sudah berangkat ke lokasi konser sejak sore tadi.

Saat yang lain sedang akan makan malam sebelum memasuki kamar hotel, aku terlebih dulu meminta kunci kamarku. Tanpa ada hambatan kini aku sudah lebih dulu tiba di kamar, dan masalah icha dan ara aku sudah menyuruh mereka untuk mengambil kunci yang baru agar bisa masuk ke kamar nantinya. Hanya 15 menit yang aku butuhkan untuk mandi dan bersiap-siap menuju ke tempat konser. Rekor tercepatku. Ngomong-ngomong konser aku masih merahasiakan ini dari teman-teman yang lain, yang ada kalau aku bilang-bilang mereka histeris minta ikut kecuali clara dan icha mereka sudah tahu dan menolak untuk ikut entahlah apa alasannya. Mereka menyia-nyiakan kesempatan yang sangat langka. Setelah siap dengan Tshirt crop putih bertuliskan JAW dan jeans pensil warna hitam panjang dan sneakers, lalu mengambil tas selempang dan memasukkan dompet, iPhone, tiket konser serta kunci kamar aku langsung bergegas ke lantai 1 untuk berpamitan dengan guruku.

Sampai di tempat makan, langsung saja berpamitan dengan guruku dan jelas mereka memberikan ijin karena opa sudah memberitahukan alasanku pergi. Saat aku hendak berjalan pergi banyak tatapan mata teman-teman yang memerhatikan diriku. Tapi aku hiraukan saja karena aku sudah tidak sabar betemu dengan niall.

Di depan hotel aku sudah ditunggu oleh taxi yang akan menghantarkanku ke GBK. Niall please wait for me, dude

***

Tiba di gbk aku sudah di sambut oleh max. Sepertinya dia sudah menungguku terlalu lama.

"Hai max"
"Oh hai lea, aku sudah menunggu mu sejak tadi. Ayo cepat, niall dan yang lain sudah menunggumu di backstage sejak tadi" Aku hanya mengangguk dan mengikutinya ke backstage. Sampai di backstage yang pertama aku lihat adalah lux yang sedang bermain dengan mainannya. Beberapa saat dia menyadari kedatanganku, "Aunty Lea!!!" wow suaranya sangat cempreng dan sepertinya dia sudah tumbuh lebih besar semenjak terakhir aku melihatnya. Sungguh menggemaskan.

Aku berlutut untuk membalas pelukannya. "Hai sweety, how are ya?". "Aku sangat baik aunty, tapi sepertinya yang lain sangat merindukanmu. Ayo kita keruangan mereka" lux menarik-narik kerah bajuku tanda ingin segera mengajakku ke ruangan the boys

"Baiklah, tunjukkan ruangan mereka sweety. Kita akan segera kesana" aku mengikuti arah yang ditunjukan lux yang berada di dalam gendonganku.
Di depanku kini terdapat sebuah pintu bertuliskan one direction. Segera aku membuka pintu itu. Saat aku baru masuk bersama lux, tiba-tiba sebuah botol air mineral kosong terbang dan menghantam tepat di jidat lux. Lux langsung menangis dan membuat semua orang di ruangan itu melihat ke arah ku. Ralat, melihat kearah lux.

Ternyata orang yang melempar botol itu adalah harry, kenapa aku tau? Karena harry langsung meminta maaf kepada lux dan mengambil alih lux dari gendonganku. Sepertinya mereka belum menyadari kedatanganku, kecuali niall.

Niall POV

Wanita itu, Julia. Dia tidak berubah sama sekali semenjak terakhir bertemu. Tetap cantik dan manis. Aku menyukainya. Tapi sepertinya dia hanya menganggapku sekedar sebagai sahabatnya. Memori berskype dengannya beberapa hari lalu muncul tiba-tiba di kepalaku dan ini membuat hatiku nyeri dimana dia bercerita kalau dia sedang dekat dengan ray? Reyson? Gay? Entah lah aku tidak peduli namanya.

BUG!!!

Degdeg . . degdeg . .

_________________________________

Ini dia part 4 dari "FoM?"
Sedikit lebih pendek dari part-part sebelumnya. Tapi, semoga kalian suka deh yaa. Thankyou yang udah baca.

All the love:*, -J

-958 words

2. FRIEND or MORE ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang