Fourty-Three

495 18 0
                                    

“Selamat pagi Melanie”

“Oh, Selamat Pagi Julia. Bagaimana kabar mu hari ini?”

“aku merasa lebih baik. Kemana Winnie dan Ollie?”

“Mereka tadi sedang pergi ke hutan untuk mencari ramuan obat-obatan. Untuk apa kau berdiri disana, kemarilah duduk disebelahku”

Julia berjalan perlahan menuju ke tempat dimana Melanie meracik ramuan obat-obatan.

“Sejak kapan kau mengerti tentang ramuan obat tradisional seperti ini, Melanie?” tanya Julia

“Aku diajarkan oleh nenekku dulu sejak aku kecil. Dia adalah peramu obat yang hebat”

“oh, pantas saja kau bisa menyembuhkan seluruh lukaku. Oh ya, apakah jalan menuju ke kota masih tidak bisa dilewati?” tanya Julia penasaran

Flashback*

Sudah satu bulan lamanya Julia berada di tengah hutan bersama dengan Melanie dan kedua anaknya Winnie dan Ollie. Julia merasa kondisinya sudah membaik dan ingin segera kembali ke rumahnya. Dia sudah sangat merindukan kedua orangtuanya. Sangat sangat rindu. Dia mengutarakan maksudnya untuk pulang kerumah kepada Melannie dan kedua anaknya yang langsung di iyakan oleh Melannie.

Keesokan harinya, Julia diantar oleh Ollie dan Winnie untuk berjalan kearah yang menghantarkannya keluar dari hutan. Setelah sekian lama berjalan, tiba-tiba saja mereka berhenti dan melihat bahwa satu-satunya jalan untuk keluar dari hutan ini sudah tertutup dengan tanah longsor.

“apa...yang..sudah terjadi disini, Ollie?” tanya Winnie

“entahlah Winnie, aku juga tidak tau” mereka berdua mengamati banyaknya lumpur yang menutupi jalan setapak untuk menaiki jurang.
“lalu, aku tidak bisa kembali?” tanya Julia memecahkan keheningan

“maafkan kami Julia, hanya jalan ini yang kami tahu bisa membawamu keluar dari hutan. Jurang ini sangat dalam, akan sangat beresiko jika kau memaksa naik. Mungkin saja tanah ini tidak stabil.” Kata Ollie

“bersabarlah Julia, kami akan berusaha membantumu” tambah Winnie.

“terimakasih banyak” kata Julia. Meskipun dia terlihat tersenyum kepada Winnie dan Ollie, namun yang sebenarnya hatinya menangis karena satu-satunya kesempatan yang ada untuk dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya sudah hilang.

Setelah itu mereka bertiga berjalan beriringan kembali ke gubuk mereka. Hanya Winnie dan Ollie yang terdengar saling melemparkan tawa, sedangkan Julia hanya diam dalam perjalanannya. Bahkan saat mereka berhenti di aliran sungai kecil untuk meminum air, Julia hanya terdiam. Wajahnya terlihat sangat murung.

Beberapa jam kemudian mereka sudah sampai di gubuk kecil disamping aliran sungai deras.

“loh? Kenapa Julia kembali?” tanya Melani yang baru saja keluar dari gubuknya sambil membawa sebuah nampan yang penuh berisikan tanaman obat-obatan.

“jalannya terkena longsor bu, kami tidak bisa melewatinya. Sangat parah” jawab Ollie

“Malangnya nasibmu Julia, maafkan kami. Kami juga tidak ingin terjadi kejadian seperti ini” kata Melannie.

“tidak apa Melannie, aku  berterimakasih karena kalian sudah mau membantuku. Aku permisi sebentar” setelah itu Julia pergi meninggalkan gubuknya menuju kearah sebuah aliran air yang terletak lumayan jauh untuk membasuh wajah lelahnya. Tanpa sepengetahuan Julia, dibelakangnya Melannie dan kedua anaknya sudah merencanakan hal ini agar dia tidak bisa pulang kerumahnya.

“Kalian melakukannya dengan baik. Aku masih tidak rela jika dia pergi dari sini. Biarkan saja dia disini sampai ayah kalian kembali dan menjualnya kepada bos bandar itu agar hutang-hutang kita lunas dan kita bisa segera keluar dari hutan ini” kata Mellanie sambil menatap punggung Julia dari kejauhan.

2. FRIEND or MORE ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang