Cinta tak pernah terasa seberat rindu, dan rindu tak pernah terasa sedalam cinta. Tapi bersamamu, aku bisa merasakan itu. Hanya bersamamu.❤
*******
Julia sedang berjalan-jalan diatas hamparan padang rumput dengan udara yang sejuk dan matahari yang tidak menyengat. Udara ini, udara yang sedang Julia hirup adalah udara kebebasan yang selama berbulan-bulan lamanya tak pernah ia rasakan kembali.
" aku sudah berjalan sangat jauh, tapi kenapa padang rumput ini tidak ada ujungnya? "
pikir Julia yang merasa keheranan. Dia berjalan seorang diri tanpa ada yang menemani. Di ujung mata memandang, Julia menemukan satu buah pohon diatas bukit, dengan segera ia berlari menuju kearah pohon itu untuk sekedar duduk di bawahnya dan memikirkan jalan keluar dari padang rumput ini.Setelah sampai di bawah pohon yang dilihatnya, Julia terperangah melihat pohon besar yang ada di depannya. Ternyata pohon itu adalah pohon apel dengan buah apel yang sangat merah.
" cantik" pikir Julia.
Seketika setelah memandangi buah apel yang sangat banyak itu, keinginan Julia untuk memetik buah apel timbul. Dengan susah payah Julia berusaha memetik apel tapi suara tawa seorang gadis dan seorang pria mengalihkan perhatiannya.
Seorang pria yang terlihat familiar untuknya berlari mendekat dan semakin mendekat, sampai..
" Niall? "
" hahahha, kenapa kau malah berhenti Julia? apa kau mau menyerah dan menerima lamaran ku?" kata Niall sambil tetap tertawa
" Lamaran? lamaran apa yang kau maksud?"
" Niall? kenapa kau berhenti mengejar ku? aku masih belum menyerah" kata seorang gadis lain yang berada di belakang Julia.
Seketika Julia membalikkan badannya dan alangkah kaget nya dia saat melihat dirinya berdiri dibelakang nya. " itu aku? benarkah? tapi bagaimana bisa?"
Secara bergantian Julia melihat gadis di belakangnya dan Niall yang berada di depannya. kebingungan semakin menyelimuti nya saat gadis di belakangnya berubah menjadi murung dan perlahan berjalan menjauh." Julia, kau mau kemana? jangan pergi Julia" kata Niall kepada gadis yang berada di belakangnya yang membuat kebingungan Julia semakin menjadi-jadi.
Saat Niall melintas di depan Julia untuk mengejar gadis itu, Julia menarik tangan Niall berusaha untuk mendapatkan jawaban
" Apa maksudnya ini Niall? Siapa yang kau sebut dengan Julia? Aku disini!" tanya Julia
" Lepaskan aku, kau bukan Julia. Dia, dia adalah Julia yang sebenarnya!" kemudian dengan kasar Niall melepas genggaman tangan Julia pada tangannya dan berlari mengejar gadis yang dia panggil sebagai Julia.
Dengan panik Julia segera menyusul Niall, tapi meskipun begitu tak sedikitpun membawa Julia mendekat kearah Niall, malah semakin menjauh.
*******
" Nona? Nona Julia?" seorang wanita paruh baya masih dengan gigihnya berusaha membangunkan Julia yang sedang terlelap dalam mimpinya.
" Nona Julia? Bangun Nona"
wanita itu yang tak lain merupakan kepala pelayan di rumah Marvel mulai merasa cemas saat melihat nafas Julia semakin memburu, keringat yang bercucuran dan air mata yang mengalir melalui celah matanya.
" Nona? apa yang terjadi sebenarnya? kenapa anda seperti ini nona?" kemudian pelayan itu memberanikan diri mengambil air putih yang berada di atas meja sebelah tempat tidur Julia. Dia kemudian mempercikkan sedikit air kearah wajah Julia, berharap gadis itu akan segera tersadar dari tidurnya.
tak berapa lama kemudian Julia terbangun dengan suara teriakan yang lantang. tak tanggung-tanggung bahkan suara teriakan itu hingga terdengar ke seluruh penjuru rumah sampai-sampai Marvel yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung berlari kearah kamar Julia.
DI kamar Julia, kepala pelayan berusaha untuk menenangkan Julia walaupun Julia masih melanjutkan tangis nya.
Gebrakkkkkk!!!
Suara pintu yang dibuka dengan keras mengalihkan perhatian dua orang yang berada di kamar itu untuk segera melihat siapa pelaku yang berusaha menyusup masuk.
Setelah melihat Julia menangis, Marvel semakin panik dan tanpa sadar langsung memeluk Julia. Kepala pelayan yang merasa dirinya tak dibutuhkan disana kemudian pergi keluar.
" kenapa kau menangis? hmm? aku disini" kata marvel dengan lembutnya.
mendengar perkataan dari Marvel membuat Julia kembali menangis sesenggukan memikirkan apa arti dari mimpi yang barusan dia alami, mengapa orang yang dicintainya malah pergi berpaling dan lebih memilih wanita lain yang mirip dengannya. Julia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan keluarganya.
" Marvel?" panggil Julia
" iya?" jawab Marvel yang langsung melepaskan pelukan nya pada Julia
" Bisakah kau bawa aku pulang? aku ingin bertemu dengan keluargaku" kata Julia dengan memelas. Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Marvel. Rasa simpati yang awalnya ia rasakan pada Julia berubah menjadi marah tanpa alasan.
" Aku akan membawamu pulang, setelah kau membantu ku memecahkan satu masalah" setelah mengatakan itu, Marvel langsung pergi keluar meninggalkan Julia yang lagi dan lagi menangis di atas tempat tidurnya.
********
Malam harinya, semua makanan sudah tersaji diatas meja makan. Julia keluar drai kamar setelah dia membersihkan dirinya dan merapikan penampilannya. matanya masih sembab bahkan terlihat sangat amat sipit. Di meja makan, tak ada siapa yang dilihatnya, tidak juga Marvel.
30 menit lamanya Julia menunggu tapi Marvel tak juga keluar untuk makan malam. Pikiran Julia melayang, Marvel adalah pria yang sangat baik. Dia selalu memenuhi keinginan Julia seperti membuatkan nya rumah kaca dan membuat kebun kecil di dalamnya, selalu membelikan pakaian yang digunakan Julia tanpa Julia minta. Namun ada satu hal yang mengganjal di pikiran Julia, kenapa setiap dia menceritakan tentang rumahnya, tentang keinginannya untuk kembali kerumah, sikap Marvel selalu seperti ini.
Karena Marvel tak kunjung keluar dari kamarnya, Julia memutuskan hanya meminum segelas air putih dan kembali ke kamarnya dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan. Di kamarnya, Julia langsung melemparkan dirinya di atas tempat tidur. Julia hanya tidak tahu bahwa sedari awal Marvel mengawasinya, melihat apa yang Julia lakukan melalui kamera cctv yang tersambung pada TV yang ada di kamar Marvel.
Tak berapa lama setelah itu, marvel berjalan keluar menuju ke meja makan dan mengambil beberapa makanan yang bisa dimakannya lalu membawa nampan itu kembali ke lantai atas. lama ia berdiri di depan kamar Julia. Dengan perasaan ragu-ragu nya, berkali-kali dia berusaha untuk mengetuk pintu kamar Julia, namun di urungkan nya. Sampai kali kesepuluh akhirnya Marvel memberanikan diri mengetuk pintu kamar Julia yang langsung dibukakan oleh Julia sendiri.
" Ada apa?" tanya Julia
" Mau makan bersama?" tawar Marvel yang langsung di angguki oleh Julia.
Mereka berdua makan dalam diam di sofa, tak ada yang berani memulai pembicaraan. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing hingga Marvel membuka mulutnya untuk pertama kali.
" Besok kemasi barang-barang mu, seperlunya saja. Ikut denganku menyelesaikan masalah ku, setelah itu aku antar kau pulang" dan setelah berkata seperti itu, Marvel langsung bergegas pergi meninggalkan Julia yang masih kebingungan dengan perkataan Marvel yang sangat cepat.
********

KAMU SEDANG MEMBACA
2. FRIEND or MORE ?!
عاطفيةAku dapat berbohong di depan semua orang kalau aku baik-baik saja, tapi sebenarnya hatiku tidak baik-baik saja. Pria yang aku cintai telah pergi. Ini semua yang merubah hidupku. Adakah pasangan hidupku diluar sana? Atau tuhan memang menciptakanku u...