Fourty-Two

523 22 1
                                    

Seminggu sudah berlalu, dan selama seminggu juga Ana selalu bermimpi hal yang sama setiap malamnya. Dua orang wanita dewasa yang sedang bertengkar memperdebatkan sesuatu yang tidak bisa didengarnya. Hanya suara desisan yang terdengar. Tak juga dengan rupa mereka. Semuanya buram bagaikan sebuah tayangan pada tivi yang rusak. Yang membuat mimpi itu bertambah aneh adalah mimpi itu selalu berakhir dengan gadis yang tertabrak mobil.

*****
Peluh bercucuran membasari dahi Ana saat dia membuka matanya. Bahkan air conditioner yang sudah di setting pun tidak bisa menghalang peluh itu untuk keluar bercucuran.

‘ah, kepalaku sakit’ kata Ana pada dirinya sendiri

Dia kemudian berjalan keluar kamarnya. Seperti yang sudah ia duga,, rumah ini sepi. Grandpa dan grandmanya sudah terbang kembali ke Indonesia ditemani oleh kakaknya Reza lima hari yang lalu, sedangkan kakaknya Hera sudah pasti berada dirumah suaminya, kedua orang tuanya sedang ada perjalanan bisnis selama seminggu, dan the boys juga sedang ada jadwal menyanyi untuk dua bulan kedepan sebelum mereka benar-benar akan hiatus.

‘good morning ms Julia, this your milk’ kata seorang pelayan yang menghampirinya di meja makan dengan membawa segelas susu.

‘thanks’ jawab Ana tak lupa dengan senyuman khasnya.

‘you want you breakfast now, ms?’

‘nah’

‘call me then miss, i’ll bring yours’
Ana hanya menanggapinya dengan senyuman  kemudian pelayan itu pergi. Tak ada satu orangpun yang bisa dia ajak bercerita. Dia merasa asing dengan keadaan sepi seperti ini.

Tak mau merasakan keadaan asing seperti ini terus, Ana memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
Segar. Satu kata yang dapat mengungkapkan perasaan Ana setelah mandi pagi.

Hari ini rencananya dia akan pergi berjaan-jalan, mungkin hanya disekeliling rumahnya, atau mungkin lebih.

Beberapa kali Ana berputar di walk in closetnya, bingung memadukan pakaian casual yang ingin dia pakai.

‘jeans pendek.... dan.... baju crop.... hmmm... lalu sepatu inii.... hmmm sepertinya ada yang kurang’ entah kenapa ia terlihat sangat serius padahal ia hanya akan pergi jalan-jalan.

Beberapa menit kemudian dia sudah melangkan menuruni satu persatu anak tangga sambil menyenandungkan sebuah lagu. Tepat di tiga anak tangga terakhir, handphone yang sedari tadi berada di genggaman tangannya berdering tanda seseorang sedang meneleponnya.

‘morning, mom’ sapa Ana pada si penelepon. Handphone ini adalah handphone milik Julia yang ditemukan berada pada tas di dalam mobilnya di tengah hutan dulu.

‘morning dear, bagaimana kabarmu?’

‘aku baik-baik saja mom. Mom dan dad apa kabar?’

‘kami baik-baik saja. Apa kegiatanmu hari ini sayang?’

‘aku sedang akan berjalan-jalan keluar mom, is it ok?’ Ana melanjutkan langkahnya menuju ke arah depan rumah. Tak lupa ia juga menebar senyum kepada beberapa pelayan yang memberi salam saat berpapasan dengannya

‘with whom?’

‘hmmm, how if I go alone?’

‘no, you can’t. Just ask someone to go with. I don’t want something bad happen to you dear. Don’t you remember the last time you go out and you got amnesia now’

‘yes momma’ saat sedang asik bercakap melalui telepon dengan mom nya, Ana tak menyadari sedari tadi ada seseorang yang sedang menatapnya

‘mau kemana?’

‘aaaaahhhh, astaga! Kakaakk!’

‘hey what happen, Julia?’ tanya momnya

‘nah mom, tiba-tiba saja kakak berada di depanku. Aku hanya kaget’

‘oh, coba kau berikan teleponnya pada kakakmu, mom ingin bicara padanya’

‘baik mom’ setelah itu Ana langsung memberikan teleponnya pada sang kakak sambil memberi isyarat bahwa sang ibu ingin berbicara dengannya.

‘yes mom?’ setelah itu sepenuhnya pembicaraan berada pada kakaknya.

Ana yang merasa bosan berjalan kearah tivi dan menyalakannya, mencoba menghilangkan suntuk karena keinginannya untuk keluar jalan-jalan sendiri sudah pupus.

‘tunggu sebentar, kakak mandi dulu setelah itu kakak temani jalan-jalan, oke?’  Reza dengan tiba-tiba menyerahkan handphone milik Ana lalu mengelus puncak kepala Ana dengan sayang

‘eh tapi kakak baru sampai. Apa kakak tidak lelah?’

‘tidak, demi adik kesayangan kakak. Tunggu sebentar ya’

‘siap kak’

Ada perasaan hangat menjalar di hati Ana saat diperlakukan seperti tadi. Rasanya seperti pertama kali merasa diperhatikan oleh seorang kakak. Rasanya ia ingin cepat-cepat untuk mengingat masa lalunya yang ia yakini pasti sangat indah.

‘ayo pergi’

‘eh? Kenapa cepat sekali?’

‘benarkah? Padahal ini sudah 30 menit berlalu’ kata Reza sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

‘hmm lupakan, ayo kak’ selanjutnya mereka berjalan bersama menuju kearah mobil yang sudah terparkir rapi di depan rumah

‘eh, ini kita mau kemana kak?’

‘kita beli sarapan dulu, setelah itu terserahmu mau kemana. Hari ini kakak free’

‘baiklah, aku ingin ke taman kak’

‘baik ms’ kata Reza seperti seorang supir taxi yang disambut dengan tawa renyah Ana


******

Di sebuah bangku taman berwarna putih, dibawah sebuah pohon, Ana dan Reza duduk berdua sambil memandangi anak kecil yang sedang bermain disamping danau. Anak perempuan dan laki-laki itu bermain kejar-kejaran disaat sang ibu sedang menyiapkan makanan diatas tikar yang mereka gelar. Sementara sang ayah sibuk mengambil gambar kedua bocah itu.

‘kau tau Ley?’

Pandangan Ana yang tadinya terfokus pada keluarga kecil tadi sekarang beralih pada kakaknya

‘tentang apa kak?’ Ana m asih setia memandangi sang kakak, sementara pandangan sang kakak masih sibuk mengawasi gerak-gerik kedua bocah tadi.

‘dulu kita kecil sering piknik seperti mereka disini, bersama mom, dad, dan kak Hera’ kali ini pandangan Reza tertuju pada Ana

‘kita saling melengkapi Ley, sebagai keluarga. Kita tidak akan pernah meninggalkan satu sama lain. Kakak tau kamu tidak nyaman dengan keadaan kamu tidak mengingat apa-apa seperti sekarang. Tapi kakak berjanji akan membantu kamu mengingat semuanya secara perlahan’

‘terimakasih kak’ ucap Ana dengan tulus. Reza kemudian merengkuh tubuh lemah Ana kedalam pelukannya.

Ada beberapa hal yang sebenarnya disadari Reza tentang gadis yang berada di sebelahnya saat ini. Kebiasaannya dan kesukaannya berbanding terbalik dengan apa yang disukai adik kecilnya selama ini. reza hanya tidak mau mengakui bahwa gadis dalam pelukannya ini adalah orang lain.

‘ayo kita berfoto bersama, aku akan membuat memori baruku dengan orang-orang yang ku sayangi’

‘ayo’

.
.

Waktu demi waktu terlewati dan Ana mulai merasa bahwa dirinya adalah Julia. Bangun di pagi hari dan terlelap di malam hari, semua ia sugestikan bahwa ia adalah seorang Julia Athena Winata seperti yang orang-orang katakan.

Ia juga kembali ke kampusnya untuk menyelesaikan pendidikan yang dia tinggalkan selama satu semester demi masa pemulihannya. Perjalanan cintanya dengan Niall pun masih sama, bahkan Niall sudah berencana akan melamar Julia saat dia sudah menjadi seorang sarjana.

Sekian lama waktu berlalu, Julia tak juga kunjung bisa pulang kerumahnya. Melanie yang sudah terlanjur menyayanginya berusaha keras untuk selalu menghalanginya untuk pulang, begitupun dengan kedua anaknya.

Julia yang tak menyadari akan hal itu tetap tinggal di dalam hutan bersama dengan keluarga barunya. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, dia sangat merindukan keluarganya. Setiap malam dia berdoa supaya suatu saat nanti ia dapat kembali pulang dan berkumpul dengan keluarganya dan mendengar penjelasan dari Niall.
Julia selalu menunggu hari itu akan datang, suatu saat nanti....

2. FRIEND or MORE ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang