Aku ingin melindungi apa yang aku punya. Dari siapapun itu.
Tapi kini, kalau yang ingin merampasnya adalah orang yang berbagi rahim denganku, apakah aku harus merelakan?
Lea keluar dari kamar Anna dengan hati yang hancur. Apa yang diucapkannya sungguh mengganggu pikiran dan perasaan Lea. Dengan merasa Lea adalah saingannya dan ingin mengambil sesuatu yang sangat berharga di hidup Lea. Ia rasa aku tidak sanggup."Ley. Are you ok? What happened?" Rezza, orang pertama yang menyadari Lea telah keluar dari kamar Anna melihat ada perbedaan rautcpada wajah adiknya..
Lea yang mendengar ucapan dari kakaknya seketika langsung merubah ekspresinya menjadi normal kembali. "Nah. Nothing happen. Why?"
"Kau tak pandai berbohong padaku, Ley. Ada apa?"
"Aku tidak berbohong, hanya saja aku merasa sedikit lelah. Kakiku sedikit kram. Bisa antarkan aku ke kamar. Kak?"
Kedua orang tuanya yang mendengar jawaban dari Lea langsung panik dan menghujaninya dengan banyak sekali pertanyaan..
"Apa yang sakit? Apa perlu kita pergi ke dokter, Ley?"
"No, mom, dad. aku baik-baik saja. Aku ingin istirahat sebentar, is that ok?"
Dengan memapah pelan, Rezza mengantarkan Lea masuk ke kamar tamu. Lea nampak kosong. Pikirannya melayang ke tempat yang berbeda. "Apa saja yang aku lewatkan selama ini?" Lea mulai bimbang dengan langkah yang akan dia ambil setelah ini. Badannya yang kini ia istirahatkan diatas tempat tidur tak lantas membuatnya merasa relax. Matanya yang tertutup tak mampu menghantarkannya tertidur.
Sendirinya ia memikirkan kejadian-kejadian yang terjadi selama ini. Kurang lebih tentang beberapa kejadian yang bisa ia ingat sebelumnya adalah beberapa kejadian yang ia lalui terasa begitu nyata. Entah kenyataan yang terasa seperti mimpi atau mimpi yang terasa seperti kenyataan, semuanya beda tipis menurut Julia.
Sembari memejamkan matanya perlahan ia dengan susah payah mengingat kejadian di malam ketika dia memilih untuk pergi dengan mobil Range Rover putihnya lalu menabrak seseorang dan kemudian yang terjadi setelah itu membuat kepalanya sakit.
"Ssshhhh.. kenapa kepalaku malah sakit?" Lea memilih bangkit lalu keliar menuju ke dapur. Rasanya kepalanya sangat pusing untuk memikirkan hal itu. Ia butuh minuman segar untuk melepas dahaganya.
Author POV
Julia berjalan ke arah dapur. Suasana rumah sudah sangat sepi karena ini sudah malam. perlahan Julia berjalan menyusuri koridor menuju dapur dan seiring langkahnya, lampu demi lampu di koridor menyala secara otomatis. Ia mengambil sebuah gelas lalu mengisinya dengan setengah air minum dan meminumnya sambil terduduk di meja makan.
Julia masih merasa frustasi mengapa ia tidak mampu memahami sesuatu yang terjadi selama ini pada dirinya. Apa ia sedang dipermainkan oleh keadaan? tanyanya dalam hati.
Lea hanya tidak paham, sebenarnya selama ini yang terjadi adalah setelah kecelakaan yang menimpanya, ia ditemukan tidak sadarkan diri di dalam mobil yang menabrak sebuah pohon besar dan seatbelt yang masih terpasang kencang. Seatbelt itulah yang menyelamatkan hidupnya, bahkan para penyelamat saat itu mengklarifikasi jika Julia tidak menggunakan seatbelt itu kemungkinan ia tidak bisa selamat.
Tak jauh dari lokasi ditemukannya Julia, tim penyelamat terlebih dahulu menemukan seorang gadis yang terlihat mirip dengan Julia. Awalnya tim penyelamat mengira bahwa gadis itu adalah Julia namun ternyata itu adalah saudara kembar Julia yang kemudian dibuktikan dengan hasil tes DNA yang sengaja dilakukan oleh Nadine dan Marchel untuk memastikan apakah gadis itu adalah Anna yang telah hilang belasan tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
2. FRIEND or MORE ?!
RomanceAku dapat berbohong di depan semua orang kalau aku baik-baik saja, tapi sebenarnya hatiku tidak baik-baik saja. Pria yang aku cintai telah pergi. Ini semua yang merubah hidupku. Adakah pasangan hidupku diluar sana? Atau tuhan memang menciptakanku u...