Conversation

3.4K 105 0
                                        

REVISI!

Hai kita ketemu lagi di chap. 2
Hope you like yaa. Jangan lupa vomments nya. Langsung aja ke ceritanya yaa. . Cekidot !!

__________________________________

Karena yang nyaman bisa membuat seseorang merasa aman.

Julia POV

"Kenapa selama ini aku chat kamu jarang banget kamu bales? Aku ada salah?" protes rendra dengan ucapannya yang superduper kilat, yaa sejenis blits kamera hihi. "Hah?!" cuma kata itu yang dapat keluar dari mulutku. Memang selama ini rendra kadang chat aku. Tapi sorry aja, aku gaada waktu untuk meladeni hal yang tidak penting.

"Kenapa?" pria di depan ku ini mengernyitkan dahinya. Sepertinya dia bingung.  "Oh, no no nothing. Mm, aku tidak membalas chat mu karena . . " oh lord. Tidak mungkin aku mengatakan 'aku tidak membalas chatmu karena itu tidak penting!' aku bukan seseorang yang setega itu.

"Karena . ." oh ayolah otak berpikirlah cepaat!

"Karena apa?" rendra sepertinya tidak sabaran menunggu jawabanku. Huh! Dasar pria!

"Mm, karenaa, karenaa aku sibuk! Ah ya aku sibuk akhir-akhir ini. Aku sedang menyelesaikan novelku" oke aku tidak sepenuhnya berbohong karena aku memang sedang merintis mencoba menjadi seorang penulis. Pandangan kami bertemu. Rendra menatap mataku sangat dalam, seperti sedang mencari kebohongan disana. Aku merasa mulai salah tingkah disini. Huh! Eh? APA? Salah tingkah? Tidak tidak. Sejak kapan aku salah tingkah di depan cowok seperti dia?

Saat aku sedang sibuk dengan pikiranku sendiri aku dikagetkan dengan perkataannya "Baiklah, lupakan. Apakah nanti malam kau sibuk?" tanya nya. "Tidak, memang ada apa?" aku mulai penasaran. "Nanti malam aku ingin mengajakmu hangout sebentar. Kau mau kan? Aku tidak menerima penolakan. Akan aku jemput kau dirumahmu pukul 7. Bye hazel eyes" dia berkata secara bertubi-tubi tanpa mendengarkan perkataanku dan berlalu dengan mengedipkan sebelah matanya.

Saat dia berlalu melewati lorong menuju tempat parkir aku dengar banyak teriakan perempuan yang mengelu-elukan namanya. Oh bitchy! Sebegitu sempurnakah dia di mata perempuan-perempuan itu?

Julia POV end

Lea pulang dengan banyak pertanyaan yang berkecamuk di otaknya.
"Mengapa aku merasa salah tingkah di dekat rendra?"
"Mengapa jantungku berdetak tak normal saat kami saling memandang?"
"Mengapa?"
"Dan juga, kalau dilihat dari dekat, rendra lumayan tampan? Eh tidak tidak tidak. Apa yang aku pikirkan?" gadis kecil di dalam diri julia mulai merutuki dirinya sendiri.

Rendra POV

Setelah jam pelajaran usai, aku mencari-cari keberadaan lea.
"Dimana dia? Baru saja jam mata pelajaran usai dia sudah menghilang!"
Setelah berjalan cepat melalui koridor dan lorong sekolah. Aku menemukan dia tengah berjalan menuju parkiran. Segera aku berlari menghadang jalannya dan langsung menanyakan pertanyaan yang selama ini aku ingin ketahui darinya.

Sejujurnya, aku tertarik dengan gadis ini sejak awal masuk SHS. Rambutnya yang lurus, mata hazelnya, bibirnya yang tipis tapi penuh, hidungnya yang mancung, alisnya sangat indah dan pipinya yang merona, kulit kuning langsat, tinggi semampai, dengan postur tubuh yang ideal.  Banyak laki-laki disekolah ini menyukainya. Dia baik dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar. Tak terkecuali si nerd sekolah ini, Zack. Nerd itu selalu saja mengejar-ngejar julia, membuatku terbakar rasa cemburuku sendiri.

Aku tersadar dengan jawaban dari julia. Aku menatap matanya lama. Aku tahu dia sedang membohongiku. Tapi biarlah, lama-lama aku juga akan tahu yang sebenarnya. Satu hal yang membuatku pulang dengan senyum yang selalu terukir di pipiku. Aku berhasil mengajak julia hangout, meski dengan sedikit. Paksaan..

Rendra POV end

Tepat jam 7 malam, julia sudah standby di rumahnya yang dibeli dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Bukan rumah aslinya. Teman-temannya mengetahui bahwa rumah minimalis inilah rumah lea yang sebenarnya. Alasannya? Kalian pasti sudah tahu. Karena dia tidak mau diketahui sebagai cucu pemilik yayasan.

Beberapa menit kemudian rendra tiba dengan mini coopernya dan langsung keluar untuk membukakan pintu untuk lea.

"How gentlemen" kata lea dalam hati

"Thankyou" hanya itu kata yang terbersit di otak lea untuk dia katakan padanya. "No prob, princess" balas rendra. Tanpa membuang waktu rendra segera mengemudikan mobilnya menuju tempat tujuan. Hanya terdengar suara radio di dalam mobil. Tidak ada satupun dari mereka berdua yang mau memulai pembicaraan. Mata mereka hanya menatap lurus kedepan sambil sesekali menoleh dari ujung mata.

"Kita sampai" dua kata itu berhasil membuyarkan lamunan lea. "Eh? Kita dimana ren? Kok sepi gini? Kamu mau nyulik aku yah?"julia yang nerasa keselamatan dirinya terancam mulai panik. Ini menimbulkan sebersit pikiran jahil rendra.

Rendra mengunci pintu mobilnya dan mulai mendekatkan dirinya ke lea. "Ternyata kau tidak bodoh, sayang. Tapi kau sudah masuk ke dalam perangkapku, hahahha". Sedangkan julia hanya bisa memundurkan dirinya sampai benar-bebar mentok. Entah kenapa disaat seperri ini dia melupakan kemampuan bela diri yang dimilikinya. Rendra mulai tertawa sekencang-kencangnya melihat ekspresi wajah julia.

"Aku hanya bercanda ley, jangan terlalu serius begitu. Aku tidak akan menculik atau memperkosamu. Ayo cepat turun. Kau akan suka tempat ini" rendra masih saja menertawai julia membuat lea mendengus kesal

Tapi itu hanya sesaat, karena setelah julia turun dari mobil dia hanya diam membeku, rahangnya seperti akan lepas. Bagaimana tidak? Tempat ini baru pertama kali dikunjunginya dan ini sangat INDAH!! "Dari mana kamu tahu tempat ini ren? Aku bahkan baru pertama kali kesini. Ini sungguh indah."

Rendra hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah julia yang meloncat-loncat seperti anak kecil. Tapi ini sebenarnya yang membuat dia menyukai julia. "Aku menemukan tempat ini saat aku tersesat disini beberapa tahun yang lalu. Aku senang bisa menjadi orang pertama yang mengajakmu kesini. Dan yaa, aku tau tempat ini indah apalagi di malam hari." jawab rendra dengan terus menatap pemandangan di depannya.

Mereka sekarang sedang berada disebuah bukit yang tidak sengaja ditemuan oleh rendra. Bukit ini memiliki pemandangan yang sangat indah di malam hari. Rendra menarik tangan julia lembut mengajaknya untuk duduk diatas rerumputan. Mereka banyak menghabiskan waktu disana.  Bercanda, tertawa, mengobrol banyak hal. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan waktunya untuk pulang karena udara sudah mulai terasa dingin.

Skip at home

Julia POV

"Lalala lalala lalala" aku bersenandung setelah menginjakan kaki di rumah.

Ya, setelah diantar sampai rumahku aku mengendarai mobilku untuk pulang ke rumah yang sebenarnya. "Ekhmm, malam-malam bersenandung sendiri. Awas nanti dikira orang gila" ah aku tau suara ini. Aku membalikkan badanku dan melihat oma dan opa di teras dekat kolam berenang. "Plis deh oma, aku lagi seneng banget hari ini." kataku lantang sambil berlari dan memeluk mereka berdua

Oh ya, orang tua bersama kedua kakakku saat ini tinggal di london karena mereka bekerja dan kuliah disana dan biasanya mereka akan pulang saat libur semester atau ada acara penting. Aku baru diijinkan menyusul mereka saat aku sudah berkuliah. Poor me

"Siapa yang telah membuat cucu opa sampai sesenang ini, hmm?"

"Opa cari tau saja, kapten tim basket disekolah, Rendra Keanu Wijaya. Bye opa, oma aku mau ke kamar dan langsung tidur yaa. Gudnight" berlari menaiki tangga menuju kamarku yang biasanya melelahkan, kali ini terasa sangat menyenangkan. Apa aku sudah tidak waras?

Sampainya di kamar aku merebahkan diriku di kasur queen size ku. "Haaahh, what a beautiful day."

To be continued

___________________________________

Akhirnya chap. 2 selesai juga. Gimana menurut kalian?
Jangan lupa vomments yaa
Don't be silent reader!

See yaa, xx

2. FRIEND or MORE ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang