Sixty Two

82 9 1
                                        

Di depannya, sebuah lift hampir saja tertutup.

"Wait.!!!"

Teriakan Niall mampu terdengar oleh tiga perempuan yang berada di dalam lift yang langsung saja mencegah lift itu untuk tertutup.

"Thankyou" ucap Niall setelah ia memasuki lift dan segera memencet tombol lantai dimana pujaan hatinya dirawat.

"Are you Niall?" tanya salah seorang dari ketiga perempuan disana.

"Yes, I'm Niall"

"Ohh, can we get a pict?"

"I'm sorry ladies but I can't, I'm in hurry and someone is waiting for me now. I really sorry I gotta go now" pamit Niall dengan rasa bersalahnya. Sementara ketiga perempuan tadi menunduk lesu tanpa tau apa yang sedang dikejar oleh idola mereka.

"Lea, Lea, Lea tunggu aku. Jangan tidur lagi ku mohon. Tunggulah aku Ley" bisik Niall pada dirinya sendiri sambil terus berlari menyusuri lorong rumah sakit.

Sesampainya di depan pintu ruang rawat Julia, Niall tanpa basa basi langsung membuka pintu di depannya dan langsung masuk ke dalam.

"Juliaa!!"

Di dalam ruangan, dilihatnya seorang gadis yang masih terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit, dengan beberapa dokter dan perawat yang melakukan pengecekan terhadap pasiennya itu.

Sebenarnya Julia mendengar dengan jelas suara teriakan yang memanggil namanya, dan dia juga sudah tahu dengan jelas siapa orang yang memanggil namanya itu.

Akan tetapi, sekujur tubuhnya seakan mati rasa untuk sekedar menoleh. Dia tidak bisa menguasai tubuhnya sendiri. Hanya matanya yang mampu ia gerakan untuk melihat kearah Niall yang kini telah berada disebelahnya.

"Heii, you ok dear?" Suara Niall terdengar parau. Tapi Julia tidak menggubrisnya sama sekali. Namun matanya masih terus saja memperhatikan Niall.

"I'm sorry Mr. Horan, Julia just awake from her long sleep. It might be interfering her body's work system. She probably get trouble in moving and communicating.  This situation commonly happend to people after their long coma. It called temporary paralysis.  Hope you understand"

"But she will recover, right?"

"Ofcourse, with some therapies, she will recover soon"

"Thankyou"

"Yea, if there's something happen, just press the red button, we'll be here"

"Yes, thankyou"

Setelah percakapan singkat itu, Niall segera duduk di sebelah Julia dan menggenggam satu tangan gadis itu.

"Tolong, jangan tutup matamu lagi. Aku mohon, tetaplah sadar. Aku disini Ley" pinta Niall kepada Julia.

Seperti yang Niall baru saja katakan, selama 10 bulan ini, Julia memang sudah beberapa kali terbangun dan tertidur lagi dalam komanya. Tidur yang panjang hingga Julia sendiri tidak mampu memahami apakah dunia dalam komanya adalah dunia nyata atau dunia ciptaannya sendiri.

******

Siang berganti malam, ruang rawat Julia kini dipenuhi dengan keluarga besarnya. Nadine yang sudah tiba pun kini sedang memandangi putri nya yang sedang tertidur pulas.

Tidak, Julia tidak kembali ke masa kritisnya, kali ini dia benar-benar tertidur karna tak banyak yang bisa dia lakukan. Dokter mengatakan kalau sebenarnya Julia sudah boleh diajak jalan-jalan keluar ruangan tetapi dari keluarganya belum berani mengambil resiko kalau-kalau sesuatu yang buruk akan terjadi lagi. Entah, mungkin besok akan ada yang berani mengajaknya untuk sekedar jalan-jalan sampai ke taman rumah sakit.

"Aku harap semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang, semua kesalahpahamam bisa terluruskan dan adikku bisa segera kembali ke rumah" ujar Rezza memecah kesunyian pada malam itu.

"Daddy hopes soo" jawab Marchel sambil merangkul bahu sang istri yang masih setia mengusap rambut putrinya.

Sementara disisi lain, Anna yang juga adalah kembaran Julia duduk di pojokan sofa. Di sebelahnya duduk sosok Niall yang sedari awal sudah berada di ruangan itu menunggu kekasihnya yang baru saja membuka mata.

Anna terlihat kaku dan bingung, bingung untuk bersikap seperti apa kepada saudara kembar yang baru ditemuinya setelah sekian tahun hidup terpisah. Atau bahkan bisa dikatakan saudara kembar yang tidak pernah diketahuinya. Saudara kembar yang memiliki semua kasih sayang keluarganya. Saudara kembar yang memiliki hati Niall, pemuda yang mengisi hari-harinya belakangan.

"Aku permisi mau ke kantin dulu, aku akan segera kembali" Anna, dengan semua pikiran dikepalanya yang berkecamuk memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu sejenak. Dia sebenarnya sangat amat takut dengan segala kemungkinan bahwa dia tak akan lagi dianggap setelah Julia tersadar dari komanya.

Tersadar dari lamunannya bahwa kini Anna malah sampai di bagian depan Rumah Sakit ketimbang kantin. "Ah betapa bodohnya aku memikirkan hal yang tidak-tidak, malah sekarang nyasar sampai di depan hospital. Kantin kan ada disebelah selatan. Huh" saat akan membalik arah ke selatan, Anna tidak sengaja berpapasan dengan Harry yang ternyata baru saja datang dari arah selatan.

"Hi, Ann, where you going?" tanya Harry dengan ramah.

"just wanna get some foods"

"ah, I bought a lot of foods. Wanna eat first? I'm hungry tho."

"sure"

"what about eatting at canteen?"

"lets go*

Begitulah, mereka kemudian berjalan tidak beriringan karena saat ini Anna berjalan di belakang Harry. Tak ada yang berbicara, hanya suara langkah kaki dan beberapa orang yang berlalu lalang melewati mereka.

"Eat this, anyway, you look pale, Ann"

"Really?" tanya Anna sebelum mengunyah makanannya

"Yea, makanlah. Mungkin kau sedang tidak enak badan saat ini".

"Ya, hanya terpikirkan beberapa persoalan"

"Tentang Lea?" tanya Harry.

"tidak" jawab Anna.

"Tentang dirimu?" tanya Harry lagi.

"Tidak juga" jawabnya lagi.

"Tenanglah, Lea adalah anak yang baik, dia selalu ceria. Dia bahkan tidak pernah menyakiti hati siapapun. Kau akan suka mempunyai kembaran seperti dia"

Anna menatap sandwich di genggamannya yang kini tersisa setengah. Sambil menghela napas dia kemudian menjawab "Ya, aku juga berharap begitu."

"Ada apa? Kau seperti mencemaskan sesuatu? Kau bisa bercerita kepadaku kalau kau ingin"

"Tidak, Harry hanya saja.."
Ucapannya dipotong dengan telak oleh Harry. Pertanyaan yang halus tapi benar adanya, menusuk hingga ke syarafnya yang membuatnya tertegun seketika.

"Apa ini ada hubungannya antara hubunganmu dan Niall?"

2. FRIEND or MORE ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang