Fifty-One

665 33 4
                                    

"Apa harus berakhir seperti ini? Lalu apa arti perjuanganku untuk kembali? Siapa dia sebenarnya? Jadi ini arti mimpiku selama ini?"


*********

Perlahan-lahan kesadaran mulai menyelimutiku. Aku merasa sedang terbaring di suatu tempat dan seseorang sedang memegang tanganku. Dengan susah payah aku berusaha membuka mataku. Silau, sangat silau.

"Hazz?" panggilku pada seseorang yang sedang terduduk disamping ranjang sambil memegangi tanganku.


"Hi dear, you ok?" tanya nya. Lalu aku melihat yang lain mulai berhamburan mendekatiku.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini? Kau terluka?" tanya kak Eza, masih saja cerewet.

"Kau baik-baik saja? Minum dulu" pinta kak Hera dan aku menurutinya, memang tenggorokkanku terasa sangat kering.

Dari kejauhan aku melihat mom dan dad berpelukan dan mom menangis. Aku tidak tahu, mungkin bersyukur aku kembali atau kebingungan karna aku kembali. Aku bersyukur aku bisa kembali ke tengah keluargaku, meskipun dengan keadaan yang aku yakin tidak akan pernah sama lagi.

Aku kembali mengingat kejadian yang baru saja terjadi di altar. Dia tidak disini, aku tidak melihat Niall di ruangan ini. Lagipula, aku baru menyadari bahwa ini bukan kamarku. Ini kamar tamu. Oh mungkin kamarku sudah ditempati oleh dia.

"Marvel?" tanyaku tiba-tiba. Aku baru teringat dengan Marvel. Tadi aku meninggalkannya dan bagaimana kalau orang itu tersesat dan hilang? Aku akan merasa sangat bersalah pada mom Evelyn.

Tapi sebelum ada yang menjawab, Marvel tiba-tiba memasukkan kepalanya kedalam kamarku membuatku tersenyum. Untunglah dia baik-baik saja.

"Siapa dia, ley?" tanya Harry.

"Dia yang sudha menolongku dari orang jahat yang ebrusaha menjualku, Hazz." Jawabku.

"Oh, maafkan aku, Julia. Aku bahkan tidka ada disana saat mau kesusahan. Aku tau kau yang sebenarnya belum kembali dan bodohnya aku tidak menuruti instingku untuk mencarimu".

"Tidak apa, Hazz. Aku mengerti. Senang bertemu dengan kalian lagi"

"Hi anak mom, apa kabar?" mom dan dad mulai mendekatiku di tepat Harry tadi berdiam yang membuat Harry mundur kebelakang memberikan space untuk mom dan dad ku.

"Aku baik-baik saja, hanya dulu aku sempat mendapatkan patah tulang dan beberapa luka saat kecelakaan." Jawabanku membuat mom kembali menangis.

"Apa yang terjadi, lea? Ceritakan pada mom"

"Malam itu aku pergi mom, dan mom pasti sudah tahu apa yang aku lihat. Waktu itu aku egois, aku gak mau dengerin penjelasan Ni, aku pengen nenangin diri. Padahal aku seharusnya dengerin penjelasannya dia. Aku gak seharusnya pergi" tangisku pecah mengingat segala kebodohan yang pernah aku lakukan di masa lalu. Kesalahan yang membuat semua masalah ini ada.

"Ssttt, tenang lea. Semua ini bukan salah kamu".

"Tapi kalo lea gak pergi, semua masalah ini gak akan pernah ada mom." Aku masih menyalahkan diriku sendiri yang memang patut untuk disalahkan. Semenit kemudian aku melanjutkan ceritaku, aku merasa mereka berhak tahu apa yang terjadi padaku selama beberapa waktu belakangan ini.

"Waktu itu lea pergi tanpa arah, tas lea tertinggal di backstage. Lea baru sadar setelah suasana jalanan sepi dan berkabut. Saat itu lea masih ngebut dan tiba-tiba ditengah kabut lea lihat ada perempuan berjalan ditengah jalan. Lea panik dan banting stir ke atar hiri, tapi lea yakin lea sempet nabrak dia. Mobil mulai masuk jauh ke dalam, nabrak semak-semak dan pohon-pohon kecil tapi tetep gak mau berhenti. Lea sudah injek rem juga gak bisa. Sampe akhirnya lea arahin mobil ke sebuah pohon besar. Mobil nabrak dan mau berhenti" aku mengambil oksigen lebih banyak sebelum melanjutkan ceritaku.

2. FRIEND or MORE ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang