Chapter 8: Kutukan

417 40 3
                                    

"Apa maksudmu...?" Tanya Hinako syok.

"Rin meninggal, karena aku menyemangatinya untuk terus maju..." Kata Akashi.

"Hey... Aka-kun... kau bercanda, kan?" Tanya Hinako ketakutan.

"Saat itu... aku selalu menghindari semua game, tapi... Rin meninggal karena aku keras kepala ingin selalu bersembunyi." Kata Akashi.

"Aka-kun! Ini tidak lucu! Kau berbohong!! Kau berbohong!!!" Teriak Hinako stress karena kehilangan sahabatnya.

"Saat dia masuk ke Grand Eden's Game, dia terus bertarung walaupun dia sudah kalah, hanya saja... dia tidak ingin mengakui kekalahannya." Kata Akashi sedih.

"Tidak mungkin... tidak mungkin... Rin... Rin... HAAAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!!!!!!" Teriak Hinako terjatuh lemas karena syok.

"Akashi! Akashi! Apa yang terjadi?!" Tanya Aoi melewati Virtual Chat.

"Aoi... bisakah kau menunggu? Ada sesuatu yang ingin kuselesaikan." Kata Akashi.

"Hm? Tentu saja... tapi, apa yang terjadi?!" Tanya Aoi khawatir.

"Aku akan segera kembali." Kata Akashi.

"Ah tung--!!" Akashi memutuskan Virtual chat.

"Yuu... tenanglah..." Akashi menenangkan Hinako.

"........... Aka-kun........." Panggil Hinako menangis.

"Ya...?" Tanya Akashi.

"Apa karena itu... kau menjaga Aoi?" Tanya Hinako menangis.

"............" Akashi tidak mengatakan apa apa.

"Kau merasa bersalah karena kau tidak ikut bermain game bersamanya, hingga kau ingin melindungi orang yang mengingatkanmu padanya?" Tanya Hinako memeluk Akashi.

"............" Akashi masih tidak mengatakan apa apa.

"Haha... aku kalah untuk kali ini... kau tidak sendirian, Aka-kun. Aku akan selalu bersamamu." Kata Hinako tersenyum.

".............. Maafkan aku, Yuu." Kata Akashi.

"Ini bukan salahmu, lagipula... kau harus bersembunyi terus. Jika mereka menemukan orang sepertimu, mereka pasti akan mencoba segala cara untuk menangkapmu. Mengetahui itu... apa kau masih ingin mengikutinya ke Grand Eden's Game?" Tanya Hinako melepaskan Akashi dari pelukannya.

"Ya, aku tidak mau melewati masa masa itu lagi." Kata Akashi tersenyum.

"Haha... baiklah... Game Over..." Kata Hinako dan tubuhnya mulai transparan.

"Tenanglah... Akashi, aku yakin Aoi dan aku akan menjadi teman yang baik." Kata Hinako tersenyum hingga akhirnya tubuhnya lenyap dan sudah kembali ke dunia asli.

"................. Terima kasih, Yuu... karena selalu bersamaku." Dalam hati Akashi.

7 tahun lalu...

"Hiks... Hiks..." Rin sedang menangis di taman bermain.

"Sial...! Kenapa... Kenapa harus ibu yang mati?!" Teriak Akashi meninju tembok gedung di sebelah taman bermain sampai retak.

"Aka-kun... Rin... semangatlah..." Hinako menenangkan Rin dan Akashi.

"Tapi... aku sudah berjanji padanya, aku akan memenangkan Grand Eden's Game. Aku gagal untuk membuatnya bangga padaku. Ibu sangat baik padaku dan Kak Akashi." Kata Rin menangis.

"........ Jadi... Ayahmu akan datang menjemputmu? Kemana kau akan pindah?" Tanya Hinako sedih akan kepergian mereka.

"Masa bodo dengan Pria tua itu, dia tidak pantas untuk dipanggil ayah!" Kata Akashi kesal pada Ayahnya.

The Grand Eden's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang