"Fuahh!!!" Aoi merenggangkan tubuhnya setelah bangun pagi.
"Nyonya Hagane, ada yang bisa kubantu?" Tanya Kamui membungkukkan tubuhnya.
"Biarkan aku yang memasak, Kamui. Aku juga akan memasak untuk yang lain!" Aoi tersenyum lebar kepada Kamui.
"Baik. Aku akan memberitahu pelayan yang lainnya." Kamui meninggalkan Aoi.
Aoi pergi ke balkon untuk menghirup udara segar. Dia memandang tamannya yang luas dan indah. Dia juga memandang matahari yang terik dan cerah.
Aoi kembali masuk ke dalam dan pergi keluar dari kamarnya. Dia berjalan di lorongnya yang indah dan rapih. Dia berhenti di suatu ruangan, dan membuka pintunya. Dia bisa melihat seorang anak sedang tertidur lelap di kasurnya.
Aoi masuk dengan pelan dan duduk di kasurnya. Dia mengelus rambut anak itu yang berwarna biru.
"Ehe..." Aoi tersenyum gembira melihat anak itu tertidur dengan lelap.
Aoi keluar dari ruangan anak itu dan turun dari lantai dua. Dia ke dapur dan dia mulai mengambil bahan makanan dari kulkas. Setelah itu, dia mengenakan celemek berwarna putih dengan gambar bunga biru.
"Oke! Saatnya mulai memasak!" Aoi meninju tangannya ke udara.
Ada lima pelayan di belakangnya yang sedang mengintip di balik dinding. Bahkan Kamui juga ikut mengintip.
"Semangat, nyonya!" Bisik mereka semua sambil menggunakan bendera kecil dengan tulisan, 'Go Miss!'.
Aoi mulai memotong wortel dan daging. Dia juga mulai memasak telur dan roti panggang. Dia mendidihkan air dan memasukkan resep yang benar.
Waktu berjalan dan Aoi akhirnya selesai memasak. Masakannya terlihat indah dan bagus. Mungkin pelajarannya sebagai pembantu sepuluh tahun lalu di rumah Akashi membantunya.
"Sekarang, tinggal membangunkannya." Aoi tersenyum melihat ke atas atap.
Saat dia melihat masakannya, kelima pelayannya mengambil foto dari masakan masakan Aoi, membuat Aoi kebingungan.
"Um... apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Aoi kebingungan.
"Maaf, nyonya. Kami hanya mengagumi masakanmu." Kamui membungkukkan tubuhnya.
"Eh? Tapi... masakan kalian jauh lebih bagus dan lebih enak..." Aoi tidak mengerti kenapa mereka sangat mengagumi masakannya.
"Tidak. Kami tidak pantas dibandingkan dirimu, nyonya." Kamui membungkukkan tubuhnya lebih pendek.
"Ba-- baiklah... kalian bisa mengambil fotonya, aku akan memanggil Rin kebawah." Aoi tertawa sedikit dan tersenyum lebar kepada lima pelayannya.
"Apa nyonya ingin kami memanggil nyonya muda?" Tanya Kamui masih membungkukkan tubuhnya.
"Eh? Ahahaha... tidak masalah. Aku bisa memanggil anakku sendiri." Aoi tersenyum lebar kepada Kamui, kepala pelayannya.
Dia berlari ke atas dan masuk ke dalam kamar anaknya lagi. Aoi membuka jendelanya dan membiarkan cahaya masuk ke dalam.
"Mh... mama?" Rin membuka matanya yang biru sebiru mata ibunya sendiri.
"Sudah pagi, Rin! Ayo bangun!" Aoi tersenyum lebar kepada anaknya.
"Mama, kenapa kau terlihat sangat gembira?" Tanya Rin kebingungan melihat ibunya sangat semangat di pagi hari. Dia menggaruk matanya dengan jarinya, setelah bangun tidur.
"Aku memasak untukmu!" Aoi tersenyum lebar.
"Benarkah?! Hore!" Rin tersenyum gembira mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grand Eden's Game
AcciónCerita tentang seorang perempuan yang mempunyai impian tinggi. Ia ingin menjadi pemenang 'The Grand Eden's Game'. Sayangnya... sekolahnya tak pernah masuk kejuaraan, ia ingin menjadi orang pertama yang masuk kejuaraan di sekolahnya dan menjadi pemen...