Chapter 16: Kemauan atau Perasaan

421 41 3
                                    

"Apa?! Aka-kun masuk ke rumah sakit?!" Teriak Hinako terkejut.

"Saat dokter memeriksanya, dia menemukan racun dari luka di lengannya..." Kata Aoi sedih.

"Aoi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Kuguha dengan serius.

"Ini semua salahku... aku mendorongnya terus..." Kata Aoi menangis.

"Tenanglah... ceritakan pada kami dulu..." Kata Erica menenangkan Aoi.

Setelah Aoi menceritakan apa yang terjadi...

"Begitu... itu kenapa ruangan OSIS hancur saat aku datang pagi ini..." Kata Kuguha berpikir.

"Ini tidak bisa diterima! Kita harus memberitahu Ketua OSIS! Ini bukan salah Aka-kun!" Teriak Hinako kesal dan berjalan, tapi Kuguha memegang tangannya.

"Tenang dulu Hinako, Akashi benar... kita kurang bukti... jika kau melawannya terus, kita bisa didiskualifikasi." Kata Kuguha.

"Jika kau membuat tim kita didiskualifikasi, maka pengorbanan Akashi dalam membuat tim kita tetap bisa ikut seleksi akan tersia sia." Kata Kuguha tersenyum.

Hinako hanya bisa kesal.

"Untuk sekarang, kita harus mencari cara untuk menyembuhkan Akashi... Apa racunnya akan membunuh dia, Aoi?" Tanya Kuguha.

"Seharusnya... iya, tapi... dokter bilang Akashi mempunyai tubuh yang kuat, dia bilang Akashi mempunyai tubuh yang berbeda dari manusia biasa. Sedikit demi sedikit racun yang ada di dalam tubuhnya, mati begitu saja." Kata Aoi masih sedih.

"Apa maksudnya?" Tanya Erica tertawa sedikit.

"Kalo begitu tidak ada masalah, kan? Akashi akan segera sembuh, aku yakin itu." Kata Kuguha tersenyum.

"....... Dengar itu, Aoi? Aka-kun mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanmu, jika kau kalah... Aku akan menghajarmu habis habisan!" Kata Hinako tersenyum.

"......... Apa yang Hinako berusaha katakan adalah, jangan biarkan pengorbanan Akashi terbuang sia sia setelah dia menyelamatkanmu." Kata Erica tersenyum.

"Semuanya..." Aoi terkejut.

"Baiklah! Aku akan memenangkan ini!" Teriak Aoi tersenyum lebar.

"Tapi... kita kekurangan anggota tim..." Kata Hinako berpikir.

"Aku akan menggantikannya!" Kata Shirou dari belakang.

"Shi.. Shirou?!" Teriak Aoi terkejut.

"Aku dikeluarkan dari timku, semuanya mempunyai sifat yang sadis... mereka tidak segan segan dalam menyerang musuh tanpa mengukur kekuatan yang mereka pakai..." Kata Shirou menggaruk kepalanya.

"Aku percaya Akashi tidak melakukannya... banyak rumor dari pelajar Akashi menyerangmu, tapi aku tidak percaya tentang itu... kau yang bilang sendiri, kan? Akashi adalah orang yang baik. Kalo begitu aku akan bertaruh untuk itu..." Kata Shirou tersenyum.

"Shirou... terima kasih..." Kata Aoi tersenyum lebar dan sangat bahagia.

"Sa... sama sama..." Kata Shirou mukanya merah.

"Tunggu, bagaimana kau bisa tau Akashi masuk ke rumah sakit dan kita tidak?" Tanya Hinako penasaran.

"I... itu... um... Fuji-san menelepon aku!" Kata Aoi panik.

"Ho... kau sudah bertemu dengan Kak Fuji?" Tanya Hinako tersenyum.

"I.. iya..." Kata Aoi tersenyum dan panik.

"Akashi... aku akan menang... untukmu, aku akan menang!" Dalam hati Aoi.

"Ah... aku lupa... Shirou, kau dihukum karena masuk ke kelas lain tanpa ijin." Kata Kuguha tersenyum seperti biasa.

The Grand Eden's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang