"Eden adalah senjatamu? Professor... sialan kau!" Adam menghentakkan kakinya dengan penuh amarah.
Adam menunjuk jarinya ke Aoi, tapi tidak terjadi apa apa.
"Ah, aku lupa sesuatu... tapi sejak aku selalu berlatih untuk menenangkan kekuatan Akashi, aku belajar aku dapat menggagalkan kekuatan orang lain. Termasuk kau, Adam, kau tidak ada bedanya dengan manusia, kau bukan Tuhan." Aoi tersenyum kepada Adam.
"Sayangnya itu membutuhkan kekuatan yang banyak, tapi Eden dan FKR lebih dari cukup untuk memberiku kekuatan itu." Lagi lagi cahaya biru mengelilingi tubuh Aoi dan membuat tubuhnya bersinar. Cahaya itu berasal dari udara, tanah, batu, dan segalanya dari Eden.
"........." Adam tidak mendengarkan Aoi dan mengeluarkan senjatanya yang berbentuk seperti tombak hitam. Dia melemparkannya ke Aoi, tapi Akashi menangkapnya dengan tangan raksasa apinya.
"Aoi, kau ingin dia hidup?" Tanya Akashi membakar tombak hitam itu dan membuatnya hangus dalam sekejap.
"......... Maafkan aku... tapi, aku ingin menyelamatkannya. Dunia tidak adil, dia tidak bersalah. Aku tau dia melakukan hal hal yang buruk, tapi itu karena ada yang rusak darinya... dari programnya..." Aoi tidak dapat menatap Akasji di mata, mengetahui dia meminta terlalu banyak dari Akashi.
"Hah... kau benar tentang itu. Dunia memang tidak pernah adil. Jika saja aku tidak memiliki Bahamut, maka aku bisa masuk ke Grand Eden's Game dan mencegah kematian adikku. Aku tidak pernah mendapat kesempatan itu lagi. Tapi sekarang, kau masih mempunyai kesempatan itu, dan aku disini bersamamu. Mungkin kali ini, aku dapat membuat perbedaan." Akashi mengelus kepala Aoi sambil tersenyum kepadanya.
"Apa kau yakin?" Tanya Aoi menatap Akashi di mata dengan tatapan masih merasa bersalah.
Akashi menghela nafasnya. Dia mencubit pipi Aoi, dan Aoi meringis kesakitan.
"Ow! Itu sakit! Kenapa kau melakukan itu?!" Tanya Aoi jengkel dan mengusap pipinya.
"Itu lebih baik. Lain kali, jangan pernah ragu lagi. Kau adalah perempuan yang paling bodoh yang pernah kutemui, dan entah kenapa, aku menyukai itu. Akulah yang pintar disini, biarkan aku yang bermain bagianku sebagai orang pintar." Akashi mengatakan itu dengan senyuman yang menjengkelkan bagi Aoi.
Tentu saja Aoi jengkel, tapi dia bisa mengerti apa yang Akashi maksud.
"Aoi, aku mengerti kau mau menyelamatkannya, tapi bagaimana caranya?" Tanya Aika yang masih dalam bentuk pedang di tangan Aoi.
"Ai, kekuatanku dinamakan 'Fake Miracle', karena satu alasan. Yaitu membuat keajaiban." Aoi tersenyum. Tubuhnya diselimuti cahaya biru yang terang.
Adam semakin marah karena Aoi dan Akashi hanyalah manusia untuknya, tapi dia masih tidak dapat mengalahkan mereka.
Aoi membuat senjata raksasa mengambang di udara. Mereka bersinar san bersiap untuk menembakki Adam.
Adam melindungi dirinya sendiri dengan auta hitam, tapi tembakkan Aoi berhasil menghancurkan aura hotam itu, dan membuatnya terhantam tembakan itu. Setelah dia terhatam, tubuh Adam mengeluarkan asap karena tembakan Aoi.
"Ini... ini bukan takdirku..." Tubuh Adam gemetaran, tidak jelas apa dia takut atau marah.
"Ini memang bukan takdirmu!" Aoi berteriak dan membuat pistol yang mengambang di udara, sambil menembaki Adam.
"Dari awal, memang tidak ada takdir! Tidak pernah ada, dan kita tidak pernah membutuhkan mereka! Kitalah yang membuat takdir itu sendiri! Kitalah yang mencari jalan itu sendiri! Kitalah yang mempunyai hak untuk memilih jalan kita sendiri!" Aoi membuat pedang merah raksasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grand Eden's Game
ActionCerita tentang seorang perempuan yang mempunyai impian tinggi. Ia ingin menjadi pemenang 'The Grand Eden's Game'. Sayangnya... sekolahnya tak pernah masuk kejuaraan, ia ingin menjadi orang pertama yang masuk kejuaraan di sekolahnya dan menjadi pemen...