"Rin..." Akashi menatap adiknya yang sedang berdiri di depan pintu.
"Apa kabarmu, kakak?" Tanya Rin tersenyum.
"..." Akashi berpikir sejenak dan berjalan melewati adiknya.
"Kenapa kau tidak menghiraukanku?" Tanya Rin sedih.
"Apa itu karena... kakak tidak sayang lagi padaku?" Tanya Rin sedih dan mulai menangis.
Akashi berhenti berjalan dan langsung menghampiri adiknya.
"Tidak... aku sangat rindu padamu... aku sangat sayang padamu..." Kata Akashi memeluk adiknya.
"Kalo begitu... kenapa dia masih hidup?" Tanya Rin dengan tatapan yang menyeramkan. Seluruh mukanya berdarah darah dan perutnya mengeluarkan darah.
"Dia? Maksudmu... Aoi?" Tanya Akashi terkejut.
"Kau selalu membenci dunia Virtual. Apalagi Eden, karena itu mengingatkanmu pada kematianku, bukan?" Tanya Rin mengelus muka Akashi.
"Mahluk mahluk dari Eden... merekalah yang bertanggung jawab pada kematianku... kalo begitu... kenapa perempuan itu masih disini?" Tanya Rin marah.
Akashi terkejut karena adiknya menyimpan kebencian pada Aoi.
"Kau selalu menyalahkan dirimu sendiri, tapi kau tau... dari dalam... Edenlah penyebab kematianku." Kata Rin tersenyum dan darah keluar dari mulutnya.
"Perempuan itu adalah salah satu mahluk hidup Virtual yang pertama. Dialah sumber dari segala masalah itu. Sekarang kakak... bunuh dia... lampiaskan semua kebencian dan amarahmu kepadanya!" Kata Rin tersenyum.
"Diam..." Kata Akashi marah dan menutup kupingnya.
"Kau mencintainya ya... Perempuan itu bukanlah perempuan yang kau cintai lagi... akuilah... perempuan itu sudah pergi... seperti aku pergi meninggalkanmu..." Kata Rin tertawa.
"?!?!" Dalam hati Akashi terkejut.
"Tidak... itu tidak benar..." Kata Akashi marah.
"Ada apa, monyet?" Tanya Kurogane.
"Hah?" Akashi mencari adiknya yang sudah menghilang.
"Kau berteriak sendiri tanpa sebab. Kau berisik, kau tau itu?" Tanya Kurogane jengkel.
"Aku... berhalusinasi..." Kata Akashi menggaruk kepalanya.
"Hah?" Kurogane kebingungan.
"Tidak... aku akan tidur..." Kata Akashi.
"..." Kurogane pura pura tidak melihat apa yang baru saja Akashi lihat.
"Jika ini terus berlangsung... dia akan menjadi sepertiku..." Dalam hati Kurogane kesal.
"Kakak." Panggil Aoi dari dapur.
Akashi terkejut dan ketakutan setelah bercakap dengan adiknya.
"Sudah kubilang! Panggil aku dengan namaku, bodoh!" Teriak Akashi marah.
"Eh? Maaf." Kata Aoi dengan suara yang datar.
"........ Hah... ada apa?" Tanya Akashi menghela nafasnya.
"Makanan sudah siap." Kata Aoi memegang pisau seperti siap membunuh.
"................ Lebih baik, aku memperingati kakak sebelum dia pulang..." Dalam hati Akashi merasa Aoi seperti siap membunuhnya.
"Tunggu... kau memasak?" Tanya Akashi terkejut.
"Iya, apa ada masalah?" Tanya Aoi mendekatkan pisaunya ke muka Akashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grand Eden's Game
AcciónCerita tentang seorang perempuan yang mempunyai impian tinggi. Ia ingin menjadi pemenang 'The Grand Eden's Game'. Sayangnya... sekolahnya tak pernah masuk kejuaraan, ia ingin menjadi orang pertama yang masuk kejuaraan di sekolahnya dan menjadi pemen...