"Erica! Aku sudah membawa bir untuk kita!" Fuji berteriak membuka pintu dengan keras. Fuji sama sekali tidak berubah dari awal, sedangkan Erica menjadi lebih tinggi dan rambutnya dikuncir.
"Fuji-san? Aku sudah bilang aku tidak menyukai bir." Erica memandang pintunya, merasa kasihan karena dibuka dengan keras.
"Jadi, bagaimana dengan Aoi?" Tanya Fuji menonton televisi besar yang ada di dinding.
"Aku rasa ini akan menjadi pembantaian." Erica tertawa menonton Aoi, Akashi, Shirou, dan Midori.
"Kojiro itu teman lamamu, bukan? Aku tidak pernah bertemunya..." Fuji menatap Midori yang sedang ada di televisi.
"Begitulah. Aku sangat senang saat aku tau Kojiro masih hidup." Erica tersenyum setelah mengetahui dia masih hidup.
"Hm... kau menyukainya?" Tanya Fuji menggoda Erica.
Tubuh Erica langsung merinding dan wajahnya memerah.
"Ho... Erica akhirnya mempunyai laki laki yang dia sukai." Fuji menyenggol sikutnya ke lengan Erica sambil menggunakan senyuman yang menjengkelkan.
"Fuji-san... hentikan itu..." Wajah Erica masih merah dan bertingkah gugup.
_______________________________________
"Shin! Apa sudah mulai?!" Tanya Hinako bersama Hiiro.
Hinako sangat cantik dan bajunya sangat cantik juga. Tubuhnya menjadi lebih bagus dan tinggi. Hiiro menjadi lebih tinggi dari sebelumnya dan dia juga masih memakai kacamatanya.
"Kalian datang!" Shin gembira melihat kedua teman lamanya lagi.
Shin yang tadinya mempunyai rambut pendek, sekarang dikuncir kebelakang. Dia juga masih memakai kacamata dan dia lebih terbuka, tidak seperti dulu selalu malu dimana mana.
"Tentu saja. Kita tidak akan melewatkan ini." Hiiro tersenyum kepada Shin.
"Shin, suamimu ada di televisi." Hinako menggoda Shin dengan senyuman.
"Eh...? Tapi... dia sudah pernah menang sebelumnya..." Wajah Shin memerah, tapi dia tertawa sedikit.
"Semoga mereka akan baik baik saja." Hiiro menatap mereka semua di televisi.
"Dia harus pulang baik baik saja, karena dia harus tau sesuatu..." Shin tersenyum dan mengelus perutnya sendiri.
"Tunggu dulu! Maksudmu... kau..." Hinako tidak percaya, tapi dia cukup yakin apa yang Shin maksud.
"Aku hamil." Shin tersenyum kepada mereka berdua, lalu menatap Kuguha yang ada di televisi.
"Itu berita yang bagus." Sakurai datang tanpa mereka bertiga sadar.
Hinako dan Shin terkejut tentunya, tap Shin tetap tenang saja.
"Sakurai, kau sudah datang." Shin gembira melihat Sakurai. Rambutnya yang mempunyai warna yang sama seperti bunga sakura, menjadi lebih panjang dan cantik.
"Kuguha dan kau akan menjadi orang tua yang baik." Sakurai tersenyum kepada Shin. Shin gembira mendengar itu, lalu Hinako dan Hiiro gembira dan memberi selamat kepada Shin.
_______________________________________
"Aoi... Midori... semoga kalian menang..." Chairou menonton televisinya sambil menatap bunga bunganya.
_______________________________________
"Kakak! Kau pasti bisa menang! Semangat!" Asahina menyemangati Shirou walaupun dia meneriaki televisi.
_______________________________________
"..............." Kurogane menonton televisi, menatap Aika sedang membantu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grand Eden's Game
ActionCerita tentang seorang perempuan yang mempunyai impian tinggi. Ia ingin menjadi pemenang 'The Grand Eden's Game'. Sayangnya... sekolahnya tak pernah masuk kejuaraan, ia ingin menjadi orang pertama yang masuk kejuaraan di sekolahnya dan menjadi pemen...