S2 Chapter 12: Regret

353 34 7
                                    

Mereka berlima melanjutkan perjalanan dengan bus lagi. Tapi, suasananya sangat murung. Biasanya, Aoi adalah penyemangat walaupun cerewet. Tapi sejak pergi dari area itu, dia lesu. Polisi membiarkan mereka semua pergi, karena mereka menyerahkan semua masalah ini ke ilmuan ilmuan seperti Himari. Untuk sekarang, guru Ayuzawa akan ikut dengan polisi untuk melanjutkan interogasi. Polisi mempercayai bahwa kejadian ini bukan hanya fenomena, melainkan penyerangan terencana atau percobaan rahasia.

"Oi Aoi." Panggil Akashi dari sebelah tempat duduknya.

"Oi!!" Panggil Akashi lagi.

"Eh? Iya, ada apa?" Tanya Aoi dengan suara pelan.

"Ada apa? Itu yang harusnya menjadi pertanyaanku." Kata Akashi jengkel.

".........." Aoi hanya sedih dan diam saja.

"Ini tentang Ayah Himari, ya?" Tanya Akashi menghela nafasnya.

"..................." Aoi menangis lagi.

Akashi memeluk kepala Aoi dan mencium kepalanya.

"..... Akashi... apa yang harus kulakukan? Aku... tidak dapat berbicara dengannya... ataupun melihat Himari-san lagi..." Kata Aoi menyandarkan kepalanya di pundak Akashi sambil menangis.

"Jangan berpikir... tidurlah... itu akan membantumu..." Kata Akashi.

"......... Baiklah... terima kasih, Akashi... aku sangat beruntung kau ada disini..." Kata Aoi menangis dan memejamkan matanya.

"Tidak... akulah yang beruntung..." Dalam hati Akashi tersenyum.

Dari kejauhan Hinako memperhatikan mereka berdua.

"Sudah kuduga... mereka sudah melakukannya... Aka-kun mesum..." Kata Hinako mukanya merah.

"Gah! Mereka berdua juga?!" Hinako melihat Mitsuki dan Haruka sedang tidur dengan tentram di kursinya. Harukapun menyandarkan kepalanya ke pundak kakaknya.

"Jangan cemburu... jangan cemburu..." Bisik Hinako mukanya merah.

Tanpa sengaja, Hinako berimajinasi dirinya sendiri menyadarkan kepalanya ke pundak Hiiro.

"Tunggu! Kenapa dia?! Kenapa aku baru saja berimajinasi seperti itu?!" Teriak Hinako memegang kepalanya sambil panik.

"Aku bisa mendengarkanmu dari sini, Yuu..." Dalam hati Akashi jengkel dengan sikap Hinako.

"Tapi... siapa yang merencanakan ini? Dan walaupun begitu... aku tidak percaya Pandora dapat membawa mahluk mahluk dari Eden keluar ke dunia asli..." Dalam hati Akashi berpikir.

"Kalo dipikir pikir... Aoi... apa dia juga terbuat dari Pandora untuk keluar ke dunia asli...?" Dalam hati Akashi menatap Aoi yang tertidur di sebelahnya.

"........ Tidak... apel terlarang yang membuatnya berbeda... dia tidak mungkin terbuat dari Pandora... iya, kan...?" Dalam hati Akashi berpikir.

_____________________________________

"Iya... disini Asahina Takeba." Kata seorang gadis mengangkat teleponnya.

"Bagaimana?" Tanya seseorang dari telepon.

"Percobaan untuk memindahkan monster besar ke dunia asli, telah berhasil. Sayangnya, grup tidak diinginkan mengganggu percobaan dan karena itu, informasi untuk percobaan ini berkurang dari yang diperhitungkan." Kata Asahina melihat kota yang diserang oleh Great Golem.

"Ho... grup apa ini?" Tanya seseorang.

"Aku percaya mereka adalah grup dari sekolah Hirazawa, namun salah satu dari mereka mendominasi kekuatan Great Golem dengan mudah. Ada kemungkinan seseorang dari grup mereka mempunyai kekuatan sebesarnya." Kata Asahina mengingat grup Aoi dapat melawan great golem dengan mudah.

The Grand Eden's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang