S2 Chapter 5: Wrath

336 28 2
                                    

"Itulah kekuatanmu, Aoi Kirishima. Keajaiban yang palsu. Tapi... apakah palsu berarti tidak asli? Apakah menjadi palsu berarti tidak dapat menandingi yang asli?" Aoi mengingat perkataan Kurogane.

"Bagus... Bagus Aoi..." Aoi mengingat perkataan Kurogane lagi.

"Aku barus saja mengerti dengan apa yang dia maksud..." Dalam hati Aoi tersenyum dan gembira.

"Aoi?" Tanya Akashi.

"Akashi... tolong duduk dan jangan bergerak..." Kata Aoi.

"Eh? Tapi... kenapa?" Tanya Akashi.

"Akashi! Waktumu tidak banyak!" Teriak Aoi lagi marah.

"Hah? ...Baiklah..." Kata Akashi duduk di jalanan.

Aoi memegang punggung Akashi, dan memejamkan matanya.

"Konsentrasi... sekarang aku sudah mengerti... terima kasih, Adam. Aku akan menyelamatkannya." Dalam hati Aoi dan tangannya mengeluarkan cahaya biru.

Aoi masuk ke dalam pikiran Akashi...

Aoi berjalan dan bertemu dengan Kurogane yang siap untuk menghadapinya.

"Kau datang untuk menghentikanku?" Tanya Kurogane tersenyum.

"...... Ini... bukanlah yang kau mau..." Kata Aoi sedih.

"Hah? Tentu saja ini yang kumau, aku akan menghancurkan Eden dan dunia terkutuk ini!" Kata Kurogane tertawa.

"Kau bilang begitu... tapi kau ingin Akashi tetap hidup..." Kata Aoi.

"Monyet ini? Hahahahaha...!!! Aku harus mengakuinya, kau memang pelawak yang hebat, Aoi!" Kata Kurogane tertawa.

"..." Aoi menatapi Kurogane dengan tatapan yang serius.

Tatapan Kuroganepun berubah menjadi serius.

".......Hmph... aku tidak menyangka kau akan menyadarinya." Kata Kurogane jengkel.

"Katakan padaku, kenapa kau ingin menyelamatkan Akashi?" Tanya Aoi.

"Dia adalah monyet yang hebat. Dia dapat menahan kekuatanku selama 15 tahun. Simbol kekuatanku adalah Wrath. Aku tidak dapat mengendalikan diriku sendiri. Aku tidak seperti Mythical monster yang lainnya." Kata Kurogane.

"Maksudmu... kau tidak pernah berniat untuk membahayakan dunia ini?" Tanya Aoi terkejut.

"Tidak... aku tidak pernah berniat untuk menghancurkan dunia ini." Kata Kurogane.

"Kau bilang ada Mythical monster yang lain, siapa mereka?" Tanya Aoi masih terkejut.

"Ifrit dan Shiva. Mereka dapat mengendalikan kekuatan mereka dengan mudah." Kata Kurogane.

"Pertanyaanku masih belum kau jawab." Kata Aoi dengan tatapan yang serius.

"Hah?" Tanya Kurogane terkejut.

"Pasti ada alasan yang lain, selain Akashi adalah satu satunya manusia terkuat yang dapat menahan kekuatanmu." Kata Aoi.

"Hmph... apa yang membuatmu berpikir aku mempunyai alasan yang lain?" Tanya Kurogane tersenyum.

"Berhenti berbohong!" Teriak Aoi marah.

"Aku... memakan apel terlarang. Apel itu... memberikanku kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat, sekaligus mengetahui yang benar dan yang salah." Kata Aoi marah.

"......................... Heh... baiklah... monye-- Akashi... dia sepertiku. Aku adalah manusia sebelum aku menjadi Bahamut. Seperti Akashi, kekuatanku semakin besar jika aku menggunakan kekuatanku terus. Tapi... kekuatanku memakan pikiranku secara perlahan lahan dan merubahku menjadi monster pembunuh paling kejam. Sudah banyak dunia yang telah kuhancurkan, tapi... aku bertemu Ifrit, Shiva, dan Gintaro. Mereka mengunciku di tubuh Akashi untuk menghentikanku dari menghancurkan dunia ini. Aku tidak pernah ingin menjadi seperti ini... tapi setelah melihat Akashi, aku berharap untuk menemukan cara, agar dia bisa tetap hidup sebagai manusia, dimana aku gagal sebagai salah satunya." Kata Kurogane mengingat masa lalunya.

The Grand Eden's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang