Keringat menetes begitu deras dari badan Adi, Ini kali keempatnya ia mencoba berdesakan merangsek masuk ke dalam bus ekonomi ber-ac itu. Pada percobaan kelimanya ia mengendurkan semangatnya setelah melihat seorang ibu-ibu yang menggendong anaknya terjepit di kerumunan manusia yang seperti sudah kehilangan akal.
Tak sampai satu menit bus yang baru datang itu langsung penuh. Adi menatap kecewa. Libur lima hari akibat cuti bersama ini sepertinya membuat sebagian orang kalap ingin pulang dan berlibur di kampung masing-masing. Setelah beberapa bulan belakangan ini hari libur hanya jatuh di hari minggu, armada bus yang biasanya cukup untuk menampung penumpang yang hilir mudik dari Malang ke Surabaya kini mendadak seperti barang langka karena banyaknya manusia yang memenuhi terminal itu.
Adi menyerah, satu jam dia mencoba merangsek masuk tapi niatnya selalu berubah setelah melihat penderitaan orang-orang yang terjepit di antara kerumunan manusia. Adi mencari tempat duduk di ruang tunggu yang masih kosong. Dia ingin istirahat sejenak hingga kondisi lebih kondusif. Setelah berkeliling akhirnya Adi mendapatkan sebuah bangku kosong yang tadinya diduduki seorang mahasiswa yang sepertinya senasib dengan adi, namun sepertinya mahasiswa itu memilih menyerah lalu beranjak pergi menuju pintu keluar terminal.
Adi membuka tas ranselnya dikeluarkan botol air minum yang dia beli sebelum menuju terminal. Cairan tubuhnya seperti tersedot oleh usaha sia-sianya tadi, tanpa basa-basi dia langsung meneguk air dalam botol itu sampai tersisa seperempatnya. "ahhhhhh," katanya mendesah keras saking leganya.
Di samping Adi nampak seorang mahasiswi berkaos merah dengan celana jeans yang ketat sedang sibuk mengatur isi dari tas jinjing yang ukurannya cukup besar. Gadis itu tampak serius menghitung dan mengecek isi dari tas jinjing yang dia bawa. Sesekali dia melihat ponselnya lalu mengangguk-angguk seperti sedang membenarkan bahwa isi dari tas jinjing itu sudah lengkap.
Adi menangkap aktivitas yang dilakukan gadis itu sambil sesekali tersenyum. Nampaknya tingkah laku gadis itu sungguh lucu sehingga membuat Adi tertawa sendiri. Tentu bukan itu saja alasannya. Jelas Adi tak bisa bohong bahwa gadis yang duduk di sampingnya ini adalah sosok gadis yang begitu mengemaskan, terlepas dari pakaiannya yang super ketat dan rambutnya yang diikat pendek. Wajah gadis itu benar-benar memancarkan pesona yang tak pernah Adi lihat sebelumnya. Wajah gadis itu bulat dengan hidung kecil nan mancung, matanya yang tak terlalu lebar dan bibirnya yang tipis seperti menghipnotis Adi untuk terus tersenyum sambil tak henti menatap gadis itu.
"Stop," gumam Adi dalam hati saat dia sadar bahwa apa yang dia lakukan bisa membuat gadis itu merasa risih bila sadar.
Gadis itu bergumam. "Sekali lagi," katanya pelan. Kini dia mangeluarkan isi dari tas jinjingnya, tampak baju-baju yang masih dibungkus plastik dan sebagian ada juga yang dikemas dengan kantong plastik hitam kecil yang tak terlihat isinya. Adi cukup penasaran, dia mencoba melirik isi dari tas jinjing itu, tampak seperti baju pesanan online shop . Mungkin dia kerja sambilan jual baju, kata Adi dalam hati.
Gadis tadi mengecek jam tangan. Tampaknya dia kaget, gadis itu langsung mengecek ponselnya, sepertinya dia sedang menunggu seseorang dan berharap untuk segera di hubungi. Berapa saat kemudian ponselnya bergetar lalu dengan cepat gadis itu menerima panggilan itu.
"Hallo, kamu dimana?" ucap gadis itu.
"Aku udah di parkiran."
"Ya sudah tunggu di sana aja, aku OTW kesana."
"Ya udah dadah"
"Ya dadah"
Gadis itu langsung bergeges membuka ranselnya lalu mengeluarkan sebuah jaket hitam bertuliskan Fakultas Pertanian Univerisitas Brawijaya. Dengan cekatan dia langsung memakainya, tanpa aba-aba dia langsung merapikan kembali isi tas jinjingnya dan memasukkan barang barang yang tadi dikeluarkannya. Tangannya begitu cekatan.
Adi sembunyi-sembunyi melirik aktivitas gadis itu dengan sigap setelah merasa apa yang dia rapikan sudah beres. Gadis itu langsung berdiri dan bergegas berlari kecil menuju pintu keluar terminal. Adi tersenyum mamandang gadis itu, tidak hanya wajahnya yang lucu tapi cara jalannya juga lucu pikir Adi. Pinguin, kata Adi dalam hati.
Adi cukup senang karena dia tahu gadis itu masih satu kampus dengannya , walau rasa senangnya tak beralasan. Biarpun satu kampus emang aku berani mencarinya, canda Adi dalam hati menantang dirinya. Adi menatap kembali tempat gadis duduk tadi untuk sejenak mengingat pemandangan indah yang sebelumnya dia lihat. Adi kaget, masih ada bungkusan kresek yang tertinggal di sana. Adi masih ingat bahwa bungkusan kresek itu adalah kresek yang dikeluarkan dari tas jinjing gadis tadi. Adi bergegas mengambil kantong kresek hitam itu lalu berlari mencari gadis tadi. Ramainya terminal membuat pandangan Adi terhalang dan laju larinya juga tersendat sendat, apalagi berapa orang menegurnya agar Adi jangan lari di tengah keramaian.
"Mbak Barangnya," teriak Adi dari jauh saat melihat gadis itu masih berdiri memasang helm di parkiran dengan gadis lain yang menjemputnya. Tapi karena terminal yang ramai suara Adi tak terdengar jelas dan malah yang menoleh adalah orang orang yang tak berkepentingan.
"Mbak barangnya!" teriak Adi lagi
"Barang saya mas?" kata seorang mbak-mbak yang berada di depan Adi.
"Bukan mbak kok , maaf mbak."
"Bukan aku ya mas? Oh ya. Barang aku ternyata masih di sini. Hati aku juga masih disini kok mas," canda mbak-mbak yang gagal membuat Adi tersenyum. Ga jelas! gertak Adi dalam hati.
Obrolan tak penting itu mencegat Adi berapa detik. Adi berfikir keras agar gadis itu bisa menoleh, kantong kresek itu tak tertutup rapat hanya diikat sekali dengan simpul. Adi langsung berinisiatif membuka isi kresek agar dia tahu isinya lalu dia akan berteriak dengan meyebutkan isi keresek itu dengan detail agar sang pemilik menyadarinya. Sambil berjalan agak cepat Adi membuka bungkusan tersebut, dia langsung menarik isinya, mengangkatnya tinggi tinggi lalu melambaikan ke arah gadis tadi sambil berteriak. Sejenak Adi melihat isi kresek yang dia lambaikan ke atas. Adi tertegun, sebuah kain segitiga berwarna merah muda dengan renda renda lucu berkibar di tangan Adi dengan indahnya,
"Mbak!" kata Adi keras sehingga berapa orang yang di sana menatap langsung menatap Adi.
"Celana Dalamnya ketinggal... an," lanjut Adi dalam hati, lalu pelan-pelan Adi menurunkan tangannya dan menaruh lagi pusaka itu ke dalam tempatnya. Tatapan pengunjung terminal mulai berbeda beda, ada yang menahan tawa bahkan ada juga yang melirik Adi diam diam dengan senyum yang tersimpul di bibir mereka sambil mengelus elus tangan kekarnya.
Ternyata Gadis itu sudah tidak ada disana, bagaimana Adi bisa mengembalikan pusaka itu????
Bersambung : Part 2. Keramahan Rakyat Indonesia.
Next.. Follow dulu ya... #piisss.. Jangan Lupa Voment
Salam!!! SEMPAKERSSSSS !!!!
[NB : Tulisan ini sedang saya perbaiki bertahap, maaf bila ada typo atau penulisan yang kurang tepat ]

KAMU SEDANG MEMBACA
Celana Dalam Merah Muda
HumorCelana Dalam? Sebuah penemuan manusia yang kini mungkin berubah menjadi salah satu pusaka keramat yang identik dengan hal-hal yang tabu. Bagaimana jadinya bila seorang mahasiswa baru menemukan segempok celana dalam dalam bungkusan plastik yang t...