Chapter 3

481K 18.6K 452
                                    

"Duuh, telat lagi gue aduuh.. mana hari ini razia murid telat lagi.. ck"

Tasha yang sedang menyetir terus terusan mendumel. Ia semakin mempercepat laju mobil. Jika kalian bertanya kenapa ia boleh bawa mobil, jawabannya karena lagi-lagi ia asal mengambil kunci mobil alias diam-diam bisa juga disebut nyolong. hoho.

Akhirnya sampai juga. Ia memarkiran mobil di luar sekolah saja. Setelah itu ia kembali ke gerbang sekolah dan sedikit berlari ke dalam sambil menunduk. Dapat dilihatnya nampak sepi bahkan satpam yang biasanya tampak berdiri di depan pos kini lenyap.

Tasha berjalan pelan mengendap endap takut ada guru yang tiba tiba keluar melihatnya. Setelah menoleh kanan kiri tidak ada siapapun ia akhirnya bisa bernafas lega dan berjalan biasa. Tapi tiba tiba ada yang menarik rangselnya sehingga ia tertarik kebelakang.

"Mau kemana loe ?!!"

Tasha merinding seketika dan matanya melebar. Akhirnya ia memutuskan untuk berbalik. Ternyata nampaklah seorang Devan Denatario Putra samg ketua OSIS yang super duper galak juga ngeselin. Di tangannya terdapat tongkat yang biasanya ia bawa untuk memukul murid-murid bandel sepertinya.

Merasa dia harus melawan rasa gugupnya Tasha akhirnya berkacak pinggang dan menatapnya sinis.
"Mau ke kelaslah , loe pikir gue mau ke mall !!" Tasha memutar mata malas dan tertawa sinis.

Devan menatap tajam Tasha sambil memutar-mutar tongkat.
"Mau ke kelas ya?, sayangnya hari ini loe masuk kelas di jam istirahat nanti dan sekarang loe ikut gue!!"

Tasha berdecak kesal "ih. Nggak mau, loe udah melanggar hak asasi manusia tercantik kayak gue. Gue laporin ke komnas HAM loe!! "

Sedangkan devan hanya menaikkan sebelah alis dan menatap tasha intens.
"Loe. Ikut. Gue. Se ka rang.!!!"
Seakan dihipnotis tasha hanya diam dan melangkah mengikutinya.
'Bodoh banget gue, ngapain gue ngikutin dia duh .. ni kaki nggak bisa diajak kompromi'

Sesampainya di ruang OSIS tasha langsung duduk di sofa sedangkan devan berjalan ke arah lemari khusus berkas-berkas. Di ruang OSIS ini memang terkenal mewah, AC yang selalu stand by ,TV , beberapa komputer , kulkas, kasur kecil , ada dapur mini pula. Karena fasilitas fasilitas yang ada di ruang OSIS pula yang menjadikan banyak siswa yang berbondong bondong ingin masuk mendaftar OSIS 'Norak banget'.

Disini tidak sendiri terlihat ada beberapa anggota osis yang masih ada disini. Di sebelah kanan ada Chika yang duduk di karpet sedang mengukur kertas karton. Ia cantik
'Tapi sorry ya cantikkan gue'. Chika juga pintar banyak yang memasangkan Devan sang ketua osis dengan Chika sang wakil yang sok pintar itu.
Selanjutnya ada Dion sang asisten ketua osis yang kini tengah diam-diam menatap Tasha. Tiba-tiba Dion tersenyum ke arah tasha dengan pandangan sulit diartikan yang dibalas senyum oleh Tasha. Di sebelahnya ada Edo dan Santi yang sibuk mengerjakan jurnal sekolah.

Devan kembali dengan membawa buku Punishment. Ia duduk di depan tasha mulai membuka buku itu lalu bertanya "Nama loe siapa?"
Tasha yang ditanya hanya memutar mata malas "udah deh, nggak usah sok nggak tau LEADER" Ucap tasha sambil melihat dan mengeja kain yang diikat di lengan atas devan.

Devan menghela nafas lembut "Natasha.. natasha loe udah bolak-balik kena hukuman terus masih mau ngulangin lagi kayak gini !!" Ucap devan sakarstik lalu menuliskan sesuatu dengan cepat dan menyodorkan ke Tasha.

Tasha melihat tulisannya tampak bagus dan rapi. Kemudian Tasha menandatangani kolom disamping namanya beserta alasan hukuman dan memberikan lagi pada devan.

"Sekarang berdiri di lapangan dan membawa tulisan ini !" Devan mengambil Karton yang bertuliskan 'SAYA TIDAK AKAN TELAT LAGI' yang semula berada di bawah meja.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang