Chapter 25

266K 12K 282
                                    

Seorang pemuda tampan kini terdiam di motor sportnya mengawasi dari kejauhan gadis cantiknya yang sedang berlari kecil menuju gerbang sekolah.

Ya, dialah Devan yang dengan setia mengawasi Tasha dari kejauhan. Sudah hal biasa jika Devan dan Tasha berangkat bersama pastilah berhenti di jauh tempat. Sengaja menghindari tontonan publik apalagi tontonan murid-murid di Sekolah ini.

Setelah Tasha sudah masuk gerbang. Akhirnya Devan menyusul dengan motornya masuk ke gerbang menuju parkiran sekolah.

Sudah hal biasa juga jika pemuda yang menjabat sebagai ketua osis ini masuk ke parkiran semua pandangan siswi akan teralih padanya bahkan tak sedikit siswi yang rela mengeluarkan kembali bedak beserta cerminnya demi memastikan penampilannya oke cuma agar dilirik Devan.

Itu percuma karena bagi Devan secantik-cantik mereka tetap Tasha tercantik. Semanis-manis mereka tetap Tasha paling manis. Seimut imutnya mereka tetap dihatinya Tasha paling imut imut. Seganas-ganasnya mereka Tasha yang paling ganas. haha.

Setelah memarkirkan motornya ia melepaskan helm dan menaruhnya di spion.

Ia baru ingat kalau jaketnya ternyata masih dipakai Tasha.

---

Tasha berjalan riang menuju kelasnya. Dari koridor ke koridor beberapa menyapanya ada juga yang enggan karena memang sinis dengan Tasha.

Tiba-tiba dari arah berlawanan gerombolan Ola cs termasuk Sheyla sedang berjalan bersama sembari bercanda.

Tasha mendengus dan memutar mata malas namun tetap berjalan santai.

Seperti mulai memgetahui keberadaan Tasha mereka terdiam dan tersenyum sinis.

Mereka menghadang jalan Tasha. Di tempat yang salah karena mereka mulai jadi tontonan.

"Hallloooo Tasha. Selamaat pagiiii. Waah cerianya" Sapa Ola dengan senyum ejek andalannya.

Tasha tetap terdiam dan mendengus malas.

"Waah . Jaketnya baru yaa" sindir Ola lagi

Tasha baru ingat ternyata Jaket Devan masih dipakainya.

Ola tiba-tiba maju dan mengembang kempiskan hidungnya seperti membaui sesuatu.

"Yaampuuun. Gue kayak kenal wangi ini. Coba cium baunya deh guys" perintah Ola ke teman-temannya termasuk Sheyla.

Sebelum mereka bertindak lebih lanjut Tasha sudah berontak.

"Apa sih! Norak deh kalian. Ini jaket gue tau, cuman nggak pernah gue pakai. Wanginya ? Gue pakek parfum kakak gue. Puas!!" Jawab Tasha asal.

Tiba-tiba Sheyla tersenyum sinis dan dingin yang berhasil membuat Tasha merinding seketika.

"Dasar pembohong" ucap Sheyla dingin.

Tanpa sadar suasana mulai ramai . Banyak murid-murid yang menonton mereka.

Tiba-tiba salah satu siswi kelas 1 nyeletuk ke temannya pelan tapi masih terdengar di telinga Tasha.

"Eh, bukannya Kak Devan juga pernah pakai jaket yang kayak gitu. Mirip deh" celetuk siswi itu.

Sontak Tasha emosi.

"HEH! Anak kecil loe ngomong apa tadi. Loe kata jaket gue pasaran. Ini jaket asli dari USA tau. Loe bilang apa tadi? Si Ketua Osis yang songong itu juga punya . Cih , mungkin punya dia yang jaketnya KW levelnya rendah. Jadi jangan banyak bacot" Sentak Tasha ke Siswi junior yang sekarang menunduk gemetaran.

Tasha membalikkan badan dan .. Siiing.

Berdirilah Devan dari kejauhan dengan bersedekap dan raut datarnya.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang