Chapter 38

258K 11.4K 459
                                    

Esok harinya

Pagi ini cuaca mendung sama seperti suasana hatinya yang mendung.

Tasha ingin bolos saja rasanya, tapi ia sudah janji untuk bertekad menjadi pribadi yang mandiri dan lebih baik.

Ia turun dari tangga sambil menenteng tasnya dan sepatunya dengan malas.

Di bawah sudah ada Mama Tasha yang ikut Bibi Sarti untuk membantu menyiapkan sarapan.

"Pagi sayaang.." sapa Mamanya.

Tasha hanya diam dan muram. Ia lantas berjalan gontai menuju ruang makan dan duduk di tempatnya biasa duduk.

"Duh, disapa Mamanya kok malah cemberut" goda Mama Tasha.

Tasha mendengus kecil   dan tetap cemberut.

Mamanya berjalan mondar mandir untuk menyiapkan.

"Eumm. Ma, aku boleh ya punya apartemen dan tinggal sendiri" Tanya Tasha tiba-tiba.

Mamanya terdiam seketika.

"Astaga, tumben kamu mau tinggal sendirian" ujar Mama.

Tasha merengek.

"Pokoknya Tasha mau punya apartemen sendiri, tinggal disana sendiri, masak sendiri, aku pengen belajar mandiri maa. Yah boleh yaaa." rajuk Tasha.

Mama kemudian duduk disamping Tasha dan menatapnya lembut.

"Kamu serius? Mama ikut senang mendengarnya tapi Mama juga khawatir kamu kenapa-napa, sayang" jelas Mama.

Tasha cemberut.

"Nggak mau. Tasha mau tinggal di apartemen titik. Nggak ada yang tahu kecuali Mama dan Papa. Pokoknya" tegas Tasha.

Mama mengerutkan kening.

"Loh, Devan sama temen2mu nggak kamu kasih tahu?" Tanya Mama heran.

Tasha menggeleng.

Mama menaikkan alis dan menghela nafas.

"Pasti kamu berantem lagi ya sama Devan" tebak Mama.

Tasha mulai tidak mood ketika membicarakan tentang Devan.

"Ada apa lagi sayang. Cerita sama Mama" sahut Mama lagi dengan lembut.

Tasha mulai menangis.

"Kemarin Devan diam2 selingkuh maa, dia selingkuh sama musuh aku. Hikz" curhat Tasha.

Mama berkerut kening.

"Mungkin kamu cuma salah paham sayaang. Kamu belum dengar penjelasan dari dia?"

Tasha menggelengkan kepala.

Mama menghela nafas lagi.

"Dengarkan penjelasan dia. Mungkin bukan maksud Devan selingkuh dari kamu. Mama beribu yakin. Bahwa Devan adalah anak yang baik dan cocok buat kamu yang nanti bisa mengayomi kamu, menjaga kamu. Mama juga yakin dia tidak sedang selingkuh. Karena Mama tau siapa Devan" jelas Mama panjang lebar.

Tasha berdecak.

"Udahlah Ma, Tasha udah males bahas itu lagi . karena setiap Tasha inget Devan, Tasha jadi selalu inget kejadian kemarin itu" ujar Tasha muram.

Mama menatap Tasha sedih.

"Kemarin Devan kacau banget. Kemarin Mama nggak tahu apa-apa tiba-tiba Devan dateng dan bawa bodyguard banyak bahkan 2 mobil entah darimana atau mungkin itu bodyguardnya, Mama juga kurang tahu. Devan masuk kedalam nemuin Papamu langsung karena waktu itu Papa kamu sudah pulang kerja. Jadi Mama cuman tahunya kamu menghilang. Mama bahkan ikut khawatir. Tapi Mama nggak tahu kalau kamu lagi ada masalah sama Devan" terang Mama sedih.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang