Chapter 31

247K 12K 346
                                    

Hujan deras mengguyur di sore hari. Gemuruh petir bersautan. langit tampak mendung gelap.

Bersamaan dengan itu, seorang gadis kini juga dalam suasana mendung bahkan dia menangis keras di dalam kamarnya.

Bi Sarti, Kak Kelvin, Mama juga Kak Leo kini berada di depan kamar Tasha. Sedari tadi mereka hanya saling berbisik terkadang menggedor pintu tapi tidak ada sahutan. Sahutannya hanya suara tangisan Tasha yg semakin keras.

"Tasha, buka pintunya naak. Tolong jangan nangis. Ini mama, jangan nangis ya nak" ujar mama dengan suara keras sembari menatap pintu kamar Tasha.

Suara tangisan Tasha malah lebih keras.

Semuanya yang ada di depan pintu kamar Tasha menghela nafas.

"Eum.. nyonya, coba nyonya telepon Den Devan aja, soalnya Non Tasha tadi bertengkar sama Den Devan" ucap Bi Sarti.

Kak Kelvin mengangguk menyetujui.

"Iya, tadi mereka berantem. Tapi kayaknya yang salah emang Tasha. Dia kurang pengertian sama Devan" terang Kak Kelvin.

Sedangkan Mama hanya menatap mereka bingung.

"Loh tadi Devan kesini ?"

Bi Sarti dan Kak Kelvin mengangguk.

Sedangkan Kak Leo nampak berpikir.

"Aku pikir, sebaiknya biarin aja. Biar Tasha dewasa, kasihan Devan. Susah lho ngebujuk Tasha kalo udah ngambek. Dan itu hanya Devan yang bisa menangani" jelas Kak Leo.

"Iya juga, yaudah biarin dia nangis. Jangan kasih tau Devan apa-apa" sahut Kak Kelvin.

Sedangkan Mama menghela nafas lalu memegang keningnya tanda bingung.

"Yah, kalau begitu. Bi, terpaksa harus ambil kunci duplikat kamar Tasha. Padahal ini digunain kalau Tasha lagi bandel. Yaudah lah. Oh iya sama buatin dia susu hangat ya" perintah Mama ke Bi sarti.

Sedangkan Bi Sarti mengangguk dan membungkuk lalu berjalan ke dapur.

Mama juga terlihat pergi menuju kamarnya begitu pula Kak Leo.

Sedangkan Kak Kelvin masih berdiri bersedekap memandang pintu kamar Tasha.

"Sama kayak sahabatnya, sama2 ngambekan" gumam Kak Kelvin lalu pergi.

-----

Sedangkan disisi lain seorang pemuda sedang tertidur sambil duduk di meja belajar kamarnya. Laptopnya masih terlihat menyala.

Di layar yang menyala tersebut terdapat soal-soal dan rangkuman materi berbagai pelajaran. Rupanya pemuda tersebut merangkum sendiri materi dan memilah soal.

Di page itu terdapat identitas. Kelihatannya soal dan rangkuman ini didedikasikan untuk seseorang.

Nama : Natasha Dea Ika Trilova
Kelas : 11
No abs : 21

Ya, pemuda itu ialah Devan yang sedang tertidur pulas dengan posisi yang kurang layak.

Bisa dilihat, betapa luar biasanya rasa sayang Devan untuk Tasha. Walaupun dia sedang marah ke Tasha tetapi ia tak lupa dengan kewajibannya untuk memperhatikan Tasha dengan senang hati.

----

Esok hari

Di pagi ini suasana masih mendung dengan hawa yang masih dingin. Tasha hari ini membawa mobil pun tampak memarkirkan mobilnya.

Bel masuk kurang 15 menit lagi.

Tasha keluar dari mobilnya, ia mengeratkan jaket yang dipakainya.
Seperti biasa, pita rambut lucu tak lupa dipakainya.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang