Chapter 15

281K 13.3K 372
                                    

Masih di aula

Saat ini kepala sekolah sedang pidato dengan ekspresi seriusnya padahal beliau sedang sakit. Beruntung karena aula ini tertutup dan di dalam gedung biasanya aula ini juga digunakan sebagai aula olahraga jika lapangan di luar sedang becek karena hujan ataupun kendala lainnya.

Di samping kepala sekolah terdapat kepala sekolah baru yang akan menggantikannya.

Tasha menguap bosan dan melirik kanan kiri dengan usil. Dinda juga terlihat sama bosannya dengan Tasha.
Tetapi pandangannya berhenti ke arah Devan yang berdiri di antara OSIS-OSIS lainnya. Ia memandangi wajah tampan Devan.

Chika ? Selalu saja di samping Devan dan sesekali mengajak ngobrol Devan.

Tiba- tiba Chika meliriknya dan mengerutkan kening saat tau sedari tadi Tasha sedang memandangi Devan.

Tasha menatap Chika tajam dan dibalas senyum licik. Chika memberi isyarat ke arah Tasha lewat omongan tanpa suaranya yang berarti 'Loe suka sama Devan?'. Ia mendengus sebal ke arah Chika.

Chika tertawa remeh dan menatap Tasha dengan pandangan benci lalu berbicara tanpa suara lagi 'Devan milik gue' .

Herannya mengapa semua orang tidak sadar dia berbicara tanpa suara seperti itu ke arahnya, dia benar-benar licik.

Tasha mendengus dan bergumam 'mimpi loe'. Mereka berdua masih bertatap-tatapan dengan tajam tetapi kemudian Chika mengalihkan pandangan ke arah Devan dan memanggil Devan disampingnya yang memang tidak sadar dengan sekitar atau bisa dibilang tidak sadar aura peperangan antara dia dan Chika.

Devan menoleh dan Chika membisikkam sesuatu ke arahnya. Diam-diam Chika melirik ke arah Tasha. Kelihatan sekali bahwa Chika pura-pura membisikkan sesuatu dan memanas-manasinya.

'Huh, andai tadi gue nggak bengong sambil ngliatin io' . Batin Tasha kesal.

Devan saat ini sangat dekat posisinya dengan Chika. Sialannya, Chika memegang pundak Devan. Tidaaak.

Ketika mereka hendak mengakhiri acara bisik-bisik kurang kerjaan itu tiba-tiba Chika mencium pipi Devan.

S
H
O
C
K

Devan melotot lalu memegang pipinya kaget setengah mati karena setelah bisik-bisik membahas tentang kepala sekolahnya yang terlihat pucat dan ketika selesai bisik-bisik tiba-tiba Chika mencium pipinya. Hatinya risau dan risih dengan tingkah Chika yang mulai berani. Devan menoleh ke arah Tasha dan menelan ludah.
'Bener kan? Dia ngambek'

Nampaknya beberapa murid melihat kejadian itu dan heboh berbisik-bisik histeris.

Kalian pasti bertanya-tanya bagaimanakah keadaan Tasha sekarang. Apakah baik-baik saja? Dan jawabannya salah besar.

Tasha melotot seakan kedua bola mata itu akan keluar. Mungkin jika ini di komik, telinganya akan mengeluarkan asap mengepul dan dua tanduk di atas kepalanya.

'Berani beraninya Kampret itu nyium Devan!!!' Batin Tasha marah.

Dinda panik, ia tahu benar bagaimana Tasha. Dinda memegang pundak Tasha menenangkan.

Tasha menoleh ke Dinda.

'Astaga. Serem banget tatapannya' batin Dinda.

Tasha menatap Chika datar berusaha menyembunyikan emosinya yang dibalas tatapan remeh oleh Chika.

Tasha mengalihkan tatapannya lagi ke arah Devan dan memelototinya. Disana Devan hanya menghela nafas pelan dan menatap Tasha lembut.

Tasha mengerucutkan bibir lalu pandangannya berubah merajuk.
Bahkan air matanya sepertinya akan keluar sebentar lagi.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang