Chapter 8

341K 15.9K 197
                                    

Devan menatap Tasha intens lalu melangkah maju. Tasha yang gugup memilih mundur , ia bingung harus bersikap seperti apa. Ia masih kesal dengan devan.

Devan tersenyum geli melihat Tasha yang gugup dan mengambil langkah mundur. Devan tetap melangkah maju.

Tasha berniat membalikkan badan hendak kabur tapi dengan sigap Devan menahan lengan Tasha dan menarik Tasha ke pelukannya.

'Aaaaa... jantung gue .. jantung guee...'
Jantungnya berdegup kencang.

Setelah lama ia merasa nyaman, ia mengaku rindu pelukan ini, rindu aroma parfum Devan, rindu bermanja-manja dengannya, rindu memanggilnya io.

Segera ia sadar , walaupun sekarang masih pagi dan lorong masih sepi tapi bisa saja ada murid yang lewat. Tasha langsung berontak melepaskan pelukan lalu celingukan memastikan keadaan.

"Nggak ada orang cha" ujar Devan dengan ekspresi gelinya.

Tasha berbalik dan menatapnya cemberut.

"Iihh.. aku masih marah ya sama kamu" gumam Tasha.

Devan menaikkan sebelah alis lalu menatap Tasha dengan tatapannya yang teduh.

"Aku tahu kok kamu masih marah, maaf ya.. soal kejadian kemarin aku sebenernya khawatir banget sama kamu sayang. Bukan sama Chika, tapi kemaren kan rame" jelas Devan.

"Huhuhu.. tapi kan sama aja , ih tau ah bete." Rengek Tasha.

Devan mengelus pipi Tasha dengan sayang.

"Hufft. Kalo kamu pengen aku jauh dari Chika aku fine-fine aja toh dia nggak penting , tapi dia Wakil aku Cha. Atau kamu mau kita bilang ke semua orang. hmm" ujar Devan sambil membetulkan poni Tasha.

"Ck . Nanti pasti kita kena masalah"
Jawab Tasha murung.

Devan tidak tega melihat Tasha seperti ini lagi. Bukan sekali saja seperti ini tapi berkali-kali mereka galau karena backstreet.

Devan yang ingat sesuatu langsung mengambil sesuatu dari sakunya. Tasha berkerut kening menunggu lalu berbinar saat melihat dua bungkus coklat yang dia suka.

Devan yang memergoki Tasha menatap coklat dengan penuh minat hanya tertawa kecil. Tanpa ba bi bu Tasha mengambil coklat itu lalu tersenyum bahagia.

"Dua coklat buat bidadari cantiknya io" ucap Devan pelan

Tasha nyengir dengan pipi memerah lalu memeluk Devan.

"Chaca sayang io"

Devan membalas pelukan Tasha lalu menjawab "io juga sayaang Chacha, I Love you"

"I Love you too" gumam Tasha lalu tersenyum.

Devan perlahan melepas pelukan lalu mengacak-acak rambut Tasha.

"io balik ya Cha, oh iya aku udah buatin bekal buat kamu tapi ada di tas nanti aku anterin deh" ujar Devan.

Tasha mengangguk antusias lalu berkerut kening.

"Kamu mau kemana habis ini ?" Tanya Tasha.

"Mau balik ke ruang Osis cha" Jawab Devan lalu memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Pasti mau ketemu Chikampret " Dengus Tasha.

"Astaga . Mulai lagi , hujan hujan gini jangan ngelantur cha.." ucapan Devan terpotong karena langkah kaki seseorang.

Mereka menoleh ke arah seseorang yang jauh disana tapi fokus dengan ponselnya. Orang itu berjalan mendekati mereka tapi tetap tak sadar keberadaan Devan dan Tasha.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang