Chapter 21

279K 12.3K 59
                                    

Ketika sampai di Rumah Devan, dengan semangat Tasha turun dari motor lalu berlari masuk ke dalam dan berteriak dengan heboh.

"Bundaaaaaa!! Si Cantik Tasha datang yuhuuuu"

Devan yang sedang memarkirkan motor di garasi menggeleng-geleng maklum.

Tasha sudah berada di dalam rumah besar nan mewah Devan lalu berlari dan bersenandung kecil. Devan dengan santai menyusul di belakangnya.

"Cha, jangan lari-larian nanti kamu jatoh lagi" Ujar Devan memperingati Tasha yang lari-lari kecil hendak menuju dapur.

Karena Tasha memang bandel dia tetap menuju dapur dan berlari-lari kecil.

"BUNDAAAA" Teriaknya berisik.

Bunda Devan tampak tergopoh-gopoh setelah muncul dari kamar mandi di dekat dapur.

"Yaampuuunnn anak bunda yang cantiiikk. Kemana aja sayaang, kok nggak pernah ngunjungin bundaa" Ucap Bunda Devan dengan berbinar lalu memeluk Tasha.

Devan melewati Tasha dan Bunda yang masih berpelukan layaknya teletubies.

Ia berjalan menuju kulkas di samping meja makan setelah itu mengambil air putih dingin dan meminumnya karena Devan merasa sangat haus setelah menggendong gadisnya tadi.

Tasha masih berwajah ceria bahkan ia lupa dengan linu di pinggulnya.

"Bunda Tasha laperr" rajuk Tasha.

"Kamu laper? Kebetulan Bunda baru selesai masak tinggal nata piring dan makanan ke meja makan buat makan malam nanti" Jawab Bunda yang menatap penuh sayang ke Tasha.

"Waah. Ayo aku bantuin Bunda ayoo" dengan Semangat yang mulai muncul lagi Tasha menarik tangan Bunda ke arah meja Dapur yang berisi makanan yang masih hangat.

"Devan, kamu mau makan dulu atau mandi dulu, sayang?" Bunda menoleh ke arah Devan yang sekarang sedang memakan buah apel sambil menenteng tas.

"Aku mandi dulu, Bun" Ujar Devan kemudian berjalan menghampiri Tasha yang sedang serius memasukkan Kari ayam yang berada di Panci ke dalam wadah.

Dengan cepat Devan menoyor kepala Tasha lalu beranjak pergi menghiraukan rengekan Tasha.

"Iiiih.. Sakit tauuuu" Tasha mengerucutkan bibir. Bunda yang melihatnya langsung tertawa kecil.

Devan naik tangga menuju kamarnya di lantai atas ketika ia berpapasan dengan kakaknya, Dion.

"Kok kayak ada suara cempreng Tasha,dek?" Tanya Dion yang hendak menuruni tangga.

Devan hanya mengangguk lalu menunjuk ke arah bawah tanda Tasha memang berada di sana.

Dion yang mengerti adik tampannya itu dalam kondisi lelah bahkan kancing baju seragam pun lepas dua memperlihatkan kaos dalam berwarna hitam dengan dasi yang acak-acakan.

Dion pun turun dengan semangat. Entah kenapa ia memang semangat jika tunangan adiknya yang cantik itu mengunjungi rumah ini.

Ketika sampai di dapur lebih tepatnya ruang makan yang memang berdekatan dengan dapur yang hanya dibatasi dengan setengah papan kayu jati bercorak indah jadi dari ruang makan bisa langsung melihat ke arah dapur.

"Halooooo si baweelll" sapa Dion ke Tasha yang sedang menata piring di maja makan.

Dengan ceria Tasha menjawab sapaan kakak iparnya.hihi.

"Haloooo. Kakaak nyebeliiin" cengir Tasha.

Dion mendengus geli lalu duduk di kursi yang baru saja ditata Tasha tadi.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang