Chapter 44

222K 10.7K 225
                                    

Semua anak-anak menjadi riuh dan ramai setelah mereka melihat ada obat-obatan terlarang di dalam tas Tasha.

Sebagian ada yang kaget dan tidak percaya, sebagian juga ada yang malah tertawa meremehkan.

Dinda sangatlah kaget. 

Tasha menggeleng-gelengkan cepat tanda ia menyangkal itu semua dan dia juga sangat shock sampai tidak bisa bilang apa-apa.

OSIS baru itu berjalan ke depan untuk memberikan obat-obatan itu ke Bapak Kepala Sekolah.

"Ini milik siapa?" tanya Bapak Kepala Sekolah.

"Milik Natasha Dea pak" jawab OSIS baru itu tegas.

Keriuhan semakin menjadi.

"Huuuuuuuuuu"

Sorakan ejekan bersatu untuk Tasha.

Dinda masih shock dan hanya melihat Tasha yang juga masih shock.

"Waaaaa... Tangkap aja pak penjarakan dia... Nggak cocok sekolah disini, generasi perusak itu pak"

Seketika sebuah sahutan terdengar keras dan lantang.

Tasha menoleh ternyata Ola dan kawan-kawan bersama Sheyla juga ada disana namun Sheyla nampaknya masih diam dengan ekspresi datar.

Tasha berkeringat dingin dan gemetar.

"Natasha ini benar punya kamu ?" Tanya Bapak Kepala Sekolah.

Tasha menggeleng cepat tanda untuk menolak asumsi itu.

Ia memberanikan diri untuk maju ke depan walaupun ia merasa malu semalu-malunya.

Ia harus memperjuangkan ini. Dirinya tidak bersalah. Itu bukan miliknya.

Dia maju dengan langkah cepat diiringi sorakan dan celaan dari semua anak untuknya.

Ketika telah sampai di panggung ia berkata dengan lantang.

"Pak, itu bukan milik saya pak. Saya berani bersumpah" ujar Tasha dengan sisa keberanian.

"Huuuuuuuuu... Bohong tu pak" sorakan provokasi dari Ola terdengar.

Bapak Kepala Sekolah menghela nafas.

"Tapi ini ada di dalam tas milik kamu Natasha" ujar Bapak Kepala Sekolah dengan tegas.

Tasha menggeleng cepat tidak terima. Air matanya perlahan turun.

"Pak, saya mohon bapak berikan keadilan karena saya tidak tahu apa-apa" ujarnya terisak.

Bapak Kepala Sekolah itu terdiam lalu berbalik menghadap semua anak yang masih ramai.

"Baiklah semua harap diam dan bubar sekarang juga"

Ia kembali menghadap Tasha yang masih terisak.

"Kamu ikut  ke ruangan saya"

----

"Pak saya benar-benar tidak taju tentang obat-obatan itu" kekeuh Tasha.

Bapak Kepala Sekolah berka-li-kali menghela nafas sabar.

"Iyaa, tapi nyatanya itu ada di tas kamu lho. Begini saja Bapak sudah memutuskan kalau kamu akan kena hukuman di skors selama satu bulan dan sementara itu pihak sekolah akan menyelidiki lebih lanjut" terang Bapak Kepala Sekolah.

Tasha tercengang.

Sebulan?.

"Saya dibawa ke polisi pak?"

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang