Chapter 50

310K 12.6K 240
                                    

Devan keluar dari ruangan guru dan menghela nafas karena ia merasa tugasnya sudah hampir selesai.

Ia baru saja menjelaskan segalanya kepada wali kelasnya. Dirinya berharap dengan segala penjelasan yang ia berikan kepada beliau akan membawa gadisnya menuju keadilan.

Devan memilih bersembunyi di balik pohon dan bersandar menunggu peristiwa yang sebentar lagi terjadi.

Setelah beberapa lama menunggu tiba-tiba terdapat keramaian di ruang guru. Tak lama beberapa guru keluar dengan berbincang serius.

Sepertinya guru sudah melaksanakan rapat.

Mereka mulai masuk ke dalam ruangan Kepala Sekolah.

Devan tersenyum kecil dan memejamkan mata, ia membayangkan gadisnya yang sedang sedih itu sebentar lagi bisa ceria.

Apa yang dilakukan Devan ini semata-mata hanya karena ingin melihat senyuman manis gadisnya lagi.

Tiba-tiba dari arah berlawanan dengan ruang guru yang sedang ia pantau kini terdapat beberapa temannya yakni Dinda, Lin dan Diko beserta Chika yang tampak diseret paksa menuju ruang kepala sekolah.

Devan mengamati raut ekspresi Chika yang nampak marah dan kesal.

Dinda bahkan seribu kali lebih kesal karena Devan pun tahu kalau Dinda sangatlah marah karena sahabatnya telah diusik.

Berbeda dari mereka-mereka yang kesal kini dirinya ribuan kali lipat marah bahkan sangatlah marah.

Sehingga kakaknya pun jadi korban kemarahannya.

Sebenarnya itulah kekurangannya. Saat kemarahannya memuncak dia akan melakukan hal yang menyeramkan.

Tasha, dia tidak tahu itu. Atau mungkin sebenarnya Tasha sudah menduga sifat buruknya itu, hanya saja Devan selalu menahan sifat iblisnya itu agar tidak keluar disaat ada Tasha.

Dia tidak akan mencemari pikiran polos gadisnya.

Setelah lama melamun, tiba-tiba Devan tersadar karena mendengar suara berontakan yang keras dari Chika.

"Lepasin gue!!" Teriak Chika dari jauh sambil memberontak.

Dinda dan Lina yang sedang mencekalnya hanya berwajah datar.

Guru-guru ternyata sudah berada di depan bersama Kepala Sekolah juga.

Devan menaikkan alis.

Tuhan melancarkan segalanya. Batinnya.

Kepala Sekolah saat ini terlihat berekspresi lelah.

Suasana ramai pun terjadi sehingga menyebabkan murid-murid yang semula berada di kelas akhirnya berhamburan keluar untuk mengintip.

Kepala Sekolah terlihat menatap Chika dengan terluka karena merasa dibohongi.

Chika yang dipercayainya walaupun beliau masih cukup baru dalam menjabat sebagai Kepala Sekolah tapi Chika termasuk murid teladan yang selalu dimintai tolong oleh beliau.

"Chika, mari masuk ke ruangan saya. Saya ingin bertanya sama kamu" Ajak Kepala Sekolah.

Chika menggelengkan kepalanya dengan cepat dan masih memberontak.

Kepala Sekolah dan guru-guru menghela nafas.

"Pak, mereka semua bohong pak, saya nggak salah" adu Chika.

Dinda melotot ke arah Chika.

"Loe pikir buat apaan gue bohong, tukang bohong itu loe bukan kita" Cerocos Dinda.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang