Chapter 48

282K 12.5K 183
                                    

Seperti biasanya, Tasha kini sedang bermain game Plant Vs Zoombie paling favoritnya selain game memasak.

'Krauk krauk krauk'

Terdengar bunyi Zoombie yang sedang memakan Plant.

"Ih punyaku dimakan. Uh dasar zoombie burik jelek!!" dumel  Tasha.

Devan yang sedang menyuapi Tasha hanya terkekeh.

"Zoombienya makan kamu juga makan dong, Cha" ujar Devan.

Tasha mulai membuka mulutnya lebar-lebar minta disuapi sambil memelototkan matanya yang lucu persis zoombie.

Tawa Devan meledak.

"Kamu persis Zoombie" celetuk Devan.

Sedangkan Tasha hanya memeletkan lidah kemudian menerima suapan dari Devan.

Tak lama Tasha kembali memainkan game itu lagi.

Tasha terlihat berebut matahari di game itu untuk bisa menggunakan. Tiba-tiba Tasha terkikik.

Devan mengerutkan kening.

"Kenapa?"

Tawa Tasha semakin menjadi saat dia menunjukkan karakter Zoombie yang baru yaitu Zoombie kakek-kakek yang sedang membaca koran.

"Lihat, ini mirip sama kamu. Dia itu Kakek zoombie yang lagi baca koran terus ditembakin, nah pas ditembakin korannya jadi bolong eh terus si kakek marah-marah karena korannya bolong. Hihihi. Persis kamu yang hobbinya marah sama ngomel- ngomel" Terang Tasha.

Devan yang nampak gemas langsung menyentil dahi Tasha.

"Udah ah, ayo makan jangan nge game terus" perintah Devan lembut.
Tasha menggeleng pertanda dirinya menolak. 

Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi.

Devan meletakkan piring makan Tasha ke meja kemudian menerima panggilan yang masuk.

"Iya, Hallo" Ujar Devan

"..."

"Iya tenang aja gue udah di Indonesia, ini lagi sama Chacha di kamarnya. Emangnya kenapa?"

"..."

"Mau ngomongin soal apa?"

".."

Devan berkerut kening.

"Emang kenapa sama Kakak gue? Kenapa dia sama Chika?"

Ia masih mengerutkan kening heran.

"..."

Tiba-tiba Devan memucat dan terdiam.

Tasha yang melihat ekspresi Devan pun menghentikan aktifitasnya.

Tasha kini melihat Devan yang mulai memejamkan mata emosi.

"Oke. Makasih infonya" ujar Devan kemudian menutup teleponnya.

Devan masih terdiam menerawang.

"Iio kenapa? Itu tadi siapa? Ada apa?" tanya Tasha khawatir.

Devan menatap Tasha dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Maaf" bisiknya singkat.

Tasha berkerut kening.

"Maaf kenapa?" tanyanya heran.

Devan hanya menggeleng lalu menghela nafas.

"Eumm.. Kamu disini saja ya. Aku mau pergi dulu" ujar Devan.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang