Chapter 12

289K 13.1K 197
                                    

Hukuman masih tetap berlanjut bagi yang terlambat. Kini mereka berada di pinggir lapangan memungut sampah , mencabuti rumput bahkan menyapu termasuk Tasha dan Dinda yang sekarang sedang memegang sapu.

Osis yang lain sudah kembali ke kelasnya masing2 termasuk Devan juga si Chika yang menyebalkan.

Bisa dibilang ini kesialan juga keberuntungan di jam ini kelasnya sedang ulangan harian Matematika. Kemarin Tasha dan Dinda bahkan lupa dan tidak belajar. Ya, sama seperti kebanyakan murid yang akan belajar kalau ada ulangan. Kkekke.

Tasha mengusap peluh yang menetes di dahi kemudian membanting sapu.

"Din, kita kan ada ulangan Sekarang. Terus gimana dong?" Panik Tasha.

"Ya enggak gimana-gimana tinggal ikut ulangan susulan aja ribet amat, lagian tumben loe mikiran ulangan?" Tanya Dinda.

"Bukan gitu bego, nanti kalo rapot gue nilainya turun bisa diceramahin" Tasha Cemberut.

"Bukannya nilai loe selalu turun?" Goda Dinda.

Tasha melotot ke arah Dinda lalu melihat ke arah Jam di tangannya yang menunjukan pukul 08.15 .

"Eh udah abis waktunya, liat tuh anak-anak yang lain juga banyak yang selesai lagian mau di bersihin kayak gimana lagi udah bersih ini mah!" Celoteh Tasha.

"Iya udah ayo balikin sapu ke gudang. " Ajak Dinda.

Tasha mengangguk lalu mengikuti Dinda yang membawa dua sapu (sapunya dan Sapu dinda).

Gudang berada jauh di belakang sekolah melewati beberapa kelas termasuk kelas Devan.

Ketika akan melewati kelas Devan tiba-tiba Dinda menoleh ke arah Tasha.

"Ciee.. Sekalian ngeceng nih Tasha" Bisik Dinda lalu menaik turunkan sebelah alisnya.

"Apaan sih loe udah ayo" Bisik Tasha.

Dan akhirnya mereka berjalan melewati kelas Devan. Seperti mendapat Sinyal sinyal aneh Tasha akhirnya menoleh ke jendela mencari Devan yang tampak duduk di bangku depan sendiri sedang serius mengerjakan sesuatu sama seperti yang lain.

Kelas Devan ini sepertinya juga ulangan harian tapi sepertinya ulangan Biologi karena dari gurunya Pak Husen yang sedang duduk santai.

Tiba-tiba Pak Husen menyadari keberadaannya kemudian melirik ke arah Tasha yang berhenti di jendela langsung saja Tasha lari terbirit birit menyebabkan suara berisik.

"Natasha tunggu sini kamu!! Astaga ngapain tadi kamu ngintip!!" Teriak Pak Husen yang sudah di depan pintu.

Karena Tasha yang masih dalam jangkauan akhirnya berbalik menghadapi Pak Husen sendirian karena sialnya Dinda sudah duluan ke gudang.

Ketika sampai di depan Pak Husen ia melirik ke dalam kelas Devan dan yap, semua serempak melihat ke arah Tasha termasuk Devan yang mengerutkan kening.

'Mampus malu gue!!'

"Ngapain tadi kamu?? Bukannya kamu lagi pelajaran?! Waktunya siapa?!" Cecar Pak Husen yang melotot ke arahnya.

"Waktunya Matematika pak, tadi mau ke gudang" Jawab Tasha enggan.

"APA?!! Ngapain kamu ke gudang.. Mau ngepet ya.."

Semua yang ada di dalam kelas akhirnya tertawa begitu juga Devan yang walau tidak tertawa tapi menahan tawa.

"Yaelah pak, mau balikin sapu tadi habis dihukum soalnya" Jawab Tasha sebal.

"Ya ampuun!! Dihukum lagi .. nggak heran saya sama kamu Natas" Pak Husen geleng-geleng sambil mengelus kumis tebalnya.

"Apaan. Panggil Tasha aja pak jangan Natas kesannya jelek banget orangnya saya kan cantik pak! " Cerocos Tasha.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang