Chapter 16

278K 12.9K 267
                                    

"jangan nangis" Bisik Devan lalu mengusap kedua pipi Tasha.

"Hemm. Hapus bekasnya Cha" ujar Devan sambil mendekatkan pipi tempat dimana Chika menciumnya.

Tasha merengut lalu 'Cup' , ia akhirnya mencium pipi Devan dengan cepat dan pipi Tasha terlihat merona merah tetapi bibirnya tetap cemberut. 

"Udah dong marahnya, kok cemberut gitu" goda Devan.

Tasha semakin cemberut.

Devan menghela nafas lalu menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Aku beneran nggak tau cha, tadi dia tiba2 nyium gitu aja" ucap Devan.

Tasha hanya diam begitu juga Devan ia memilih menunggu Tasha berbicara.

Hingga akhirnya Tasha bergumam pelan
"Aku cuman nggak suka kamu deket2 Chika"

Devan menghela nafas lagi.

"Dia wakil osis Cha, Otomatis seringnya sama aku" jelas Devan.

Tasha mengerucutkan bibir sebal.

Devan semakin mendekat, ada perasaan geli ketika melihat gadisnya sedang cemberut.

"Iihh, jangan deket-deket" seru Tasha sedikit mendorong Devan.

Akhirnya Devan mengalah, ia mundur dan bangkit.

"Waktunya pelajaran Cha, ayo" Devan mengulurkan tangan ke arah Tasha yang masih duduk meringkuk.

Tasha hanya diam.

Devan yang paham mood Tasha akhirnya memilih membiarkan gadisnya itu sendiri.

"Jangan lupa ke kelas, jangan coba-coba bolos" ujar Devan lalu berjalan maju mencium kening Tasha setelah itu mundur dan berbalik membuka pintu hingga akhirnya keluar meninggalkan Tasha sendiri.

-----

"Anak-anak sudah mengerti apa yang ibu terangkan barusan? Jika sudah kerjakan paket halaman 55 yang B" Ujar Bu Ratih guru fisika.

Kepala Tasha serasa pusing karena ia benar-benar kurang mengerti fisika.

"Sebentar anak-anak, Ibu keluar dulu karena ada tamu tapi kerjakan ya langsung dikumpulkan" ujar Bu Ratih.
"Baik bu" ucap anak-anak serempak.

Tasha menghela nafas lalu mengambil buku tulis hendak mengerjakan walaupun belum sepenuhnya mengerti jawaban dari soal yang ada di Buku Paket tersebut.

Tiba-tiba Dinda menyenggolnya.

"Sha, gimana loe tadi ?"

Tasha menoleh dan mendengus.

"Itu kerjaan loe kan, yang manggil io kesana tadi dan gue loe tinggalin, rese loe" sebal Tasha.

"Yaelah, itu kan demi loe juga Sha. Terus sekarang gimana loe sama dia?" Tanya Dinda antusias.

"Apanya, gue masih sebel jadi dia pergi sebelum gue maafin" ucap Tasha.

"APAAAA!!" Heboh Dinda.

Tasha menaikan sebelah alis ke arah Dinda yang melotot. Tak segan-segan Dinda pun menoyor kepala Tasha.

"Hergh!! dasar ogeb loe, kalo gue jadi loe udah gue maafin lagipula itu masalah sepele yang bahkan Devan nggak tahu apa-apa" cerocos Dinda.

"Ssst.. jangan keras-keras ogeb!!" Bisik Tasha membungkam mulut mercon Dinda.

Dinda melepaskan tangan Tasha yang membungkamnya dan hendak protes tapi tidak jadi karena tiba-tiba Dani teman satu kelas yang duduk di belakang menghampiri Tasha.

BACKSTREET !!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang