C R Y S
Ketika aku lagi asyik membaca buku di kamar aku mendengar suara gaduh dari bawah. Ternyata Momy sudah pulang.
Terus aku mendengar suara tangisan dan ada pula suara makian.
Mampus lah kalian kena marah sama Mami. Itu akibat kalian selalu menyiksaku.
Sebenarnya siksaan mereka ke Crys belum senada dengan apa yang terjadi di masa lalu dulu. Itu jauh lebih pedih. Setiap hari setiap menit setiap detik mereka selalu mengeluarkan air mata tanpa henti.
Dan sekarang? Mereka kena marah dengan Mami. Merdeka lah kau Crys karena tak pernah merasakan apa yang mereka rasakan.
***
V I V I
Aku terlalu kesal dengan mereka. Sangat kesal. Mereka tak memberi kabar sama sekali. How dare them⁉.
Dari tadi aku terus memarahi mereka tanpa henti dan tangisan mereka makin menjadi jadi. Kalau ada Shawn disini sekarang habis lah mereka semua. Untung Shawn lagi ada meeting di kantor perusahaan orang tua ku. Semua nya Shawn yang ngatur dan aku disuruh fokus menjaga anak-anak kami. Tapi sebenarnya aku itu juga kerja. Kerja sebagai designer baju internasional.
"Sudah. Mami capek memarahi kalian. Sekarang naik ke atas!!" perintah ku lalu diikuti gerak Cepat dari mereka untuk naik ke kamar nya yang berada di atas.
***
A U T H O R
Sedari tadi Crys tak pernah berhenti tertawa karena mereka berlima habis dimarahi oleh Mami nya.
Kurang ajar memang.
Sekarang mereka berlima sudah sampai di kamar masing-masing.
Sebenarnya kamar mereka semua berbeda tetapi bersebelahan dan ada pintu penghubung di setiap kamar mereka semua.
Kamar mereka sesuai urutan anak yang deluan lahir. Kamar Ara di pojok kanan, lalu di sebelah kiri nya Rose, lalu Alana, Lia, Ana, dan terakhir kamar Crys.
Waktu di hari itu mereka semua sedang bermain di kamar nya Ana. Crys juga ikut karena dipaksa oleh mereka berlima. Makanya waktu itu Mami dengan mudah membangun kan mereka dengan meneriakkan nama cowok mereka. Bisanya Mami Vivi berkelilig kamar olah raga pagi untuk membangun kan mereka semua.
"Hahahaahahahha mampus kalian." kata Crys sambil tertawa di kamar nya.
Tetapi sebenarnya mereka semua sekarang sedang kumpul di kamar Lia. So, mereka semua dengar itu.
Tangan mereka semua sudah mengepal.
"Akan kita apakan dia besok hah? Aku sudah muak melihat nya." kata Ara yang kesal nya sudah menguasai dirinya.
"Kita culik dia lalu kita siksa setelah puas kita bunuh dia." kaa Lana yang jiwa psikopat nya telah muncul.
"Tidak. Jangan. Aku tahu apa yang terbaik!!" kata Ana sambil senyum menyeringai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Old Story Of Us
Teen FictionSequel To Our Past Deja Vu? Nah! So? Same Old Story Of Us! Not Really Same, cause they're such a freak! - Mom and Dad [Kisah Fantasy Keluarga WITA] copyright © 2016 by alana amazing cover by aliffia