2.5

41 13 1
                                    


A U T H O R

Seperti biasa. Mereka makan bersama Zayn, Liam, Louis, Ashton, Michael, dan Luke. Selalu tampa harry niall calum.

"Hey lihat itu. Itu bukan nya harry?" kata Louis menunjuk ke arah pintu kantin.

"Iya. Dia dengan Cara." sambung Ara.

Cara. Cara Delevingne. Gadis cantik di sekolah nya. Anak orang kaya. Populer. Semua lelaki ingin bersama nya. Sekarang yang beruntung yang dapat memiliki nya adalah harry styles.

Hati Alana langsung hancur berkeping-keping mengetahui itu. Dia sengaja tak mau menatap ke arah mereka. Pura-pura tak tahu sambil sibuk sendiri dengan makanan nya.

Oh tidak. Sekarang mereka berdua berjalan ke arah meja mereka.

"Hi guys." sapa harry deluan.

"Oh hai Harry. Siapa mu dia?" tanya Zayn tanpa basa-basi karena Zayn tahu kalau Al itu mencintai nya.

"Oh perkenalkan dia Cara Delevingne. Sekarang dia resmi menjadi pacar ku. Oh bukan sekarang maksud ku. Tapi dari 1 bulan yang lalu. Hehe maaf baru ngasih tahu kalian. Kami boleh gabung gak?" jelas Harry panjang lebar membuat kepingan yang ada di diri alana berubah menjadi potongan lebih kecil lagi lalu menjadi debu dan hilang di terbangkan angin. Pupus sudah harapan nya.

Mereka semua hanya ber-oh- ria.

'Sial. Dia duduk di depan ku. Kenapa kursi di depan ku harus kosong sih?' batin Al mulai mengutuk-ngutuk tak jelas.

Selanjutnya adalah pemandangan yang sangat menyakitkan. Harry dengan Cara sangat lah romantis. Sekarang mereka sedang suap-suapan.

Al yang mata nya sudah panas melihat itu langsung pamit pergi.

"Ehm guys. Maaf aku mau ke toilet dulu." ucap Al membuat mereka menoleh nya. Sebelum nya mereka menatap iri ke arah pasangan tersebut.

Lalu setelah itu Al lari pergi menjauh dari kantin. Bukan toilet tujuan nya. Tapi perpustakaan. Entahlah. Kaki nya memaksa mengarah ke sana.

Ternyata setelah sampai di perpustakaan dia langsung menuju ke sudut ruangan dan terduduk lemah disana lalu menangis sejadi-jadi nya.

"Kau kenapa?" tiba-tiba datang Si Nadine menghampiri nya.

Setelah melihat Nadine Al langsung berhambur memeluk nya dengan kuat sambil sesekali terisak dalam tangisan nya.

"Sudah sudah. Jangan bilang kalau ini tentang Harry dan Cara. Berita itu sudah lama. Ya sekitar seminggu yang lalu. Tetapi mereka lebih memilih untuk menutupi nya."

Lalu Al mulai melepaskan pelukan nya begitu pula dengan Nadine.

"Ternyata mereka sudah berpacaran sejak sebulan yang lalu Din. Aku tak menyangka Harry sejahat itu kepada ku. Waktu dia baperin aku ternyata saat itu dia sudah berpacaran dengan Cara. Kenapa dia melakukan ini? Ketika aku sudah bisa membuka hati untuk nya. Dia malah.. Sudahlah."

"Sudah lah. Jangan dipikirkan. Hey hey kau tahu si Rara kenapa?" kata Nadine berusaha mengubah topik.

"Kenapa dia?"

"Kemarin dia menyanyi dengan suara yang sangat cempreng di koridor dan banyak yang melihati nya lalu tanpa dia sadari ternyata lantai sedang basah karena baru saja selesai di pel. Dia malah berlari sambil terus bernyanyi lalu dia terpeleset dan diketawain oleh orang-orang yang ada di sana."

"Benarkah?"

"Iya."

"Hahahahahhahahahahahahahahahahahahahh." Akhirnya keluar juga tawaan nya. Walaupun itu sifat nya hanya sementara tapi itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Kriiiinggg

"Bel sudah berbunyi. Aku kelas dulu ya. Kau ikut?" tawar Nadine.

"Tak perlu. Aku akan bolos." balas Al lemah lagi.

Lalu Nadine pergi menjauh menuju kelas nya.

Tiba-tiba air mata itu keluar lagi secara tidak diundang dan lebih banyak lagi.

"Butuh tisu?" tawar seseorang sambil menyodorkan tisu ke hadapan Al.

Bukan. Itu bukan Nadine. Dia tadi sudah pergi. Lagi pun suara nya lebih berat. Seperti suara laki-laki.

Ketika Al mendongak untuk melihat siapa dia ternyata itu adalah Zain.

"Zayn? Sedang apa kau disini?" tanya Al lalu menghapus air mata nya biar tak ketahuan bila dia sedang menangis tadi.

"Sudahlah. Jangan berpura-pura. Kalau menangis. Menangislah sepuas hati mu. Aku kesini karena aku ingin meminjam beberapa buku lalu aku melihat mu. Jadi aku kesini deh."

"Ooh. Kau tak ke kelas?"

"Kau sendiri?"

"Aku bolos sementara."

"Ya udah aku juga."

"Lho kenapa? Kau kan harus masuk kelas. Kalo gak nanti bisa ketinggalan pelajaran."

"Tidak akan bila teman ku juga tidak. Aku akan menemani mu."

"Terima kasih."

***

Selama Mami Dedi nya pulang mereka berenam diantar oleh Mami Dedi dan pulang Dengan Mami nya.

"Hey sayang. Gimana sekolah nya hari ini?" tanya Mami Vivi setelah ke enam anak nya masuk ke dalam mobil.

"Not Bad."

"Bad."

"Eh, Al kenapa menangis?" tanya mami nya khawatir.

"Harry punya pacar." jawab Ana.

"Mami Cepat lah jalan kan mobil nya. Aku ingin segera sampai rumah. Aku ingin menangis di bawah air shower di dalam bathub." Kata Al membuat mami nya tersenyum mengingat kejadian nya waktu itu.

'Itu kalimat ku ketika sedih karena sudahlah. Waktu di Senior High.' batin Mami Vivi.

Lalu Mami Vivi menekan pedal gas mulai menjauhi pekarangan sekolah menuju rumah nya.

***

Aku lebih memilih membuat harry dengan Cara dari pada dengan Kendall.






Same Old Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang