A U T H O R
Sudah seminggu Al tak berhenti menangis. Air mata yang dia simpan keluar begitu saja. Benteng pertahanan nya runtuh begitu saja. Semua nya telah hancur karena Harry.
Tapi Al menangis tidak di tempat umum atau di depan keramaian. Dia menangis di dalam kamar dan setiap waktu istirahat dia selalu menghabiskan waktu dan tenaga nya untuk menangis di perpustakaan.
Sekarang badan nya tambah ramping karena dia jarang makan. Mata nya berkantung dan memerah. Penampilan nya hanya seada nya. Tidak seperti biasa yang selalu tampil berbeda. Kini dia hanya suka memakai baju kaus Vneck dengan skinny jeans. Biasa nya gaya nya selalu modis seperti saudara nya yang lain. Sekarang tidak lagi.
Dia pun tidak pernah memperhatikan guru yang mengajar dan sering bolos. Untung nilai nya tidak menurun walaupun dia lebih rajin menangis dari pada belajar dan mengerjakan tugas.
Tugas-tugas nya dikerjakan oleh saudara-saudara nya karena kasihan melihat nya yang selalu murung. Biasa nya dia selalu ceria.
Kini mereka semua berada di kantin termasuk Al. Dia dipaksa oleh teman-teman nya dan juga saudara nya untuk makan.
Kini mata nya harus merasa pedih lagi melihat pemandangan yang seharusnya tidak boleh dia lihat. Tapi mau bagaimana lagi?
Tiba-tiba Zayn datang ke kantin bersama Louis dengan terengah-engah karena habis berlari.
"Kalian semua ikut aku. Terutama kau Lia." kata Louis ketika sudah selesai mengatur nafas nya.
"Kenapa?"
"Kalau mau tahu ayo Cepat."
Lalu mereka semua keluar dari kantin mulai mengikuti Zayn dan Louis. Harry dengan Cara tinggal di kantin. Mereka merasa dunia hanya milik berdua. Sial.
Ternyata Zayn dan Louis mengajak mereka untuk ke taman. Masih di sekitar sekolah.
"Kita disini saja." kata Louis menghentikan langkah nya di sebalik semak-semak. Lalu Diikuti yang lain nya.
"Tuh, kalian nampak gak? Itu Niall." kata Zayn menunjuk ke arah lelaki berambut Blonde dengan seorang perempuan berambut brunette.
"Dengan siapa dia?" tanya Rose.
"Ariana." jawab Zayn.
"Ekhem."
"Oh Sorry. Maksud ku Ariana Grande bukan Ariana Mendes. Habis nama kalian sama sih." kesal Zayn.
"Ngapain dia sama Ariana?" tanya Lia mencoba tidak menangis.
Flashback On
Louis dengan Zayn sedang berjalan di koridor sekolah. Lalu datang lah Niall kepada mereka.
"Hey tunggu." Ucap Niall sambil mengejar Zouis.
"Kenapa?"
"Aku mau minta pertolongan kalian. Aku mau menembak Ariana Grande. Tapi kalian tahu lah, aku tak berpengalaman. Bisa kah kalian membantu ku?" rengek Niall
"Gimana dengan Nathalie?" tanya Zayn yang selalu peka.
"Aku hanya menganggap nya teman. Kenapa?"
"Ooh tak ada. Kapan kau akan menembak nya?" tanya Louis.
"Nanti pas jam istirahat di taman." jawab Niall
Flashback Off
Seketika turun lah bulir-bulir air mata dari kelopak mata Lia.
Ternyata selama Ini Niall hanya mempermainkan hati nya? Menganggap teman? Apa itu tidak salah?
Jadi untuk apa dia membuat Lia bahagia membawa nya ke tempat-tempat indah? Panggilan sayang itu untuk apa kalau Akhirnya begini?
"Jangan menangisi nya." Ucap Al kesal dengan Niall.
"Kau juga. Kenapa kau menangisi Harry?" tanya Lia.
"Aku tak tahu." jawab Al menunduk.
"Kalau begitu kita senasib." lalu mereka pun berpelukan sambil menangis ria.
"Ari" sahut Niall.
"Ya?" kata Ariana.
"Aku sebenarnya sudah lama menaruh hati kepada mu. Maaf kurang romantis. Tapi aku pingin cepat. Kalau kau ingin kencan. Nanti malam kita ke Restaurant bintang lima gimana?"
"Boleh."
"Maukah kau bersamaku?"
"Tentu saja."
Setelah mendengar pernyataan itu tambah pecahlah tangisan Lia karena melihat langsung kejadian menyakitkan itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Old Story Of Us
Teen FictionSequel To Our Past Deja Vu? Nah! So? Same Old Story Of Us! Not Really Same, cause they're such a freak! - Mom and Dad [Kisah Fantasy Keluarga WITA] copyright © 2016 by alana amazing cover by aliffia