3.1

40 13 3
                                    

A U T H O R

Ting Nong

"Ugh siapa sih. Di sabtu pagi buta kayak gini nekan bel. Dari tadi gak berhenti-henti. Mana sih yang lain? Kok gak dibuka sih pintu nya." Kesal Al karena program hibernasi nya terganggu.

Lalu Al bangkit dari tempat tidur dengan penampilan acak mata bengkak, merah, berkantung, rambut berubah jadi gondrong, dan baju kusut.

Ketika di buka

"Siapa? Dan Ada apa pagi-pagi buta kayak gini kesini?" Kata Al dengan mata terpejam karena masih mengantuk lalu menguap setelah nya.

"Lho Alana? Mana yang lain?" tanya tante Bora.

"Entah. Lagi hibernasi, kenapa? Kalian mengganggu program hibernasi kami." jawab Al malas.

"Hibernasi? Besok Kami dengan orang tua mu akan HoneyMoon. Tidak mungkin mereka juga ikutan hibernasi seperti kalian." terang Tante Bora.

"Apa? Honeymoon? Kenapa kami tak diajak?" seketika mata Al membulat lalu berteriak membuat semua saudara nya turun ke bawah ke tempat Al berada.

"Kenapa Al?" tanya Ara.

"Masa Mami Dedi mau honeymoon. Kita gak diajak. Ih." kata Al kesal.

"Wah bagus dong kita bisa bikin party lagi dong. Ya gak?" seru Lia senang.

"Ih gak asik lah. Mereka kan pergi liburan. Waktu tu kan mereka pergi untuk kerja bukan liburan kayak gini. Ugh." kesal Ana lalu menjitak kepala Lia.

"Tante ngapain kesini? Mau cari siapa?" Rose yang lebih waras lebih memilih berbicara dengan tante Bora.

"Kami mau menitipkan Thomas, Steve, dan Aaron." jawab Oom Yudha.

Mata Rose langsung membulat. Bukan karena mereka dititip. Tapi karena berarti bakalan setiap saat Rose bertemu Thomas.

"Lho kenapa? Kenapa ke kami?" tanya Rose lagi tak percaya.

"Mami mu yang menyuruh kami. Kata nya supaya kalian tidak kesepian. Kami tahu, kalian semua pasti lagi patah hati kan?" Goda tante Alice.

"Eng enggak kok." jawab Rose gelagapan.

"Iya. Jangan bohong. Dan kalian berhenti lah berkelahi." tiba-tiba Mami Vivi datang dari tangga menuju ke pintu depan.

"Mami apaan sih. Jangan kasih tau kepada orang yang tak dikenal." kata Lia merengek.

"Ups, sudah Mami bilang. Mau gimana lagi?" jawab Mami Vivi membuat semua nya kesal.

"Hi Vi. Lama tak jumpa." kata Tante Bora lalu memeluk Mami Vivi.

"Ayo masuk. Kita bicara di dalam saja. Kenapa kalian tak menyuruh mereka masuk?" kata Mami Vivi menyuruh mereka semua masuk lalu memarahi anak nya.

"Mami tak menyuruh kami pun. Hahahahahah." kata mereka bersama lalu ketawa sambil berlari menjauhi Mami Vivi menuju ruang tamu.

Ketika semua sudah berkumpul. Datang lah Dady Shawn dengan penampilan acak juga. 'Pasti si Shawn the Sheep baru bangun. Lihat lah bulu putih nya itu.' kata Anak Mami Vivi dengan suara kecil.

Mami Vivi yang mendengar nya langsung berdehem. "Apa maksud kalian bulu putih itu? Kalian pikir Dady kalian itu Domba?" tanya Mami Vivi.

"Bukan aku cop." kata mereka serempak. Mami Vivi hanya memutar bola mata nya malas.

"Vi, kita kan pergi nya agak lama. Kau yakin kan mereka akan aman bila di tinggal bersembilan saja?" tanya Tante Bora memulai.

"Iya. Kan Ada Thomas yang paling tua bisa menjaga mereka, ya kan?" kata Mami Vivi ke Thomas.

"Ii.. Ii.. iiya Mami." jawab Thomas gugup.

Rose hanya memutar bola mata nya tak suka.

"Dan kan disini ada banyak pelayan yang bisa menjaga mereka. Biar mereka lebih aman lagi. Pulang pergi sekolah diantar supir lalu ada bodyguard yang selalu menemani mereka ketika mereka ingin hangout." jelas Mami Vivi panjang lebar dan membuat mulut Anak Nya menjadi 'O' saking kaget nya.

"Apa? Tanda nya tak ada pesta lagi?"

"Apa-apaan ini?"

"Lebih baik aku mati."

"Gawat sudah."

"Kiamat sudah dekat."

"Bagaimana kami mau bertemu dengan teman? Atau pacar kami?"

Anak Mami Vivi langsung berkata sesuai apa yang ada di dalam hati nya.

"Oh jadi waktu kami pergi kemarin, kalian mengadakan pesta ya disini? Kalian membawa pacar?" tanya Dady Shawn menginterogasi.

"Iya Dad. Bahkan aku—" ucapan Crystal terpotong karena mereka semua langsung menutup mulut Crys yang sudah kelewat bocor.

"Maksudnya, dia itu menikmati pesta nya juga Mom Dad." jawab Lia sambil senyum tak jelas.

"Pacar? Kami tak berpacaran. Percaya lah kepada kami Dad." kata Rose panik. Karena mereka dilarang berpacaran sebelum 18 tahun ke atas.

"Dady percaya dengan kalian." kata Dady nya.

***

"Bye sayang. Baik-baik ya disini. Mami cinta kalian semua." kata Mami Vivi terakhir kali nya sebelum mereka masuk ke dalam bandara.

"Bye bye Mami Dady. Jangan lupa oleh-oleh nya ya!!" kata mereka serempak lalu masuk ke dalam mobil bersama ketiga cowok yang bakalan numpang tinggal di rumah nya.

"Kalian konyol." kata Aaron ketika mereka telah sampai di dalam mobil.

"Apa katamu?" kata mereka berlima.

"Heh culun. Dengar ya, kami itu ratu nya tukang bully di sekolah. Kau mau menjadi korban baru kami?" kata Rose dengan mata membesar.

"Haha. Aku tahu itu nona-nona." kata AARON malas.

Mereka berlima hanya memutar bola mata.

Sebenarnya, mereka bersembilan satu sekolah. Cuma ketiga laki-laki itu selalu berkumpul dengan teman nya masing-masing sehingga mereka tak pernah berjumpa.

***















Same Old Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang