A U T H O RSelama seminggu ini mereka berenam bisa tersenyum karena kejahilan ketiga cowok aneh itu. Setidaknya ketiga cowok itu tak lagi mendengar suara tangisan setiap malam sampai pagi walaupun terkadang masih terdengar juga.
Sekarang, mereka semua berada di kantin untuk makan siang seperti biasa.
"Heh PITOK (A.N.: JADI KEINGAT PITRI YANI, YA GAK REL?)" Bentak Lia.
"Siapa yang kau sebut pitok itu hah?" tanya Aaron.
"Kau lah. Siapa lagi. Aku mau nanya. Kenapa kalian malah duduk disini? Biasanya kalian duduk disana." kata Lia.
"Nama ku bukan PITOK. Nama ku Aaron Pietro Septiyadi." kata Aaron sambil mengeja nama nya.
"Ya. Nama tengah kau kan PITOK." Kata Lia tak mau kalah.
"Hey itu P-I-E-T-R-O. PIETRO. Lagian Pitok tu kan nama panggilan kalian ke Pitri Yani. Korban Bully kalian yang telah pindah." kata Aaron kesal.
"Abis nya kalian cocok. Nama kalian sama pulak." Kata Lia lagi.
"Ihh. Kau?" kata Aaron tambah kesal.
"Hey sudah sudah. Hentikan. Jangan marah kepada mereka. Mereka memang suka membuat orang palak." kata Liam mencoba menenangkan suasana.
Setidaknya kehadiran Aaron dengan Steve tak membuat Ara Al Dan Lia pedih lagi bila melihat tiga pasang kekasih yang kelewat romantis itu.
Berkat kehadiran mereka berdua, mereka bertiga tak lagi menatap ke arah pasangan itu tapi malah asik ketawa bersama yang lain.
***
"Hey Pitok." kata Al.
"Ih nama ku bukan Pitok." kata Aaron kesal lagi.
"Ya terserah. Aku suka dengan nama itu. Hey, bilang ke dua budak itu kita tak langsung pulang ya. Kita mau ke mall dulu, oke?" kata Al memberi tahu lalu langsung pergi tanpa membiarkan Aaron membuka suara menuju parkiran tempat mobil mereka terparkir. Dan di sekeliling nya sudah terdapat banyak bodyguard.
"Hey jadi kan?" tanya Al kepada mereka yang sudah sampai deluan di mobil.
"Jadi dong." jawab Lia senang.
***
"Hey lihat Rose dengan Thomas. Mereka masih kelahi kayak nya. Semenjak hari sabtu kemarin Rose lebih banyak diam. Buat mereka kembali yuk. Kalau Mami Dedi Tante Bora Om Daniel tahu bisa gawat." kata Ara kepada adik nya.
"Yok. Tapi gimana cara nya."
"Tenang saja."
Lalu mereka kembali lagi memilih barang yang akan mereka beli lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Old Story Of Us
Teen FictionSequel To Our Past Deja Vu? Nah! So? Same Old Story Of Us! Not Really Same, cause they're such a freak! - Mom and Dad [Kisah Fantasy Keluarga WITA] copyright © 2016 by alana amazing cover by aliffia