16.

8.9K 402 6
                                    

Pak Dimas menjelajahi rak-rak buku yang ada di toko buku Gramedia, ia mencari buku apa yang akan dipelajari oleh Olive minggu depan. sementara Olive, ia  mencari buku dirak yang berbeda yaitu rak khusus Novel, ia sebenernya tidak suka baca Novel tapi ia lebih suka dengan judulnya saja, tanpa ada minat untuk membaca.

Dan baru saja pak Dimas menemukan buku yang ia cari, ia malah juga menemukan sesuatu yang membuat matanya terbelak kaget begitu dirinya melihat Motor Reno yang berada di parkiran yang awalnya belum ada itu.

pak Dimas meletakan lagi buku yang telah ia pegang ketempatnya, pikirannya sekarang langsung tertujuh kepada Olive yang tidak lagi bersamanya itu, dan dengan segera pak Dimas pun langsung mencari Olive untuk mengajaknya agar lekas pergi dari toko buku ini.

*

" Ehhh " kaget Olive begitu pundaknya ditepuk dari belakang oleh seseorang, yang lantas membuat nya menoleh cepat, karena ia pikir kalau itu adalah pak Dimas.

Tapi perkiraan Olive salah, itu bukanlah pak Dimas melainkan Reno yang sedang mengumbar senyumannya, yang lantas sekarang membuat Olive jadi panik sendiri melihatnya, apalagi ditambah dengan ketidak adaan pak Dimas disamping nya.

Olive menarik tubuhnya satu langkah, ia tidak mau terlalu dekat dengan cowok berensek seperti Reno.

" Hey, ketemu lagi ya kita " ucap Reno sok manis.

Olive yang melihatnya lantas ingin muntah detik itu juga, kalau saja ia jago bela diri, pasti sih Reno ini langsung dihajarnya. Tapi sayang, ia hanyalah cewek biasa, ia hanya bisa nangis dan jerit-jerit doang, meskipun Olive luarnya kelihatan seperti hansip komplex tapi sebenarnya ia adalah Hallo kitty.

" Cihh, najis banget ketemu sama lo. bagi gue, ketemu lo itu adalah musibah terbesar dalam hidup gue " balas Olive dengan nada yang penuh penekanan.

Reno tersenyum miring mendengarnya, tanganya terlihat begerak, ia sepertinya akan melakukan kejahatan sesuatu kepada Olive. Tapi sebelum itu terjadi, pak Dimas tiba-tiba datang dan langsung menarik tangan Olive, sehingga membuat tubuh Olive tertarik dan sekarang telah berdiri dibelakang pak Dimas.

" huuuu, ada Binatang disini " ucap Reno diiringi senyum meremehkan begitu melihat kehadiran pak Dimas .

Pak Dimas berusaha bersikap tenang menghadapi mantan sahabatnya ini, ia tidak mau membuat keributan ditempat umum.

Pak Dimas menoleh kearah Olive " sudah Olive, kita pergi sekarang. Jangan ladeni Binatang seperti dia " pak Dimas menunjuk tepat didepan muka Reno lalu menarik Olive dan pergi dari toko buku itu.

***

Pak Dimas menghela nafas panjang, ia menatap Olive " kamu enggak kenapa-napa kan" ucap pak Dimas khawatir dan hanya dijawab Olive dengan anggukan kepala yang menandakan kalau ia tidak kenapa-nepa.

Pak Dimas menghela nafas legah melihatnya " syukurlah. Saya mau minta maaf sama kamu, gara-gara saya, kamu jadi terancam kaya gini " ujarnya yang terdengar bersalah.

Olive menautkan alisnya, ia sedikit bingung ?, kenapa kata-kata  pak Dimas jadi se'Formal ini, tidak seperti biasanya dan pak Dimas juga terlihat khawatir. Tapi semua ini masih sulit ditebak, Olive masih belum bisa menyimpulkan kalau pak Dimas menyukainya, dan yang ia takutkan nanti kalau pak Dimas hanya akan mengganggap nya sebagai seorang murid saja.

" iya nih, gara-gara K'Dimas, aku jadi kaya gini. Mana lagi enggak bisa bela diri. Enggak mungkin banget kan kalau aku tadi jambak rambutnya sih Reno itu, untungnya aja dia tadi aku hipnotis, jadi dia enggak bisa ngapa-ngapain " ucap Olive berlagak.

" jangan bercanda Olive, ini masalah serius. Mulai besok, saya akan ajarin kamu bela diri " ucap pak Dimas ketus lalu menjalankan Mobilnya.

" Ok, dengan senang hati . Tapi sebelum itu, mampir dulu ke tempat makan ya kak, laper nih.. " Olive mengelus perutnya.

" bentar lagi magrib, jadi makanya dirumah kamu aja, sekalian saya numpang Sholat juga "

" Tapi, dirumah enggak ada makanan, adanya cuma bahan makanan "

" biar nanti saya yang masak "

Olive terdiam, ia tak yakin kalau gurunya satu ini bisa masak.

-------------

Selesai Sholat dan berdo'a berjamaah dengan pak Dimas , Olive terlihat senang, ia merasa kalau ia seperti menjadi seorang istri mendadak, ia tak menyangka kalau pak Dimas mau berjamaah dengan nya, padahal awalnya Olive sempat menolak.

Ketika Olive mau mendekat kearah pak Dimas untuk salaman habis selesai Sholat, pak Dimas malah nyelonong aja_tanpa dosa meninggalkan Olive. Olive terpelongo, tangan nya yang sudah terjulur ia tarik kembali lalu mengikuti pak Dimas yang menujuh kearah dapur.

*

" Olive, kamu masak nasi ya " perintah pak Dimas yang lagi mengiris bawang.

" Ay, Ay. Kapten " jawab Olive sambil memberi Hormat.

Tapi bukannya melaksanakan tugas nya, ia malah kini diam-diam memperhatikan pak Dimas, sambil senyum senyum enggak jelas, karena ia yang masih tak menyangkah kalau dirinya sekarang full berduaan dengan pak Dimas, meskipun terkadang lelaki itu membuatnya kesal sendiri.

Dan Olive juga sempat membayangkan, betapa indahnya kalau ia memiliki suami seperti pak Dimas, menjalani hari tua bersama, susah senang bersama. Olive sebenarnya tidak tau apa itu definisi Cinta, karena seumur hidupnya ia sama sekali belum merasakan apa itu Cinta, pacaran saja belum pernah. Tapi semenjak ia kenal dengan pak Dimas, ia bisa menyimpulkan definisi cinta.

Menurutnya, Cinta itu Semacam Angin. Tak terlihat, tapi dapat dirasakan.

Pak Dimas yang melihat Olive lagi melamun itu lantas mendekatinya dan berjongkok disamping Olive.

" Olive jangan menghayal yang macam-macam deh " celetuk pak Dimas.

Deg... mata Olive melebar Sempurna, ia tersadar dari lamunannya, apa mungkin pak Dimas bisa membaca fikiranya, ucapan pak Dimas barusan cukup ngena atau pas tentang apa yang Olive lamuni. Olive menoleh kearah samping, dan betapa terkejutnya ia saat melihat pak Dimas berada disampingnya dan begitu dekat. lagi-lagi Olive menatap mata pak Dimas sedekat ini, dan itu cukup membuat jantung Olive mengalami serangan mendadak lagi.

Olive menarik tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan pak Dimas, karena jarak itu adalah jarak rawan baginya. " si.si..siapa juga yang menghayali K'Dimas. GR banget sihh " ucap Olive gelagapan.

Pak Dimas lantas tertawa mendengarnya, pak Dimas bilang apa, Olive jawabnya apa.
" Ohhh, jadi kamu tadi menghayal tentang saya " goda pak Dimas.

" Ha " Olive tak sadar apa yang ia ucapkan barusan, ia menutup mulutnya lalu langsung beranjak pergi/kabur dari hadapan pak Dimas.

Pak Dimas tertawa lagi melihatnya, lalu ia pun melanjutkan masak memasaknya.

***

Olive berlari menujuh kamarnya, yang kemudian ia langsung kunci rapat rapat. Ia bersender di pintunya dengan perasaan yang tidak tenang sekarang.

Olive menepuk-nepuk mulutnya yang suka bicara keceplosan itu " Bodoh banget sihhh Olive, kenapa tadi bilang kaya gitu,, Ayissss malu lagi kan " Olive bingsal, ia melompat-lompat enggak jelas, menyesali apa yang ia katakan barusan. Ia bingung? Ia harus bersikap seperti apa di hadapan pak Dimas nantinya. Apakah ia harus bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi sesuatu atau pura-pura terkena penyakit lupa ingatan. Entahlah..

------

Kau membuatku Gila akan perasaan ini, Kau selalu memberikan sebuah harapan, Tapi  tak Kunjung menyatakan.

Olivia Kerry..

To Be Continued..

Yg suka Vote ya :-), klw enggak jg gpp :-)

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang