Perjuangan.

7.3K 246 4
                                    

Ayahnya Olive langsung menunjukan dua buah tiket yang berkode penerbangan SIN ( Singapura )  kepada Olive anaknya, dan lelaki paruh baya itu sangat serius akan rencananya yang akan membawa Olive pergi dan tinggal bersamanya serta sang Istri.

" Hari ini kita berangkat "

" Papa serius " tanya Olive agak sedikit ragu.

Adam mengangguk mengiyakan, ia memegang puncak kepala Olive, menatap anaknya itu seolah mencoba memberi keyakinan " udalah, suami kamu itu tidak sayang sama kamu nak, kalau dia sayang sama kamu, mana mungkin dia mengajak wanita lain untuk tinggal satu rumah sama kamu, meski sekalipun alasanya hanya mencoba untuk membantu " Adam mengusap kepala anaknya itu diiringi dengan senyuman.

" Jadilah anak papa yang kuat dan Cerdas " lanjut lelaki paru baya itu.

Olive tersenyum tipis, sebelum akhirnya ia mengangguk menyetujui kalau dirinya memang benar-benar akan pindah ke Singapore.

Sebelum dirinya benar-benar pergi, Olive menyalakan ponselnya yang telah seharian mati, ia mengotak atik ponselnya dulu untuk hanya sekedar memberi kabar kepada suaminya bahwa ia akan pergi ke Singapore.

Tapi baru saja dia akan menekan tombol Panggil, tiba-tiba saja ponselnya ada yang merebutnya dan itu Ayahnya.

" Pa "

" Jangan ada memberi kabar sedikitpun kepada Dimas. Karena kamu tau apa? Dia pasti akan menyusul, dan mecoba mempengaruhi kamu " Ayahnya Olive mematikan kembali ponselnya Olive yang kemudian langsung ia masukan kesaku celananya.

" Hp kamu untuk sementara papa yang pegang, bila perlu kamu ganti kartu nantinya " tegas Ayahnya Olive yang kemudian langsung kembali berkemas.

Dan yang bisa Olive lakukan kini hanyalah menghela nafas pasrah dan bersiap menyambut hari yang baru tanpa Dimas, dan itu pun jika ia bisa.

***

Mata Dimas langsung melebar sempurna begitu ia melihat ruang rawat Olive yang telah kosong, Dimas langsung panik seketika, ia segera keluar dari ruangan itu dan segera untuk mencari informasi.

" Sus, yang nunggu kamar ini mana ya ? " tanya Dimas langsung begitu Dirinya berhasil mencegat langkahnya seorang suster yang akan melewatinya.

" Ohhh, Pasien Olive "

" iya "

" udah pulang pak " jawab suster itu yang seketika membuat Dimas terkaget.

" Kapan "

" Kurang lebih dua puluh menitan yang lalu "

" Aishhhhh " Dimas mendesah kesal, bisa-bisa nya dia tidak tau, dan bisa-bisa nya juga Olive tak memberitahukan nya.

" Permisi ya pak " ujar suster itu yang langsung melanjutkan langkahnya kembali.

Dimas mengacak Rambutnya Frustasi " Arghhhh " teriaknya kesal, yang sekarang membuat dirinya bingung harus mencari Olive kemana, karena Olive pun tak pulang kerumah maupun memberi tahukan dimana dirinya berada, dan lebih parahnya lagi hp nya Olive sampai sekarang tak pernah Aktif.

Hingga muncullah suara yang dikeluarkan dari ponselnya, yang menampilkan nama Riko disana.

" Hallo " jawab Dimas masih dengan nada kesalnya.

" Lo Dimana, Bego " maki Riko yang terdengar geram.

Dan Riko sangat kurang ajar, ia berani sekali memaki atasanya ini.

" Woyy, gue atasan lo ya " marah Dimas " gue itu lagi kesel, jadi jangan bikin tambah kesel " lanjutnya.

" Sekarang Olive di bandara, Bego. Mau pergi ke Singapore sama pak Adam mertua loe. Lo buruan ke bandara sekarang, sebelum mereka keburuan terbang "

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang