Susahnya.

7.7K 237 2
                                    

Dimas langsung menghentikan langkahnya begitu ia melihat ada dua orang lelaki yang bertubuh besar tengah berdiri tepat didepan ruang rawat Olive.

Tapi Dimas tak ambil pusing soal itu, ia lantas melanjutkan langkahnya kembali, dan benar saja ketika dirinya akan nyelonong masuk dan membuka pintu, Dimas langsung dihalangi oleh kedua orang tadi.

" Kenapa ini, Saya mau masuk menemui istri saya " ujar Dimas menanyakan.

" Anda tidak boleh masuk pak " ujar salah satu dari mereka yang berambut mohak dan mengenakan kacamata Hitam.

" Oleh pak Adam " Sahut pengawal satunya lagi seolah tau apa yang akan Dimas tanyakan setelah nya.

Dimas terkaget mendengarnya, segitu marahnya kah mertuanya kepada Dimas sampai-sampai ia tak diizinkan masuk untuk menemui Olive istrinya.

Dan ini semakin membuat lelaki itu frustasi, ia sangat khawatir dengan Olive sekarang, ia ingin bertemu dengan Olive untuk mengecek kondisinya, tapi sayangnya ini mertuanya sendiri yang melarangnya, dan ia bingung sekarang harus berbuat apa.

Dimas merenung sejenak, memikirkan sesuatu cara, dan kalau dilihat-lihat sedari tadi sepertinya Ayahnya Olive lagi tidak ada di tempat, sehingga membuat dirinya untuk berkepikiran mengeluarkan senjata nya agar ia bisa masuk dengan mudah.

Dimas menatap kedua pengawal itu dengan intens " Izinkan saya masuk, Atau... " Dimas menggantungkan ucapanya untuk tangannya merabah jasnya dan mengambil pistolnya " Saya akan Tembak kalian " lanjut Dimas dengan sedikit mengancam lalu mengeluarkan Pistol nya, dan siapa sangkah kedua pengawal yang sedari tadi memasang mimik wajah datar tiba-tiba saja langsung mengacungkan pistolnya juga kearah Dimas, dan itu gerakannya sangat cepat.

Dimas mengangkat sebelah alisnya, ia menurunkan pistolnya, dan sialnya mereka pun membawa pistol mereka masing-masing yang membuat dirinya merasa sia-sia.

" Curang " ujar Dimas mengentengkan " untungnya saya lagi tidak mood " lelaki itu kembali lagi memasukan pistolnya kedalam jas.

Dan sebaiknya ia pergi saja dulu untuk memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa masuk tanpa dihalangi kedua pengawal resek itu.

***

Dimas duduk didepan pintu Musholla Rumah sakit, ia memikirkan sebuah rencana yang sampai sekarang belum ia temukan, hingga ada yang menepuk pundaknya, yang membuat dirinya agak sedikit terkejut sebelum akhirnya ia menoleh dan menemukan sosok lelaki yang berpakaian rapih, dan sepertinya dia dokter disini.

" Kalau ada masalah apa pun itu, mending Sholat, curhat sama Allah, siapa tau ada solusinya "

Setelah mendengar perkataan itu, Dimas menoleh masuk kedalam Musholla yang sekarang tengah dipenuhi Orang-orang yang akan menunaikan sholat Magrib, ia menundukan kepalanya sejenak, ia lupa kalau dirinya telah melewatkan beberapa sholat hari ini, dan sepertinya ia memang harus sholat untuk menenangkan pikirannya.

Dimas menoleh kembali kearah lelaki yang masih setia menunggu jawabannya, ia mengangguk setuju sebelum akhirnya dia bangun dan berdiri untuk mengambil Whudu bersama.

*

" Ya Allah, maafkan atas kehilafan Hamba, hamba lalai, hamba telah melakukan dosa besar.

Dan Hamba harap istri hamba dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.

Izinkan hamba untuk menemui istri hamba ya Allah, hamba ingin memperbaiki semuanya, dan berikanlah jalan atas semua masalah yang sedang menimpah hamba saat ini.

Amin.. "

Dimas mengusap wajahnya sekaligus air mata yang mengiringi kepedihannya dalam doa, ia masih berdiam diri ditempat sebelum akhirnya ia kembali menoleh begitu orang yang sama kembali menepuk pundaknya bahkan kini duduk disebelahnya.

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang