02.

12.1K 581 6
                                    

Olive hanya bisa menundukan kepala, ketika Pak Dimas terus menatapnya dengan pandangan seperti akan Mengintrogasi tawanan Teroris maupun Bandar Narkoba.

" Olive, kenapa kamu menyimpan Vidio seperti ini, dan kenapa juga kamu membawa Hp disekolah, jelas-jelas kamu tahu kan_peraturanya seperti apa " pak Dimas angkat Bicara lalu melihatkan Vidio yang ditonton Olive dan teman-temanya pada saat jam istirahat tadi layaknya seorang penyelidik.

Olive menghela nafas dengan berat dan sebisa mungkin ia membuat wajahnya menjadi wajah yang memelas_bahkan melebihi pengemis dilampu merah, tujuanya sih agar pak Dimas kasihan kepadanya.
" pak kasihanilah saya pak, itu Hp saya satu-satu nya, entar saya bagi deh vidio itu sama bapak "

Brakkkk

Pak Dimas menggebrak meja dengan keras, sehingga untuk yang kesekian kalinya Olive tersentak kaget dan mengelus dadanya.

" kayaknya gue salah ngomong dehh " batin Olive yang kini tambah panik.

" Olive, berani-beraninya kamu berbicara seperti itu " bentaknya dengan wajah yang teramat kesal serta tatapan yang amat mematikan.

Olive berdecak sebal, sudah waktunya ia menunjukan sifat aslinya, dia tidak suka jika harus bertele-tele seperti ini, apalagi dengan sosok guru yang masih dibilang baru seperti pak Dimas.

" udah lah pak_balikin Hp saya " Olive mengulurkan tanganya dan meminta.

" ehh, siswi baru "

" ehh, guru baru " balas Olive tak mau kalah.

Pak Dimas geleng-geleng kepala melihat siswinya yang satu ini, kenapa sifatnya suka berubah-ubah, kadang takut kepadanya dan kadang suka berlaku seenaknya. Baru pak Dimas mau membuka suara lagi tiba-tiba kedua siswi yang ia suruh pulang sedari tadi_muncul kembali dan mendekat kearah meja nya,

Olive yang mendengar langkah kaki dibelakangnya pun lantas menoleh dan menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tak percaya.

" lah.. Kenapa kalian kembali lagi " tanya pak Dimas dengan kening yang mengkerut.

Dini dan Nadia saling senggol satu sama lain dan saling menyuruh untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pak Dimas, Hingga akhirnya Nadia yang menyerah dan yang menjelaskan.

" ya karena ini masalah kami bertiga dan karena kami juga enggak mau ninggalin sahabat kami "

Olive tersenyum haru mendengar jawaban Nadia lalu menatap kedua sahabatnya itu " ohhhhhhh so sweet "
Ucapnya dengan Nada alay seperti biasa lalu berdiri dan mereka bertiga pelukan seperti Teletabis.

pak Dimas yang melihatnya mengangkat satu alisnya dan memasang expresi aneh, ia berpikir kenapa anak SMA jaman sekarang begitu Lebay.

" sekarang masalahnya apa lagi sih pak, bukanya kita tadi udah dihukum berjemur dilapangan selama 2 jam pelajaran, sampai-sampai kulit kami bertiga gosong, masa masih enggak cukup juga sih pak Jon " Dini mulai angkat bicara tapi kini dengan nada kesal.

" Joe " sahut olive membenarkan nama pak Dimas Joe Nathan, yang salah disebutkan oleh Dini.

" nah, itu maksut saya "

Pak Dimas berdiri dari duduknya serta menepuk meja dengan kedua tanganya, nadanya sih pelan tapi pelototanya itu loh_yang seperti monster. Mereka bertiga mundur satu langkah dan menelan saliva mereka karena takut.

" Bisa tidak.." belum selesai pak Dimas angkat bicara, tiba-tiba saja Dini memotongnya.

" Bisa pak Bisa " ucapnya sambil manggut manggut nggak jelas, dan itu membuat Olive dan Nadia mendesah kesal, kenapa temanya ini selalu saja memperkeruh suasana dengan ke bego'an nya disaat suasana setegang ini.

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang