14.

8.9K 405 2
                                    

" Habis berapa " tanya Olive kepada kedua sahabatnya, setelah mereka menyelesaikan urusan perut mereka dikantin,

" lo yang bayar kan, kita lagi bokek nih " kata Nadia sambil berbisik.

Olive tersenyum remeh dan berlagak seperti seorang Bos " gampang, kalian tinggal sebutin aja nominalnya " ucapnya sombong.

Dini tersenyum senang lalu menoleh kearah mejanya dan menghitung-hitung, berapa jumlah makanan yang harus Olive bayar " mie ayam 15.000, es jeruk 6000, pilus 3000, gorengan 7000, jadi totalnya 31.000 "

Setelah mendengar jumlah uangnya, Olive merogoh saku bajunya untuk mengambil gulung-gulung uang yang ia letakkan disitu, dan betapa terkejutnya ketika uang yang Olive kira adalah seratus ribu, ternyata itu adalah uang sepuluh ribu.

Sontak ketiga sekawan itu terpelongo kaget menatap uang sepuluh ribu yang ada di tangan kanan Olive, dengan pandangan antara Syok dan panik.

Olive sebisa mungkin nyengir kepada kedua sahabatnya " sumpah " Olive membentuk Peace di jari-jarinya " gue kira seratus ribu, tapi tenang dulu, semoga ada keajaiban " ucap Olive lalu membuka gulungan uang tersebut dengan penuh harap, hingga terlihatlah sebuah harapan bagi mereka.

ketiga sekawan itu bernafas legah setelah ia melihat ada uang dua puluh ribu di dalam gulungan uang sepuluh ribu tadi, tapi disisi lain mereka belum bisa tenang, soalnya masih kurang 1000 lagi.

" gimana nih, kurang seribu " Olive menatap kedua sahabatnya.

" alahhh, seribu doang, udahh enggak usah dibayar aja, pura-pura enggak tau aja kita liv " sahut Nadia.

" Astagfirullah " Dini menggeleng lalu menyambar uang tiga puluh ribu yang ada di tangan Olive. " biar gue yang selesai'in " ucapnya lalu berlalu.

Olive dan Nadia saling tatap, percaya tak percaya, soal urusan uang kurang, mereka serahkan kepada Dini sang akhli.

Beberapa menit kemudian, Dini pun kembali dengan mengumbar senyum penuh kebanggaan, kedua sahabatnya hanya memandangnya dengan pandangan Aneh bercampur bingung.

" kenapa lo " tanya Olive

" gimana, sukses enggak " tanya Nadia.

Dini masih tersenyum lalu mengeluarkan 3 coklat coki-coki yang ia sembunyikan di saku rok nya, ia juga meletakan uang 6000 di hadapan kedua sahabatnya yang masih menatapnya dengan penuh kebingungan.

" lahh, bukannya uang kita kurang ya, kok bisa kaya gini " tanya Olive heran dengan kening yang mengkerut.

" jangan bilang lo enggak bayar " tuduh Nadia sejadi-jadinya .

Dini tertawa " Ahh, lo pada kaya enggak tau gue aja "

Muka Nadia dan Olive kelihatan syok, ada perasaan senang tersendiri didalam hati ketiga sekawan itu.

" Wahhh gila lo Din, udah uangnya kurang seribu, masih sempet sempet nya lo minta kembalian, terus ngambil jajan lagi " Nadia bergeleng salut.

" Hebattt " Olive tepuk tangan pelan diiringi gelengan kepala juga.

Terlihat senyuman kebanggaan tersendiri bagi Dini, entah mengapa, perbuatan seperti itu menjadi kebanggaan para siswa, tanpa mereka berpikir kalau penjual kantin itu mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, tapi ya sudahlah, sok bijak banget Author nya, padahal ini pengalamannya.

" Cabutt coyyy " seru Dini.

*****

" Olivia Kerry " Absen pak Dimas.

Lagi-lagi Olive mendengus kesal karena absen itu, bagaimana tidak? , murid cuma satu pake di absen segala. Dengan terpaksa Olive mengangkat tangan dan bilang Hadir.

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang