Kenyataan yang tak terduga.

8.6K 236 11
                                    

Melihat Shyrell yang tak ada dikamarnya, Lelaki itu lantas menjadi cemas sendiri, ia mencari kearah dapur dan untungnya wanitanya itu ada disana, sehingga kini dapat membuat lelaki itu bernafas lega.

Reno mendekatinya, berdiri disebelahnya " Sedang apa " tanya Reno datar.

Shyrell hanya meliriknya sesaat saja, ia masih Fokus dengan acara ngiris mengirisnya " Sudah tau aku lagi memasak, masih aja ditanya " sebalnya yang seketika membuat lelaki itu tertawa tanpa sadar.

" aku juga tau, Bodoh. Maksud ku kenapa kau memasak, disinikan ada Pembantu "

" Ya karena aku ingin memakan masakan ku sendiri, apakah kau tak mau memakan masakan ku " tanyanya dan Reno kembali tertawa.

" Hahaha, ternyata benar. Kau sudah mencintai ku " kekehnya yang terdengar bahagia, lalu mengacak pelan puncak rambutnya Shyrell.

Shyrell manyun, ia memutar bola matanya malas, kenapa lelaki ini selalu saja salah mengartikan akan pertanyaan nya, tapi ia juga heran, kenapa ia selalu menanyakan hal Bodoh yang justru membuat lelaki ini terus menertawai nya.

Shyrell yang sebal lantas membuat wanita itu menyikut perutnya Reno " Sudah ku bilang bahwa aku TIDAK MENCINTAI MU, RENOOOOO " geramnya dengan memperjelas perkataannya.

Reno mengangkat sebelah alisnya " Ohh ya " ucapnya dingin.

" IYA " Balas Shyrell.

Reno menghela nafasnya, iaa melirik kearah jam tangannya, dan sudah waktunya ia berangkat bekerja sekarang.

Reno menatap Shyrell " Ok Baiklah, Tapi ku pastikan kau akan menyesal nantinya " Reno tersenyum miring lalu langsung pergi begitu saja.

Shyrell menatap kepergian Reno, entah kenapa hatinya merasa tak enak sendiri sekarang, tapi yasudalah, lelaki itu terkadang memang suka begitu. Bentar-bentar baik, bentar-bentar seperti itu, dan mood nya itu sulit sekali untuk ditebak.

***

" Ayah Pulang " Seru Dimas dengan Heboh nya diambang pintu begitu ia melihat Dio yang sekarang mulai bisa berjalan dan baru saja keluar dari kamarnya itu.

Dimas berjongkok, ia merentangkan tangannya " Dio, sini Dio. Come to Papa "

Dio tertawa, ia begitu senang melihat Ayahnya yang telah pulang dari bekerja itu.

Dio berlari sesuai langkahnya, dan itu lucu sekali bagi Dimas yang melihatnya. Tapi begitu sudah dekat, tubuh mungil itu terjatuh, dan membuat Dimas melotot panik, dan begitupun dengan Olive yang baru saja keluar dari kamarnya itu juga ikut-ikutan panik.

Tapi, tau sendirilah anak kecil, ia langsung bangkit dan Tertawa, kemudian berlari lagi mendekat kearah Dimas dan memeluk Ayahnya itu.

" Dio enggak sakit " Tanya Dimas sambil memegang jidat anaknya yang memerah itu.

Seolah mengerti, anak kecil itu menggeleng, lalu menunjukan tangannya layaknya Binaragawan " Enggak Yah, Iyo kan Wowok, Iyo kuat " Dimas tersenyum lebar mendengarnya, ia begitu bangga dengan anaknya ini, anak yang kuat dan tahan banting, ia menunjukan telapak tangannya lalu mengajak anaknya itu untuk Tos.

" Mantap " kekehnya sambil tertawa girang bareng Dio.

Dimas menggendong Dio, mengajaknya mendekat kearah Olive yang sedari tadi memerhatikan tingkah mereka berdua yang membuatnya hampir jantungan karena Dio.

" Udah ketawanya " tanya perempuan itu yang terdengar dingin.

Dimas mengangkat sebelah alisnya, ia merogoh saku dalam jasnya yang kemudian keluarlah sudah sebatang Coklat.

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang