09.

11K 418 5
                                    


        Olive mengaitkan Rambutnya yang menutupi matanya itu di telinganya, sekarang ia benar-benar menatap pak Dimas. Pandangan mereka beradu, ia sekarang berada diatas dada bidang pak Dimas dan merasakan detak jantung pak Dimas yang berdegub kencang sama seperti dirinya.

         Pak Dimas memberikan senyumanya kepada Olive yang masih kelihatan syok itu " Ceroboh.. kan sudah saya bilang, masih aja enggak mau dengar " ucapnya lalu memukul pelan jidatnya Olive.

Olive mengerucutkan bibirnya, ia mengelus jidatnya, yang tak lama kemudian ia menempelkan telinganya ke dada pak Dimas, ia benar-benar merasakan detak jantung pak Dimas yang begitu cepat.

" Ngapain Olive " tanya pak Dimas heran, yang melihat Olive malah menempelkan telinganya didadanya.

Olive menyentuh bibir pak Dimas menggunakan jari telunjuknya
" sttttttt, Diam.. aku merasakan ada detak jantung didalamnya " ucap Olive layaknya pengamat profesional.

Jelas Pak Dimas tertawa mendengarnya, bagaimana tidak? Jelas-jelas didalam tubuh manusia memiliki jantung, itukan perkataan yang Konyol " yaiya lah Olive, Aduhh..Bodohnya kurang-kurangin Deh "

" iya saya juga tau kak, tapi ini detak jantungnya cepat "

" kalau kamu kaget, jantung kamu berdetak cepat atau tidak "

Olive bergeleng " tidak, aku tidak memiliki jantung, tapi aku memiliki hati " Olive tersenyum dengan alis yang naik turun.

Pak Dimas tertawa lagi, ada-ada saja perkataan yang dikeluarkan dari mulutnya Olive.

Olive tak memperdulikan pak Dimas yang menertawakanya! Yang jelas, ia lebih suka dengan posisi seperti ini, posisi dimana? Ia bisa lebih dekat menatap mata indah pak Dimas dan merasakan Detak jantung pak Dimas. Olive berharap, agar waktu berhenti sebentar saja, sehingga ia bisa terus menatap pak Dimas sedekat ini.
" Tuhan. Aku Mencintainya, aku ingin memilikinya, dan aku juga berharap dia pun begitu kepadaku " Batin Olive lalu kembali tersenyum.

Pak Dimas menautkan alisnya, ia merasa kalau ada sesuatu yang aneh terjadi kepada Olive " Olive, gila ya senyum-senyum sendiri " tegur pak Dimas dan hanya dijawab Olive dengan anggukan kepala.

" Ha " pak Dimas mengerenyitkan dahinya " Olive, badan kamu itu berat, buruan berdiri " suruhnya yang memang keberatan dengan badannya Olive, sampai-sampai ia merasa sedikit kesemutan.

dan Olive lantas tersentak kaget atas  Ucapan pak Dimas, ia baru sadar kalau ia sudah terlalu lama menimpa badanya pak Dimas. Olive menarik badanya lalu nyengir " Sorry keterusan " ucapnya sambil cengengesan enggak jelas.

Pak Dimas tertawa lagi, entah sejak kapan? Olive pandai sekali membuatnya tertawa karena sikapnya. " hemm " pak Dimas memegang puncak kepala Olive " pulang dulu ya, udah sore nihh "

" yahhhh, kok gitu " rajuk Olive tak ikhlas mendengar Pak Dimas yang ingin pulang itu.

" Kenapa, enggak bisa pisah sama saya. Iya " goda pak Dimas.

Olive terperanga kaget lalu lantas menepuk lengan pak Dimas dengan keras " Dihhh, ke PD an " ucapnya malu-malu, padahal dalam hatinya ia ingin berkata iya, tapi tertahan Oleh rasa gengsi nya.

" Ihhh, udah berani pukul-pukul ya. Saya ini guru kamu loh, entar kualat baru tau rasa "

Olive memanyunkan bibirnya masa Bodoh " habisnya kak Dimas sih, ke PD an " ujarnya.

Pak Dimas terkekeh mendengarnya, ia memegang puncak kepala Olive lagi, mensejajarkan pandangannya dengan Olive, yang lantas membuat pipi Olive memanas dengan debar jantung yang tak karuan.

" Saya pulang ya " ujar pak Dimas lalu berdiri seperti semula " lagian udah sore juga, kamu nya juga sendirian. Dan sebaiknya kalau kamu takut dirumah sendirian, mending kamu ajak sahabat kamu buat nginep "

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang