20.

8.8K 403 11
                                    

Pak Dimas tersenyum melihat Olive yang hanya diam saja itu, lalu ia pun kembali berbisik sebelum ia melepaskan dekapanya " saya bisa dengar Olive, apa pun yang kamu katakan didalam sana "

Olive Terpaku mendengarnya, debar jantungnya semakin berdetak cepat, dan apa iya pak Dimas bisa tau apa yang ia pikirkan tadi, jikapun ia, berarti pak Dimas ini memang benar-benar menakutkan.

Dan sekarang Olive jadi bingung sendiri akan perasaannya, sikapnya pak Dimas ini menunjukan kalau ia memiliki perasaan yang sama kepadanya, tapi disatu sisi ia menganggap kalau dirinya ini hanya sekedar Murid.

Olive yang membelakangi pak Dimas lantas membalikan badannya, sehingga menghadap pak Dimas dengan jarak yang begitu dekat. Olive menatap mata pak Dimas dengan penuh arti, akankah gurunya yang satu ini menjadi cinta pertamanya.

" ingin sekali aku mengungkapkan nya, meskipun aku tau apa nanti jawabannya, meskipun aku tau kalau aku nanti dianggap dia gila karena menyukainya.

Tapi, aku belum cukup berani  mengatakan tentang perasaan ini, aku masih terlalu takut, karena aku takut dia meninggalkan ku disaat dia tau apa perasaan ku "

Batin Olive lalu menundukan kepalanya, ia tak mau terlalu jatuh jika ia terus bersikap seperti ini.

Pak Dimas memajuhkan badanya satu langkah lagi kearah Olive, sehingga jaraknya sekarang begitu sangat dekat, pak Dimas lantas mengangkat dagu Olive agar ia bisa melihat mata Olive yang sekarang mulai berbinar.

" Olive, tolong maafkan saya. Maafkan saya kalau ucapan saya membuat kamu terluka. Jujur saja, ucapan di telepon tadi, bukan dari hati saya. Jadi tolong maaf kan saya " pak Dimas benar-benar mengucapkannya tulus dari dalam hatinya.

" Kak, kak Dimas enggak perlu meminta maaf terus kaya gini, karena saya akan berusaha menerimanya, dan saya akan mencoba melupakan semuanya "

Pak Dimas mengerenyitkan dahinya " tak semudah itu Olive " ucap pak Dimas sambil bergeleng samar.

Olive tersenyum " kak Dimas yakin aja sama saya " ujarnya dengan wajah sok meyakinkan.

Pak Dimas menghela nafas dengan berat, emang dasar wanita, wanita yang terlalu gengsi dan suka berpura-pura sok kuat. " iya, saya yakin. Saya yakin ada sesuatu yang ingin kamu ungkapkan kepada saya, dan saya tahu itu " pak Dimas memegang kedua pundak Olive dengan mata yang terus tertuju ke matanya Olive " Jadi tolong, tolong katakan sekarang dan jangan ulur-ulur waktu lagi "

Olive lantas tersentak kaget mendengarnya, lagi-lagi pak Dimas bisa tahu apa isi didalam hatinya, sekarang Olive bingung harus jawab apa. " ihh, sok tau " elak Olive, dan kelihatan sekali bohongnya, karena ia yang sekarang melengos dan tak berani menatap pak Dimas.

Pak Dimas tersenyum , lalu mensejajarkan pandangannya kearah mata Olive. Jarak ini memang benar-benar rawan bagi Olive, kenapa pak Dimas selalu menatapnya seperti ini dan sedekat ini, Olive yang melihatnya lantas mengulum bibir bawahnya, dengan bermaksud untuk menghilangkan gejala serangan jantung yang begitu hebat didalam sana.

" Olive, tak perlu malu mengungkapkan perasaan kamu terhadap saya, karena kamu tahu ?, rasa suka saya lebih besar dari perasaan yang kamu miliki " ujar pak Dimas akhirnya.

Mata Olive langsung membulat sempurna, ia bengong dengan pemikiran yang tak percaya, apakah ia salah dengar atau ini hanya Mimpi, dan jikalau ini Mimpi! Tolong jangan dibangunkan dulu, dan jikalau ini adalah kenyataan, rasanya Olive ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Karena ternyata pak Dimas menyatakan sesuatu hal yang Selama ini Olive inginkan, dan ia tak menyangka kalau ternyata pak Dimas memiliki perasaan yang sama  dengannya, bahkan lebih besar darinya.

Olive menahan senyumnya, pipinya terasa panas sekarang, perutnya serasa geli, Olive memejamkan matanya mencoba meredakan semuanya " Ini Mimpi, iya ini Mimpi " batin Olive.

" Awwww " geram Olive kesakitan, ketika ia mendapatkan cubitan keras dipipi kanan nya. Olive membuka matanya kembali " kok cubit cubit sih kak, sakit tau " ucap Olive kesal sambil mengelus pipi kanannya yang mungkin sekarang telah memerah.

Pak Dimas tertawa kecil lalu mencubit pipi Olive yang satunya lagi " Biar kamu tahu kalau ini bukan mimpi " goda pak Dimas.

Olive memanyunkan bibirnya, ia yang tak terima lantas menepuk-nepuk dada pak Dimas yang kemudian terhenti, ketika pak Dimas menahannya.

" Sakit tau " ujar pak Dimas diiringi senyuman.

Olive berkecak pinggang, menatap sebal pak Dimas " Biarin aja, Biar kak Dimas tau Rasa " sewot Olive.

Pak Dimas menoyor pelan kepala Olive " ehh, murid baru. Sopan dikit kek ke gurunya " seru pak Dimas " Ehh, calon pacar deng " ralatnya sambil memberikan senyuman jahil kepada Olive.

Olive tersenyum malu mendengarnya, ia menepuk dada pak Dimas pelan " ihhh, enggak gitu "

Pak Dimas terkekeh pelan. " enggak mau peluk nihh " goda pak Dimas sekali lagi dengan tangan yang ia rentangkan untuk bersiap mendapatkan pelukan dari Olive. Olive yang mendengarnya sekaligus melihatnya lantas memanyunkan bibirnya kembali dengan wajah yang kini telah berubah menjadi merah merona.

" Apaan sihh.. " ucap Olive yang terdengar malu malu lalu membalikan badannya, agar ia tidak berhadapan dengan pak Dimas lagi. " Ohh My God, pingin pingsan "  batin Olive yang memang sekarang badannya jadi panas dingin mendengar semua ucapan pak Dimas.

Pak Dimas lantas tertawa melihat Olive yang salting sendiri, dan Olive selalu saja lupa, kalau pak Dimas bisa mendengarkan apa pun yang Olive ucapkan didalam sana.

Dan dengan secara tiba-tiba, tanpa aba-aba dan persetujuan Olive, pak Dimas langsung menarik kuat tangan Olive, sehingga membuat tubuh Olive menabrak tubuh pak Dimas yang langsung memeluknya. ( OMG korban DOTS banget nihh Author nya )

Olive tersentak atas perlakuan pak Dimas yang serba tiba-tiba ini, ia bingung menjelaskan perasaan yang dia alami saat ini. Olive memejamkan matanya, merasakan hangatnya pelukan pak Dimas serta Aroma badan pak Dimas yang selalu membuatnya merasa tenang dan Damai. Olive tersenyum bahagia lalu membalas pelukan pak Dimas.

" kalau mau pingsan disini aja " ucap pak Dimas sambil terus memeluk tubuh Olive.

Olive tertawa kecil mendengar nya " I Love You kak " ucap Olive akhirnya.

" Love you too " balas pak Dimas

Tiba-tiba munculah sebuah lagu This Love_ Davichi / Always_ yoon mi rae soundtrack Dots. ( abaikan aja ya )

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang