03.

11.2K 536 16
                                    

Selesai mengobati luka kecil Olive, pak Dimas langsung mengemas kembali obat obatan nya dan meletakan kembali di tempatnya.

" udah selesai, sekarang kamu balik kekelas ya " suruhnya.

Olive mengangguk kecil, tapi sebelum ia pergi, sebaiknya ia menanyakan sesuatu.
" pak, kenapa sih bapak baik dengan saya, padahal kemarin saya sama temen-temen saya ngerjain bapak " tanya Olive ragu-ragu begitu mata pak Dimas langsung mengarah kearah nya.

Pak Dimas tersenyum, ia mendekatkan wajahnya kearah wajah Olive, yang lantas detik itu juga membuat mata Olive melebar dan kesulitan bernafas dibuatnya, apalagi disaat ia menatap mata coklat pak Dimas sedekat ini yang cukup membuatnya berdebar tak karuan sekarang.

" karena kamu.. murid saya " ucap pak Dimas pelan lalu menarik wajahnya kembali.
" guru mana yang membiarkan muridnya terluka, enggak ada Olive "

Olive tersenyum, ternyata pak Dimas tidak seperti apa yang ia pikirkan selama ini, tapi disisi lain ia juga bingung? Apakah pak Dimas bersikap sama kepada semua murid. Padahal Jelas-jelas pak Dimas bisa dikatagorikan sebagai guru killer.

" pak, Mau tanya lagi boleh " ternyata Olive belum puas atas jawaban pak Dimas, ia bahkan ingin jawaban yang lebih dari yang diucapakan pak Dimas.

Pak Dimas melirik jam tangan hitam yang ia kenakan lalu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Olive " Tidak.. sebaiknya kamu kembali kekelas sekarang, kamu udah bisa jalan kan?, atau perlu saya gendong lagi? " goda pak Dimas

Olive menghela nafas sesal, kenapa pak Dimas tak mau mendengar dulu_ pertanyaan darinya. " huftt.. ya sudahlah, Makasih ya pak " Olive beranjak dari ranjang UKS itu, lalu pergi setelah mendapatkan anggukan plus senyuman manis Pak Dimas.

" bisa serangan jantung kalau gue dekat pak Dimas terus " batin Olive yang terus memegang dadanya itu.

*
Sebelum masuk kedalam kelasnya, Olive mengintip terlebih dahulu lewat Lobang kunci yang terarah langsung kearah meja guru. Ia bernafas Lega_ ternyata bu Erna, sudah tidak ada lagi dikelasnya.

Ketika Olive membuka pintu, keadaan yang awalnya Ribut, tiba-tiba menjadi hening seketika. Semua mata menatapnya tegang lalu kemudian bernafas lega, ternyata yang mereka pikir adalah pak Broto, itu adalah Olive,

" woyy darimana aja lo liv " tanya Agung

" Kepo " jawab Olive lalu melanjutkan langkahnya menujuh kedua sahabatnya.

" huuuu, gue nanya tu karena gue peduli, soalnya lo tadi di Alpa sama bu Erna "

Olive mendelik, ia menoleh kearah jedua sahabatnya " serius " ucap Olive khawatir kepada kedua sahabatnya itu dan hanya dijawab mereka dengan anggukan.

Olive mendesah kesal, lalu menyenderkan badanya disenderan kursi, yang tak lama kemudian ia tanpa sadar tersenyum lagi, ketika mengingat senyuman pak Dimas waktu di UKS tadi, yang cukup membuat Olive terserang penyakit diabetes jika harus terus melihatnya.

Dini yang melihatnya temanya senyum-senyum sendiri, lantas menaruh curiga yang mendalam, ia menyenggol lengan Olive.
" wahh, enggak biasanya lo kaya gini, pasti ada sesuatu yang terjadi sama lo, dan gue heran? Kenapa lo masuknya lama banget " ucap Dini layaknya penyelidik.

" ia nihh, kaya nya ada sesuatu yang terjadi " timpal Nadia.

Olive salah tingkah sendiri lalu untuk menghilangkannya ia pun tertawa garing " apaan sih kalian, gue enggak papa lagi " jawabnya.

Terlihat muka yang tak percaya di wajahnya Nadia dan Dini, mereka terus menatap Olive, karena mereka pikir? Pasti ada yang disembunyikan dari Olive.

Dear.  Pak DIMAS ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang