Part 6

96 40 5
                                    

Tak terasa mentari pagi kini datang kembali. Semalaman semua cemas akan keberadaan Langit. Langit tidak bisa dihubungi. Cuaca buruk, ditambah dengan medan yang terjal, licin, dan berbahaya, menjadi halangan untuk mencari Langit.

"Kita berpencar buat cari Langit!" Seru Daniel.

"Oh iya, gelang Elina?" Tanya Daniel seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Hmmm belum, gelangnya belum ketemu" Ucap Adel.

"Ya udah sekalian kita cari aja gelangnya!" Seru Indra.

Akhirnya mereka pergi untuk mencari Langit sekaligus mencari gelang Elina yang hilang itu.

***

POV Langit

Entah apa yang mendorongku sampai ke sini. Ada satu hal yang menjebakku di sini. Namun aku sendiri tidak tahu apa itu. Kenapa seorang pria sepertiku bisa seperti ini hanya karena seorang wanita yang menangis kehilangan sebuah gelang peninggalan ibunya.

"Gue harus nyari itu gelang kemana lagi?!" Ucap Langit frustasi.

Baju yang kini aku kenakan sudah tak nampak lagi keindahan warnanya. Sama sepertiku jika aku mengingat ibuku, seseorang yang benar-benar aku rindukan namun aku tak tahu keberadaannya.

Aku meraba saku celana yang kukenakan dan menemukan handphone dalam keadaan mati.

Tunggu.
Ada hal lain di dalam saku.
Aku merogoh kembali saku tadi, dan menemukan sesuatu seperti gelang.

Kuamati gelang itu.
"Warna coklat kayu, ada simbol bulan sama bintang?" Gumamku.

"Oh! Ini gelang milik Elina?"

Jujur saja. Ini bukan gelang milikku. Aku menemukan aksesoris ini saat kami berjalan menuju tempat perkemahan kemarin.

"Apa benar ini milik Elina? Terus buat apa gue cari ke sini?"

Aku segera berlari menyusuri hutan kembali. Aku harus memberitahu semua, terutama Elina.

"Kasihan Elina. Elina, tunggu gue.."

*****

POV AUTHOR

Pakaian yang sudah lusuh, basah terkena hujan, lalu kembali kering diselimuti rasa dingin.
Langit berjalan cepat, rasanya dia ingin segera memberikan gelang itu pada pemiliknya.

Dari arah berlawanan, terlihat Indra yang sedang mencari keberadaan Langit. Ia langsung menyerukan nama Langit saat matanya menangkap sosok itu.

"Langit!" Seru Indra dari kejauhan. Indra berlari menghampiri Langit.

Langit menoleh.
"Indra! Gue udah nemuin gelangnya si Elina!" Kata Langit.

Indra melongo tidak percaya. Padahal keadaan fisiknya sudah kotor, namun Langit masih memikirkan gelang milik Elina.
Terlebih Elina bukan siapa-siapa Langit.

Langit mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Elina.
"Indra, Elina dimana?" Tanya Langit.

"Kita nyariin lo. Kenapa lo ga bisa dihubungin, sih? Elina juga lagi mencar nyari lo." Jawab Indra.
"Hp gue mati. Ya udah kita sekarang balik ke tenda. Bilang ke yang lain, suruh kumpul lagi!" Ucap Langit.

Mereka lantas pergi menuju tenda mereka dibangun.

Masih tersisa tetesan embun bekas hujan semalam. Membuat baju yang mereka kenakan sedikit basah.

Di kawasan tenda mereka, ternyata sudah ada Geeta dan Daniel. Mereka menatap Langit cemas.

"Langit! Lo dari mana aja?" Tanya Daniel.
"Gue udah nemuin gelang Elina!"
"Ya ampun Langit. Sampai segitunya?" Tanya Geeta tidak percaya.

Cinta dalam PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang