Part 9

62 34 3
                                    

Matahari mulai tenggelam. Menenggelamkan sinarnya, bagai lampu yang mulai redup dan meninggalkan kegelapan malam.

Seorang wanita terlihat sedang berjalan sendirian di trotoar, dipinggir ramainya kemacetan lalu lintas. Sambil bersenandung sedih, Marsya kembali teringat akan keberadaan temannya, Geeta.

Ditengah kesibukan kakinya berjalan, anggota tubuhnya yang lain mengalami kehausan.
Sejenak dia melihat ada kedai minuman, tak ada salahnya kalau dia membeli minum terlebih dahulu.

Marsya masuk dan memesan sebuah jus. Dia melirik keadaan kedai, tatapannya terhenti pada seseorang diujung ruangan.

"Kayak familiar. Siapa ya?" Tanya Marsya pada dirinya sendiri.

Setelah menerima pesanan, Marsya memutuskan untuk menghampiri seseorang yang sedari tadi menelungkupkan wajahnya pada kedua tangannya.

Marsya terkesiap, siapa yang tak kenal dengan jam tangan hello kitty itu? Itu milik Geeta seorang.

Marsya lantas berjalan lebih dekat.
"Geeta?" Tanya Marsya hati-hati.

Si pemilik nama terlihat sedikit tegang dan mulai menampakkan wajahnya.
"Ya ampun Geeta!!"

"Marsya, lo ngapain disini?" Tanya Geeta lemah dengan wajahnya yang kusut. Tak lupa mata bengkak itu yang terlihat jelas akibat menangis.

"Gue yang harusnya nanya, lo ngapain disini? Lo gapapa? Lo udah makan? Kita khawatir.."
"Gue kabur dari rumah.."
"Kabur? Ngapain? Bentar, gue kasih tau yang lain dulu.."

Marsya lantas bangkit dan mengeluarkan ponselnya.
Menelepon kedua temannya yang pasti sedang mencari keberadaan Geeta.

"Halo?" Ucap suara disebrang telepon sana.
"Halo Adel? Gue udah ketemu Geeta.."
"Hah? Dimana? Serius udah ketemu?" Jawabnya sedikit teriak karena kerusuhan lalu lintas yang terdengar ricuh.

"Iyaa gue serius. Sekarang mending lo kesini. Geeta udah kacau banget. Gue di kedai minuman, pinggir toko baju Elephant.."
"Iyaa iyaa. Gue sama yang lain kesana sekarang. Lo tungguin disitu, jangan kemana-mana!"

Tutttt..
Telepon terputus, tidak menunggu detik berikutnya Adel langsung memberitahu Gilang yang sedang serius mengendara.

"Lang, Geeta udah ketemu,, kita langsung aja ke kedai minuman, deket toko baju Elephant daerah balai kota itu loh.. tau kan!! Ayo cepet!"
"Haah! Lo gila ya! Mendingan lo turun deh!" Nada bicara Gilang yang ga kalem sontak membuat Adel terkejut, bukannya senang mendapat informasi bahwa Geeta sudah ketemu dia malah terlihat kesal.

Tak lama motor yang Gilang kendarai menyisi ke pinggir jalan yang lumayan ramai. Disusul dengan pukulan yang mendarat tepat di punggung Gilang.

"Lo yang gila! Ngapain lo nyisi!"
Bentak Adel dengan senyum jengkelnya.
"Gile ya ni cewe! Turun ga!" Perintah Gilang tak sabaran.
"Oke gue turun tapi apa masalahnya?! Kenapa gue harus turun"

Gilang hanya menunjukkan gigi yang di anggapnya putih itu. Sebelum akhirnya berkata "Lo pikir aja dah sendiri"

Mesin motornya kembali Gilang nyalakan. Namun dengan kencang, Adel menarik jaket cokelat yang Gilang kenakan itu.

"Heh lo mau kemana kok gue di tinggal?!!"

"Siapa peduli lo ditinggal! Lagian lo tuh, masa di situasi kaya gini lo pake acara mau liat gajah dulu! Lo pikir gue bego apa, gue tau apa artinya omongan lo tadi .. gue fasih kalo urusan bahasa inggris, elephant kan artinya gajah!!" Teriak Gilang berusaha untuk terdengar di tengah kebisingan kota.

"Ngapain lo ketawa!" Lanjut Gilang saat melihat reaksi Adel yang tertawa sampai memegang perutnya.

"Lo tuh yang bego! Hahahaha.." Lirih Adel lemas karena tenaganya telah terkuras oleh tawa yang tak bisa dihentikannya.

Cinta dalam PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang