Part 20

67 23 4
                                    

'Happy birthday to you,, happy birthday to you,, happy birthday happy birthday,, happy birthday to you...'

Nyanyian itu menggema di ruang tengah rumah Alwan.
Alwan yang kala itu baru saja tiba di rumah, dikejutkan dengan surprise yang teman-temannya berikan. Brownies dengan taburan keju dan kacang mete berserta kismis, menjadi latar menarik bagi si lilin angka 17 yang ujungnya menyala itu.

Saat Alwan hendak meniup api itu..
"Woyy,, kalem broo.. make a wish dulu napa!" Bolu yang dibawa Gilang ditarik kembali untuk menghindari tiupan Alwan.

"Ohiya gue lupa" Kata Alwan cengengesan.

Bukan hanya teman-temannya saja yang menyaksikan saat Alwan tiup lilin. Keluarga Alwan pun ada dan turut menyaksikanmya. Orangtuanya, adik perempuannya, sampai bi Ijah, pembantu rumah tangga di rumah itu.

"Alwan, lo ikut gue sekarang!" Perintah Langit.

Alwan mengikuti langkah Langit yang sudah mendahuluinya.

"Ngapain ke sini?" Tanya Alwan saat mengetahui tempat yang Langit maksud adalah kolam renang yang berada di halaman belakang rumah Alwan.

"Nyalain dulu kali lampunya" Kata Alwan saat mendapati halaman belakang rumahnya yang gelap.

Saat itu Alwan tak mendengar suara teman-temannya lagi, padahal sudah jelas teman-temannya itu mengikutinya di belakang, ditambah Langit yang memimpin mereka di depan. Namun kini hanya suara langkah kaki yang terdengar.

Alwan membelokkan langkahnya dan menghampiri saklar lampu. Menyalakan lampu, dan...

'Happy birthday to you,, happy birthday to you,, happy birthday happy birthday,, happy birthday to you...'

Lagi-lagi kejutan ulangtahun diberikan untuk Alwan. Lain dengan yang tadi. Sekarang seorang gadis tinggi dengan badan berisi dan rambut hitam panjangnya yang dikepang satu, tengah berdiri memegang bolu dengan lilin di atasnya. Bernyanyi dengan senyuman yang terus mengembang.

Gaun kuning selutut dengan pita cukup besar di bagian lengan atas beserta flat shoes coklat yang dikenakannnya, berhasil membuat perhatian Alwan teralihkan.

Semua benar-benar kejutan. Alwan merasa bahagia dan tak percaya akan apa yang tengah ia lihat sekarang.

Semua keluarganya, teman-temannya, dan Adel ada di situ. Dikorasi sekitar kolam renang yang diatur sedemikian rupa membuat Alwan tak habis pikir. Entah sejak kapan persiapan ini dilakukan.

"Ayo Alwan sini! Tiup lilinnya!" Ujar Adel yang ada di sebrang kolam renang sana.

Alwan berjalan dan kemudian..
'Byurrrrrrrr'
Alwan terjatuh karena ada yang mendorongnya dari belakang.

"Kita tau, lo belum mandi... jadi sorry aja yaa" Teriak Geeta diikuti dengan cengiran Marsya dan Elina di belakangnya.

Terlihat raut wajah kesal Alwan. Namun semua seakan menikmati raut wajah yang tengah kekesalan itu, buktinya semua menertawai Alwan yang kini hidungnya terlihat sangat merah.

"Terus gimana caranya gue buat tiup lilin?" Teriak Alwan kesal.

"Ya lo naik lah!" Balas Geeta.
"Adel! Lo aja yang turun ke sini!" Alwan kembali berteriak tapi sekarang tak lagi menunjukkan raut wajah kesalnya, yang terlihat hanyalah cengiran menjijikannya.

"Gila lo ya! Ga ngehargain banget! Lo tau, gue tuh ga suka pake kek beginian tapi temen-temen lo yang maksa gue, kalo sekarang gue masuk ke kolam, buat apa gue dandan! Oh jangan-jangan lo mau liat daleman gue ya,, sebagai kado buat lo!!" Cerocos Adel sewot.

"Bawel dasar.." Omel Geeta dan Gilang barengan.

"Heh Del, siapa yang maksa lo? Temen-temen gue kan bukan gue! Jadi jangan ngambek gitu dong! Denger ya menurut gue, tanpa harus berpenampilan kaya gini, lo udah punya aura lo sendiri! Jadi lo jangan cari aura lain kalo lo nya sendiri ga nyaman" Kata Alwan.

Cinta dalam PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang