Part 19

55 21 2
                                    

Secercah sinar mentari pagi yang menghangatkan tubuh, kini masuk melalui celah jendela kamar Geeta yang sedikit terbuka. Terasa hangatnya. Terasa silaunya. Membuat gadis yang lumayan kebluk ini terbangun dari tidur lelapnya semalam.

Jam dinding di kamarnya rusak. Jam weker yang ada di mejanya juga habis baterai. Untuk itu dia selalu mengecek ponselnya setelah bangun tidur.

"Jam.. 06.30.." Ucap Geeta seraya merengangkan otot-ototnya.

Tak lama ponselnya berdering cukup kencang.
Terpampang nama seseorang di layar ponselnya.
'Gilang'

"Huh, Gilang?" Lirihnya dengan pandangan mata yang menyipit ke arah layar ponselnya.

Setelah menekan tombol warna hijau, Geeta meletakkan ponselnya tepat pada telinganya.

"Hallo! Ada apa?" Kata Geeta ketus.
"Hallo Geeta"
"Iya hallo, ada apa?"
"Geeta lo sekolah jam sembilan kan? Gue tau dari Adel,, rencananya gue mau anterin lo sekolah berhubung gue lagi libur" Jelas Gilang sembari cengengesan.

"Maaf gue ga bisa"
"Tapi Geeta, gue udah ada di depan rumah lo.." Nada bicara yang sedikit direndahkan menandakan bahwa Gilang merasa kecewa.

'Hadeuh ni orang maunya apa coba! Pagi-pagi gini bikin mood orang turun aja! Sepagi ini dia udah stuck di depan rumah gue, buset deh tu orang' Gerutu Geeta.

"Lo, nyebelin banget sih lang! Kenapa lo baru tanya, kalo lo udah ada di sini! Lo oon apa gimana sih!!" Kata Geeta kesal.

"Berarti lo mau?"

'Euh ni cowok!!'
Geeta melempar bantal dengan keras ke arah pintu kamarnya.

"Geeta plis lo mau yaa.." Mohon Gilang, saat merasa bahwa dirinya tak mendengar suara Geeta lagi di ujung telfon sana.

"Gue mau mandi!" Geram Geeta.
"Gue tunggu..." Ucap Gilang terhenti saat mengetahui bahwa telfonnya terputus.
Tuut.. tuut.. tuut...tuut

"Pertama dia bilang gue cewek gila, kedua dia perhatian banget sama gue, ketiga katanya dia rela putusin pacarnya karena gue, dan sekarang apa-apaan ini!" Gerutu Geeta saat tubuhnya mulai basah diguyur shower.

Selesai bersiap-siap, Geeta menghampiri ibunya di dapur.
Memeluk ibunya dari belakang dengan penuh kasih sayang.

"Eh Geeta, sana makan.. ibu udah masakin makanan kesukaan kamu!"
"Oh, iya.. dari tadi Gilang nunggu kamu di depan, jadi ibu suruh masuk deh, lumayan bisa ikut makan juga kan!" Lanjut sang ibu.

Geeta dibuat terkejut olehnya. Bukan hanya terkejut, Geeta juga nampak kesal, terlihat dari tangganya yang kini mulai terkepal.

"Hai, Geeta!" Sapa Gilang saat melihat Geeta yang sedang berjalan ke arah meja makan.

'Jijik' rutuk Geeta.
"Cieee kak Geeta!" Semua adiknya menyoraki Geeta.

"Cie-cie-cie mulu,, ga akan makan!" Ucap Geeta seraya duduk di kursi sebelah Gilang.

"Kak Geeta, kakak itu pacarnya kak Geeta ya?" Tanya polos Cinta.

Geeta kemudian tertawa sejadi-jadinya.
"Kok malah ketawa?" Cinta dibuat terheran-heran.

"Apa seorang wanita dan seorang pria jika bersama berarti pacaran? Engga adik-adikku sayang, kakak ini namanya Kak Gilang, dia itu temen kakak, ya mungkin bisa dibilang sahabat, gak lebih kok!" Jelas Geeta dengan sisa suara tawanya.

Penjelasan Geeta tak mampu membuat adik-adik Geeta berhenti menyorakinya.
Ayahnya Geeta juga terkadang ikut menyoraki putri sulungnya itu. Baru pertama kali ada lelaki yang setia menunggu Geeta di luar. Sebelum Geeta sampai di meja makan, Gilang sudah bercerita panjang lebar tentang Geeta dan tentang perasaannya terhadap Geeta.

Cinta dalam PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang