Spesial Adel dan Alwan...
****
Hari ini adalah hari dimana Adel dan Alwan diundang ke acara ulangtahunnya kedai mistis. Walaupun sebenarnya mereka tidak ingin menghadiri acara tersebut, tapi mereka masih menghargai panitia acara yang telah mengundang mereka.
Mereka berangkat bersama dengan menggunakan mobil milik Adel. Karena seperti biasa, mobil Alwan dipinjam oleh Daniel. Daniel sedang sibuk mempersiapkan hal lain dengan Marsya.
Setelah mobil Adel terparkir di depan rumah Alwan, ibunya Alwan yang sedang berada di luar rumah langsung menyambut Adel dengan hangat.
"Nak Adel yah?" Tanya Ibunya Alwan.
Adel mengangguk seraya mencium tangan beliau. "Iya tante. Tante apa kabar?"
"Baik nak. Kamu sendiri kemana aja, kok ga pernah main ke rumah lagi?" Tanya Ibunya Alwan.
"Maaf tante, kemaren-kemaren kan sibuk sama ujian jadi ga sempat mampir ke sini." Adel tersenyum hangat.
"Dimanapun kamu berada, tante selalu mendoakan yang terbaik buat kamu sama Alwan. Tante tau kamu tuh cinta pertama Alwan, tante harap kalian bakal selalu bersama dalam keadaan apapun. Alwan tuh ga mudah jatuh cinta, dan sekalinya jatuh cinta ya sama kamu." Tutur Ibunya Alwan dengan mata yang berbinar.
Saat melihat Alwan yang sudah berdiri di belakangnya, Ibunya Alwan sontak terkejut. "Eh kamu udah ada di sini ternyata. Yasudah kalian hati-hati ya."
Setelah berpamitan, mereka segera pergi menuju kedai mistis. Adel yang mengambil alih kemudinya.
Keheningan menemani mereka selama perjalanan. Tanpa memulai pembicaraan, Adel langsung saja menyalakan radio di mobilnya dengan volume sangat kencang.
Alwan berdecak kesal karena volume radio nya terlalu kencang. Hal yang Alwan lakukan selanjutnya adalah menyumpal telinganya dengan headset.
Adel merasa kesal saat melihat itu. Segeralah Adel tarik headset yang menggantung di telinga Alwan. Sampai Alwan menoleh ke arahnya.
"Apaan sih lo!" Bentak Alwan.
Adel langsung menyisikan mobilnya yang tengah melaju kencang itu. "Lo yang apaan Alwan!" Balas Adel membentak.
"Oke, emang gue kenapa?" Tanya Alwan pelan.
"Lo diem terus dari tadi, muka lo juga datar terus, lempeng kaya jalan tol. Kenapa sih lo jadi kaya gini? Lo kaya ngehindarin gue. Gue pikir kita bakal baik-baik aja setelah balik dari pulau tidung. Ternyata dugaan gue salah." Jawab Adel panjang lebar.
Seketika Alwan mengalihkan pandangannya dari Adel. Alwan tak mau menatap sepasang mata milik Adel yang selalu membuatnya jatuh berulang kali ke dalamnya.
"Ayo maju. Ngapain berhenti di sini." Kata Alwan sembari melihat keluar jendela.
"Alwan, please!" Mohon Adel dengan mata yang kini mulai berair.
Rintik air hujan kini mulai berjatuhan mengenai kaca mobil. Namun, Alwan masih diam seribu bahasa.
"Alwan, lo masih ga mau ngomong juga? Jadi ini cara lo hargain cewek?" Adel tak sabaran.
Alwan menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu, kemudian memberanikan diri memandang kedua mata Adel. "Tapi gue gak mau bahas ini, Del."
"Kalau lo ga mau bahas ini.. " Adel menggantungkan kalimatnya.
"Jangan berubah. Tetaplah jadi Alwan yang gue kenal." Lanjut Adel berbarengan dengan air mata yang mulai berjatuhan melintasi pipi.
"Gue tau, kalau gue selalu bikin lo hati sakit. Gue tau gimana perjuangan lo buat dapetin balasan dari gue. Waktu itu, lo juga tau kalo gue suka sama Daniel tapi lo ga pernah nyerah gitu aja. Sayangnya hati gue belum bisa nerima lo. Gue tau pasti itu menyakitkan buat lo. Lo cinta gue tapi gue cuman punya rasa kasian sama lo. Gue bener-bener minta maaf. Tapi apa lo ga bisa kasih kesempatan lagi buat gue? Karena gue sayang sama lo, Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam Persegi
RandomPerasaan cinta tulus terpaksa harus terhalang oleh kehadiran cinta lain, membentuk susunan cinta dalam sebuah persegi. Untuk bisa keluar dari dalam persegi itu, mereka harus bekerja ekstra dalam membaca perasaan orang lain. Bahkan harus mengorbankan...